Anggaran Biaya Sebagai Alat Penilaian Kinerja

pemakai bertanggung jawab dalam meminimumkan penggunaan jasa pusat biaya penghasil jasa.

2. Anggaran Biaya Sebagai Alat Penilaian Kinerja

Hansen dan Mowen 2004 : 383 mendefinisikan anggaran sebagai “rencana tindakan yang dinyatakan dalam istilah keuangan”. Tidak semua rencana kerja organisasi dapat disebut anggaran. Menurut Rudianto 2006 : 114, ciri-ciri anggaran yaitu : a. dinyatakan dalam satuan moneter, b. umumnya mencakup kurun waktu satu tahun, c. mengandung komitmen manajemen, d. usulan anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pelaksana anggaran, e. setelah disetujui, anggaran hanya diubah jika ada keadaan khusus, f. jika terjadi penyimpangan di dalam pelaksanaannya, harus dianalisis sebab terjadinya penyimpangan tersebut. Anggaran akan membantu rencana keseluruhan perusahaan, merumuskan standar prestasi dan mengkoordinasi kegiatan ke dalam suatu keseluruhan yang terpadu. Menurut nafarin 2004 :15: manfaat anggaran adalah : 1 segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama, 2 dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai 3 dapat memotivasi pegawai, 4 menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai, 5 menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu, 6 sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin, 7 alat pengendali bagi para manajer. Kegiatan penyusunan suatu anggaran dinamakan pengangguran, “Penyusunan anggaran yang memungkinkan bawahan untuk ikut bekerja sama menentukan rencana dinamakan participative budgeting” Hariadi, 2002 : 243. Adanya partisipasi mendorng setiap manajer untuk meningkatkan prestasinya dan 27 Universitas Sumatera Utara bekerja lebih keras karena mereka menganggap bahwa target organisasi adalah merupakan target pribadinya juga. Menurut Mulyadi 2001 : 511, anggaran yang baik memiliki karakteristik berikut ini : a anggaran disusun berdasarkan program, b anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi perusahaan, c Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Penyusunan program merupakan proses pengambilan keputusan mengenai program yang akan dilaksanakan oleh perusahaan dan penaksiran sumber yang dialokasikan kepada setiap program tersebut. Program merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan. Rencana jangka panjang yang dituangkan dalam program memberikan arah ke mana kegiatan perusahaan ditujukan dalam jangka panjang. Anggaran merinci pelaksanaan program, sehingga anggaran yang disusun setiap tahun memiliki arah seperti yang ditetapkan dalam rencana jangka panjang. Tiap-tiap pusat pertanggungjawaban yang dibentuk dalam suatu organisasi memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu penyusunan anggaran pun harus disesuaikan dengan karakteristik pengendalian setiap pusat pertanggungjawaban akan menghasilkan tolak ukur kinerja yang tidak sesuai dengan kegiatan pusat pertanggungjawaban yang diukur kinerjanya. Hal ini dapat mengakibatkan perilaku yang tidak semestinya pada manajer pusat pertanggungjawaban dalam melaksanakan anggarannya. Sebagai contoh, proses 28 Universitas Sumatera Utara pengendalian pusat biaya kebijakan dimulai dengan pembuatan anggaran biaya yang disetujui oleh manajemen puncak. Anggaran biaya ini merupakan batas atas pengeluaran biaya yang dapat dilakukan oleh manajer pusat biaya tersebut. Anggaran biaya ini bukan merupakan tolak ukur efisiensi, namun untuk memberikan pedoman agar biaya sesungguhnya tidak melebihi jumlah yang telah disetujui dalam anggaran. Di dalam fungsinya sebagai alat pengendalian, maka proses penyusunan anggaran menurut Mulyadi 2001 : 512 harus mampu menanamkan “sense of commitment” dalam diri penyusunya. Jika tidak, maka anggaran yang disusun tidak lebih hanya sebagai alat perencanaan belaka dan jika terjadi penyimpangan antara realisasi dari anggarannya, maka tidak satu pun manajer yang merasa bertanggungjawab. Anggaran biaya merupakan suatu rencana yang memperlihatkan bagaimana sumber-sumber daya dana akan digunakan selama periode tertentu. Fungsi dari anggaran biaya ini adalah sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Di dalam pengendalian biaya tidak terkendalikan. Biaya terkendalikan adalah biaya yang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban dalam jangka waktu tertentu karena berada di luar kendali manajer. Hariadi 2002 : 279 mengemukakan bahwa biaya yang tidak terkendalikan dapat diubah menjadi biaya terkendalo dengan dua cara : 1 mengubah dasar pembebanan biaya, 2 mengubah locus letak tanggungjawab pengambilan keputusan. Menurut klasifikasi pusat biaya, anggaran biaya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : 29 Universitas Sumatera Utara a anggaran biaya teknik yang keluarannya dapat diukur. Contoh anggaran jeni ini adalah anggaran departemen produksi, b anggaran biaya kebijakan yang keluarannya tidak diukur. Contoh anggaran jenis ini adalah anggaran biaya departemen personalia. Pada umumnya dalam suatu perusahaan yang sudah cukup besar, terdapat tiga pihak utama yang terkait dalam penyusunan anggaran, yaitu komite anggaran, ddepartemen anggaran dan para manajer pusat pertanggungjawaban. Penyusunan anggaran dapat dilakukan dalam 2 cara, yakni secara top-down atau secara bottom-up Proses penyusunan anggaran memerlukan organisasi yang memisahkan fungsi penyusunan usulan anggaran, fungsi penelaah dan pengesah usulan anggaran serta fungsi administrasi anggaran. Komite anggaran yang anggotanya terdiri dari manajemen puncak perlu dibentuk untuk melaksanakan fungsi penelaah dan pengesahan terhadap rancananga anggaran yang diterima dari manajer pusat pertanggungjawaban yang diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam menetapkan rancangan kegiatan perusahaan di masa yang akan datang. Fungsi administrasi anggaran dipegang oleh departemen anggaran yang merupakan fasilitator, baik bagi komite anggaran maupun manajer pusat pertanggungjawaban dalam proses penyusunan anggaran.

D. Tinjauan Penelitian Terdahulu