Pusat Biaya Teknik Engineered Expense Center Pusat Biaya Kebijakan Discretionary Expense Center

yang ada. Kondisi demikian merupakan kebutuhan pokok pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban sebagai realisasi adanya pusat-pusat pertanggungjawaban.

B. Pusat Biaya

Sebagaimana pusat pertanggungjawaban lainya, pusat biaya juga mengkonsumsi masukan dan menghasilkan keluaran. Pusat biaya tidak memiliki kendali atau kekuasaan atas timbulnya penghasilan ataupun penggunaan dana investasi. Dalam pusat biaya, kinerja manajernya diukur berdasarkan biaya karena manajer tersebut memiliki kendali atas terjadinya biaya. Atas dasar karakteristik hubungan antara masukan dan keluarannya, pusat biaya digolongkan menjadi 2, yaitu pusatbiaya teknik dan pusat biaya kebijakan.

1. Pusat Biaya Teknik Engineered Expense Center

Pusat biaya teknik adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya mempunyai hubungan fisik yang erat dan nyata dengan keluaranya. Departemen produksi merupakan contoh pusat biaya teknik. Manajer pusat biaya teknik bertanggunjawab atas efisien dan evektifitas pusat biaya yang dipimpinnya. Efesien pusat biaya teknik dinilai atas dasar hubungan antara masukan dan keluarannya. Menurut Supriyono 2001 : 28, “ alat penilaian efisiensi pusat biaya adalah standar, sedangkan efektivitas pusat biaya teknik dinilai atas dasar kemampuan pusat biaya tersebut dalam mancapai volume produksi yang diharapkan.” Biaya yang sesunggunya terjadi pada ousat biaya ini dibandingkan dengan biaya standarnya, kemudian dihitung dan dianalisis 16 Universitas Sumatera Utara penyimpangan biaya yang terjadi. Analisis penyimpangan biaya yang terjadi harus dipertanggungjawabkan oleh manajer pusat biaya teknik, dengan demikian manajer ini bertanggungjawab untuk menjamin efisiensi pusat biaya yang dipimpinnya.

2. Pusat Biaya Kebijakan Discretionary Expense Center

Pusat biaya kebijakan merupakan pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak mempunyai hubungan fisik yang nyata keluaranya. Pusat biaya ini memiliki keluaran, namun sulit untuk diukur secara kuantitatif. Departemen administrasi dan umum merupakan contoh pusat biaya kebijakan. Efisiensi pusat biaya ini tidak dapat dinilai, karena antara masukan dan keluarannya tidak memiliki hubungan fisik yang nyata. Proses pengendalian pusat biaya kebijakan dimulai dari penyusunan anggaran biaya oleh nmanajer pusat biaya kebijakan yang bersangkutan. Supriyono 2001 : 30 menyatakan bahwa anggaran biaya pusat biaya kebijakan yang telah disetujui oleh manajemen puncak mempunyai karakteristik sebagai berikut : a. anggaran tersebut bukan merupakan pengukur efisiensi. b. anggaran tersebut merupakan batas atas pengeluaran biaya yang dapat dilakukan oleh manajer pusat biaya yang bersangkutan, c. anggaran tersebut merupakan kesanggupan manajer pusat biaya yang bersangkutan untuk melaksanakan semua kegiatan yang direncanakan dengan biaya yang dianggarkan. Pengendalian pusat biaya kebijakan mempunyai beberapa karakteristik khusus yang berbeda dengan pengedalian pusat biaya teknik, terutama dalam hal penyusunan anggaran, tipe pengendalian yang digunakan dan pengukuran prestasi manajernya. Selain itu, “ pengendalian yang baik terhadap pusat biaya kebijakan memerlukan karakteristik tambahan dalam pemilihan manajer, pemeliharaan iklim 17 Universitas Sumatera Utara organisasi dan penentuan proporsi biaya teknik” Supriyono. 2001 : 30. Hal ini dikarena sebagai kecil biaya dalam pusat kebijakan mungkin merupakan biya teknik, contohnya pada departemen akuntansi, dalam pembuatan faktur penjualan dapat dihubungkan antara biaya dan keluarannya. Dengan mengidentifikasikan biaya teknik pada departemennya, manajer pusat biaya kebijakan dapat dengan baik mengendalikan sebagian biaya departemennya, meskipun jumlahnya relatif kecil. 3. Laporan Pertanggungjawaban Biaya Laporan pertanggungjawaban biaya dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan manajer berbagai jenjang organisasi. Untuk kepentingan mengumpulkan informasi akuntansi pertanggungjawaban, setiap pusat pertanggunjawaban yang terdapat dalam struktur organisasi diberi kode dengan struktur kode sebagai berikut : a. jenjang organisasi dibagi menjadi tiga tingkat : tingkat Direksi, tingkat Departemen, dan tingkat bagian. Oleh karena itu, jenjang organisasi diberi kode dengan memakai tiga angka, yang setiap posisi angka mencerminkan jenjang organisasi, b. angka ke satu menunjukkan jenjang Direksi, angka kedua menunjukan jenjang Departemen, sedangkan angka ketiga menunjukkan jenjang Bagian. Laporan yang memiliki kualitas yang baik, harus memenuhi beberapa kreteria, yakni ditunjukan kepada pihak yang tepat, konsisten, tepat waktu, teratur, mudah mengerti, penjelasanya terinci, dapat dibandingkan, bersifat 18 Universitas Sumatera Utara analitis dan tingkat efesiensi. Menurut Mulyadi 2001 : 194, laporan pertanggunjawaban disusun dengan dasar-dasar berikut : 1 jenjang terbawah yang diberi laporan ini adalah tingkat manajer Bagian, 2 manajer jenjang terbawah diberi laporan mengenai biaya pusat pertanggungjawaban biaya yang berisi rician realisasi biaya dibandingkan dengan anggaran biaya yang disusunnya, 3 manajer jenjang diatasnya diberi laporan mengenai biaya pusat pertanggunjawaban itu sendiri dan ringkasan realisasi biaya yang dikeluarkan oleh manajer-manajer yang berada dibawah wewenangnya, yang disajikan dalam bentuk perbandingan dengan anggaran biaya yang disusun oleh masing-masing manajer yang bersangkutan, 4 semakin keatas, laporan pertanggungjawaban biaya disajikan semakin ringkas. Sunarto 2002 : 72 juga mengemukan bahwa laporan pertanggungjawaban biaya berisi informasi sebagai berikut : a nomor dank ode rekening biaya, b jenis biaya pusat pertanggunjawaban, c realisasi biaya bulan ini, d anggaran biaya bulan, e Penyimpangan biaya bulan ini, f Realisasi biaya sampai dengan bulan ini, g Anggaran biaya sampai dengan bulan ini, h Penyimpangan biaya sampai dengan bulan ini. Format umum laporan pertanggungjawaban biaya disajikan sebagai berikut : Table II.1 Format Umum Laporan Pertanggunjawaban Bagian Departemen Direktur Laporan Pertanggungjawaban Biaya Bulan Bulan ini Sampai dengan bulan ini Kode Jenis Biaya Rek. Pusat Biaya Realisasi Anggaran Penyimpangan Realisasi Anggaran Penyimpangan Sumber : Mulyadi 2001 : 195 19 Universitas Sumatera Utara Jenis laporan pertanggungjawaban biaya menurut Sunarto 2000 : 72 di golongkan menjadi tiga kelompok sesuai dengan jenjang organisasi, yaitu : 1 laporan pertanggungjawaban biaya _ manejer bagian. Laporan ini disajiakn untuk para manejer Bagian, 2 laporan pertanggungjawaban biya – manejer departemen. Laporan ini di sajikan untuk para manejer departemen, 3 laporan pertanggungjawaban biaya – direksi. Laporan ini disajiakn Kepada Direktur Utama Direktur Prodeksi, dan Direktor Pemasaran.

C. Penilaian Kinerja 1. Difenisi dan Manfaat Penelitian Kinerja