D esain Grafis K omunikasi
370
untuk memberikan spirit za- mannya, karena dalam ma-
syarakat kontemporer salah satunya adalah mengalami
krisis identitas. Sehingga gaya hidup dan berbagai pola
kehidupan menjadi seragam, sama, citarasa hidup tidak
memiliki perbedaan yang khas. Maka hal ini dimungkinkan
memunguti kembali spirit masa lalu agar menemukan jatidiri.
Sungguhpun ”jatidiri” atau eksitensial secara kolektif
sudah tidak ditubuhkan, tetapi spirit masa lalu masih tetapi
ditubuhkan dalam membangun kekuatan emosional dalam
menempuh masa depan yang bergerak sangat cepat.
3. Pola Progresifitas estetik atau bentuk spiritual.
Pola progresifitas estetik atau bentuk spiriual adalah sebuah
kerja kreatif yang terus menerus dihayati dan dikem-
bangkan dalam jiwa seniman dan masyarakat. Pada tataran
ini yang dipikirkan tidak lagi bentuk atau wujud, tetapi
sebuah proses yang potensial dalam memahami kehadiran
bentuk.
Seniman tidak lagi dimung- kinkan untuk berkubang terlalu
lama pada teknik produksi, tetapi dimungkinkan bergerak
maju dalam pengembaraan. Pemikiran yang bersifat kon-
septual dan menyerap potensi energi masa lalu serta
melontarkan jangkauannya pa- da masa depan yang penuh
dengan kearifan, toleransi yang bijak, dan menemuan
esensi pada setiap kehadiran karya seni.
Sehingga proses berkesenian tidak menitik beratkan pada
pelatihan kemampuan teknik untuk trapil, mencapai sebuah
tataran kesulitan tertentu yang menahan berbagai impresi
yang liar. Mengikuti pola patron yang tidak diharapkan
mengurangi dan melebihkan.
Pola kreatif masa kini yang dibutuhkan adalah sebuah
penemuan dan memekakan pengalaman estetik yang digali
dari pengembaraan panca indara, empati yang tinggi
terhadap berbagai perwujudan yang lebih bervariasi, menje-
lajahi berbagai bentuk yang selalu muncul dalam berbagai
visi, pengingkaran terhadap fungsi dan menganggap se-
buah kehadiran bentuk bukan sebuah satu-satunya cara
untuk melahirkan alternatif kesenian yang baru. Tetapi
menyadari tentang makna ke- senian dalam konstelasi
kehidupan yang lebih nyata. Misalnya, sebuah konstruksi
yang memerangi naturalistik kehidupan manusia, kekeras-
an, pornografis, atau kecong- kakan yang bersifat individual.
Itu semua dibutuhkan cara penaklukan diri sendiri dengan
menciptakan strategi yang