48
tumbukan. Sama halnya dengan SMA Kristen 01 dan 02 untuk percobaan titik berat meskipun memiliki nilai prosentase yang rendah namun percobaan titik
berat dapat berjalan dikarenakan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan dapat digantikan.
2. Tingkat Penggunaan Alat Laboratorium Fisika
Data mengenai tingkat penggunan alat laboratorium diperoleh dari wawancara guru dan peserta didik serta studi dokumen untuk memastikan ada
atau tidaknya praktikum.
a. SMA Kristen 01 Kalabahi
Berdasarkan data hasil wawancara pada guru fisika SMA Kristen 01 Kalabahi lihat lampiran no.14 yang mempunyai jabatan sebagai kepala
laboratorium fisika dan guru fisika yang mengajarkan fisika untuk kelas X1, X2, X3, XI IPA 1 dan XII IPA3 mengatakan bahwa untuk model pembelajaran
dengan inqury ia belum menerapkan dan lebih banyak menerapkan model pembelajaran langsung. Sedangkan untuk metode praktikum pernah diterapkan
beberapa kali di laboratorium. Hal ini dikarenakan beberapa kendala yakni, laboratorium fisika di sekolah baru mempunyai ruang laboratorium sendiri, karena
sebelumnya digabung dengan laboratorium kimia sehingga perlu waktu untuk memindahkan dan merapikan alat laboratorium, selain itu alat laboratorium fisika
juga masih terbatas untuk praktikum sehingga penggunan laboratorium belum maksimal, selain itu kemampuan peserta didik juga masih rendah. Materi
mekanika untuk kelas X belum ada yang dipraktekan tetapi untuk kelas XI IPA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
sudah dipraktekan yakni mengenai percobaan Archimedes. Pernyataan mengenai adanya praktikum mekanika mengenai Archimedes dapat dibenarkan dengan
adanya jadwal praktikum dan LKS untuk peserta didik yang diketahui melalui studi dokumen lihat lampiran no. 21.
Dari hasil wawancara peserta didik kelas X2, X3 dan XI IPA1 lihat lampiran no.17 diketahui bahwa laboratorium fisika di SMA Kristen 01 memang
baru ada ruangan sendiri dan baru digunakan. Untuk kelas X2 dan X3 sudah pernah melakukan praktikum di laboratorium mengenai pemuian zat, tetapi untuk
materi mekanika belum ada praktek, sedangkan kelas XI IPA1 sudah pernah praktek di laboratorium mengenai Archimedes. Pada saat praktikum di
laboratorium guru melaksanakan pembelajaran dengan membagi kelompok dan LKS kemudian memberi penjelasan mengenai praktikum.
Hasil wawancara dari guru dan peserta didik dapat diketahui bahwa tingkat penggunaan laboratorium fisika di sekolah masih rendah dikarenakan
beberapa hal yakni laboratorium yang ruang laboratorium masih baru, peralatan laboraorium fisika masih kurang sehingga perlu dilengkapi dan kemampuan
peserta didik masih rendah.
b. SMA Kristen 02 Kalabahi
Bedasarkan data hasil wawancara guru fisika SMA Kristen 02 Kalabahi lihat lampiran no.15 yang mengajarkan fisika di kelas X dan XI IPA
mengatakan bahwa ia pernah menerapkan model inqury tetapi tidak selalu dan kebanyakan menggunakan metode demontrasi dalam pembelajaran. Untuk
50
demontrasi guru fisika memanfaatkan fasilitas laboratorium fisika sekolah. Mengenai metode praktikum masih jarang untuk diterapkan, untuk kelas X belum
ada praktikum termasuk materi mekanika sedangkan untuk kelas XI IPA sudah melaksanakan satu kali praktikum mengenai Hooke dan elastisitas pegas.
Pernyataan dari guru dapat dibenarkan karena dari hasil studi dokumen, RPP guru berisi LKS untuk percobaan Hooke lihat lampiran 21. Adapun kendala yang
menyebabkan praktikum tidak dijalankan yaitu, rata – rata peserta didik yang
bersekolah di SMA Kristen 02 merantau kekota dan tinggal bersama walipengampu lalu bersekolah sehingga untuk mencari waktu masih sulit, alat
laboratorium masih terbatas, selain itu karena kemampuan peserta didik masih rendah, serta banyaknya kegiatan dinas dan sekolah.
Hasil wawacara peserta didik kelas X dan XI IPA lihat lampiran no.18 diketahui bahwa guru fisika memang sering melakukan pembelajaran
dengan demontrasi. Untuk kelas X guru fisika biasanya melakukan demonstrasi di kelas untuk percobaan alt ukur mikrometer skrup dan jangka sorong tetapi
belum melakukan praktikum di laboratorium. Sedangkan untuk kelas XI IPA sudah pernah melaksanakan percobaan mengenai elastisitas. Pembelajaran yang
dilakukan guru saat demontrasi adalah dengan memberi penjelasan dan mendemontrasikan alat. Sedangkan pembelajaran dengan percobaan di
laboratorium yakni dengan membagi kelompok, LKS dan memberi penjelasan. Tidak ada jadwal praktikum untuk fisika, hanya informasi dari guru apabila akan
praktikum. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Dari hasi wawacara guru fisika dan peserta didik kelas X dan XI IPA dapat diketahui bahwa tingkat penggunaan laboratorium fisika di sekolah masih
rendah.
c. SMA St Yosep Kalabahi
SMA St Yosep memiliki 2 guru fisika yakni, guru fisika kelas X dan kelas XI IPA. Berdasarkan hasil wawancara untuk 2 guru fisika lihat lampiran
no.16, guru fisika kelas X mengatakan bahwa ia belum menerapkan model pembelajaran inqury dan mengenai metode praktikum belum diterapkan untuk
semester ini. Adapun kendala yang menyebabkan tidak ada praktek untuk kelas X dikarenakan laboratorium fisika di sekolah baru memiliki ruang sendiri karena
sebelumnya digabung dengan laboratorium kimia dan biologi sehingga perlu waktu untuk memindahkan dan merapikan perlengkapan laboratorium, selain itu
alat laboratorium juga masih kurang. Sedangkan guru fisika kelas XI IPA mengatakan belum menggunakan model inqury kerena lebih menyukai model
koperatif dengan metode diskusi kelompok. Untuk praktiktum sudah pernah dilakukan di laboratorium mengenai percobaan Archimedes dengan model
pembelajaran langsung. Melalui studi dokumen pernyataan guru mengenai percobaan Archimedes dapat dibenarkan dengan adanya LKS peserta didik yang
menunjukan adanya praktikum Lihat lampiran no. 22. Adapun kedala yang dialami guru yakni waktu belajar kurang cukup untuk fisika, kemampuan peserta
didik dan terbatasnya alat laboratorium fisika. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Dari hasil wawancara peserta didik kelas X dan XI IPA lihat lampiran no. 19, dapat diketahui bahwa peserta didik kelas X belum pernah
melakukan praktikum di laboratorium ataupun demontrasi di kelas dengan memanfaatkan fasilitas alat laboratorium, sedangkan untuk kelas XI IPA pernah
melaksanakan praktikum mengenai elastisitas dan Archimedes. Namun berdasarkan hasil studi dokumen guru hanya melaksanakan percobaan mengenai
Archimedes, sehingga mengenai adanya percobaan elastisitas pegas belum dapat dibenarkan. Pembelajaran yang dilakukan guru saat praktek di laboratorium sama
dengan guru yang lain yakni dengan membagi kelompok, LKS dan memberi penjelasan. Tidak ada jadwal untuk praktikum di laboratorium, guru hanya
memberikan informasi. Dari hasil wawacara guru dan peserta didik dapat diketahui bahwa
tingkat penggunaan alat laboratorium di SMA St Yosep masih rendah dikarenakan ruang laboratorium yang baru dan alat laboratorium yang masih terbatas.
3. Pemahaman guru fisika mengenai penggunaan alat
Menurut Guru fisika SMA Kristen 01 Kalabahi memang praktikum itu penting untuk fisika tetapi saat peserta didik menghadapi ujian nasional tidak
ditanyakan tentang praktek, sehingga untuk fisika tidak perlu semua materi dipraktekan, hanya yang penting saja. Guru fisika SMA Kristen 01 mengatakan
bahwa ia masih mengerti mengenai penggunaan alat laboratorium dikarenakan alat laboratorium yang tersedia masih lama, apabila terdapat alat yang baru
mungkin harus dipelajari.
53
Guru fisika SMA Kristen 02 Kalabahi mengatakan bahwa praktikum untuk fisika memang penting tetapi melihat rata-rata peserta didik yang tinggal
bersama pengampuwali mencari waku untuk praktikum masih sulit. Ia juga mengatakan bahwa masih mengalami kesulitan menggunakan alat laboratorium
yakni ticker timer untuk percobaan gerak lurus.
Guru fisika SMA St Yoseph Kalabahi untuk kelas X berpendapat sama dengan guru fisika SMA Kristen 01, orientasi pembelajaran fisika lebih ke UN.
Sedangkan guru fisika kelas XI IPA mengatakan bahwa praktikum itu penting karena membantu peserta didik untuk memahami konsep. Adapun kedua guru ini
mengatakan bahwa dari alat laboratorium yang tersedia masih mengerti cara
penggunaan kecuali terdapat alat yang baru, sehingga harus dipelajari lagi.
C. Pembahasan
1. Kelengkapan Alat Laboratorium Fisika
Berdasarkan hasil analisis kelengkapan alat laboratorium fisika dalam bidang mekanika untuk 11 percobaan pada 3 SMA di kecamatan Teluk Mutiara,
dapat diketahui bahwa kelengkapan alat laboratorium fisika untuk 3 sekolah, kebanyakan masih kurang lengkap.
Untuk SMA Kristen 01 Kalabahi, percobaan koefisien gesekan, Hooke, Archimedes termasuk kategori cukup lengkap dan percobaan usaha pada pegas
termasuk lengkap sehingga dapat berjalan, namun belum sepenuhnya maksimal. Hal ini dikarenakan masih terdapat alat yang kurang sehingga perlu ditambah,
seperti tali nilon dan papan luncur untuk percobaan koefisien gesekan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI