Deskripsi Pelaksanaan Penelitian DATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN

47 Tabel 4.5 Klasifikasi prosentase percobaan berdasarkan kategori SMA St Yosep Kalabahi No Percobaan Prosentase hasil akhir Kategori 1 Alat ukur 22,4 Kurang lengkap 2 GLB 5,78 Sangat tidak lengkap 3 GLBB 14 Sangat tidak lengkap 4 GMB 27,2 Kurang lengkap 5 Hukum Newton II 13 Sangat tidak lengkap 6 Koefisien gesekan 21,33 Kurang lengkap 7 Hooke 43 Cukup 8 Usaha pada Pegas 31 Kurang lengkap 9 Momentum dan Tumbukan 14 Sangat tidak lengkap 10 Titik Berat 22,28 Kurang lengkap 11 Archimedes 40 Kurang Lengkap Tabel 4.6 Klasifikasi kelengkapan alat laboratorium fisika SMA St Yosep Kalabahi No Interval Jumlah Keterangan 1 81 - 100 Sangat lengkap 2 61 - 80 Lengkap 3 41 - 60 1 Cukup 4 21 - 40 6 Kurang lengkap 5 0 - 20 4 Sangat tidak lengkap Berdasarkan tabel 4.5 dan 4.6 dapat dilihat bahwa kelengkapan alat laboratorium SMA St Yosep berada pada kategori kurang lengkap. Dari hasil analisis 11 percobaan, terdapat percobaan yang dapat berjalan dan percobaan yang belum dapat berjalan. Percobaan yang dapat berjalan seperti alat ukur, Hooke, dan Archimedes. Sedangkan percobaan yang belum dapat berjalan dikarenakan tidak memiliki alat yang keberadaanya tidak dapat digantikan dalam percobaan seperti GLB, GLBB, GMB, Hukum Newton II, koefisien gesekan, usaha pada pegas, dan momentum 48 tumbukan. Sama halnya dengan SMA Kristen 01 dan 02 untuk percobaan titik berat meskipun memiliki nilai prosentase yang rendah namun percobaan titik berat dapat berjalan dikarenakan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan dapat digantikan.

2. Tingkat Penggunaan Alat Laboratorium Fisika

Data mengenai tingkat penggunan alat laboratorium diperoleh dari wawancara guru dan peserta didik serta studi dokumen untuk memastikan ada atau tidaknya praktikum. a. SMA Kristen 01 Kalabahi Berdasarkan data hasil wawancara pada guru fisika SMA Kristen 01 Kalabahi lihat lampiran no.14 yang mempunyai jabatan sebagai kepala laboratorium fisika dan guru fisika yang mengajarkan fisika untuk kelas X1, X2, X3, XI IPA 1 dan XII IPA3 mengatakan bahwa untuk model pembelajaran dengan inqury ia belum menerapkan dan lebih banyak menerapkan model pembelajaran langsung. Sedangkan untuk metode praktikum pernah diterapkan beberapa kali di laboratorium. Hal ini dikarenakan beberapa kendala yakni, laboratorium fisika di sekolah baru mempunyai ruang laboratorium sendiri, karena sebelumnya digabung dengan laboratorium kimia sehingga perlu waktu untuk memindahkan dan merapikan alat laboratorium, selain itu alat laboratorium fisika juga masih terbatas untuk praktikum sehingga penggunan laboratorium belum maksimal, selain itu kemampuan peserta didik juga masih rendah. Materi mekanika untuk kelas X belum ada yang dipraktekan tetapi untuk kelas XI IPA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI