Pengertian CTL Penerapan Pendekatan Kontekstual

Konsep Learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman, antarkelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu Riyanto, 2010: 172. e. Pemodelan Modelling Dalam sebuah pembelajaran keterampilan dan pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Model itu berupa cara mengoperasikan sesuatu, atau guru memberikan contoh cara mengerjakan sesuatu Riyanto, 2010: 173. Menurut Sardiman 2011: 226 guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Misalnya seorang siswa dapat ditunjuk untuk memberi contoh temannya cara melafalkan sesuatu kata dalam bahasa Inggris, karena siswa tersebut pernah memenangkan kontes berbahasa Inggris. Siswa contoh itu dapat dikatakan model, dan siswa yang lain dapat menggunakan model, sebagai standar kompetensi yang harus dicapai. f. Refleksi Reflection Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa yang lalu Riyanto, 2010: 174. g. Penilaian Sebenarnya Authentic Assessment Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar Riyanto, 2010: 175.

2.4.3 Pemodelan dalam Pendekatan Kontekstual

Pembelajaran dengan menggunakan pemodelan adalah suatu pembelajaran yang menggunakan media seorang model yang memberi contoh melakukan sesuatu yang diamati oleh siswa dan kemudian siswa mampu melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan model tersebut. Model yang dipilih pun dapat berupa siswa, dan guru yang mampu mencontohkan keterampilan tertentu. Proses pembelajaran yang perlu diperhatikan dalam pengamatan terhadap model menurut Ziegler dalam Uno 2008: 196 adalah sebagai berikut. 1. Memberikan Perhatian Attention Sebagai pengamat, orang tidak dapat belajar melalui observasi kecuali model dan benar-benar memahaminya. Perilaku yang sederhana dan lebih mencolok mata lebih mudah diperhatikan daripada yang tidak jelas. 2. Model yang Menarik Attractive Model Penerapan teori kognitif sosial dalam proses pembelajaran di sekolah untuk mendapatkan perhatian siswa pada proses pembelajaran dari model, para guru sebaiknya mengusahakan: 1 menekankan bagian-bagian penting dari perilaku yang akan dipelajari untuk memusatkan perhatian siswa, 2 membagi kegiatan yang besar menjadi bagian-bagian kecil, 3 memperjelas keterampilan-keterampilan yang menjadi komponen suatu perilaku, 4 memberi kesempatan kepada siswa, untuk mempraktikkan hasil pengamatan mereka selesai dengan satu topik. 3. Menyimpan dalam Ingatan Retention Setelah perilaku diamati, pengamat harus dapat mengingat apa yang telah dilihatnya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memberi kode dari informasi yang telah didapatnya menjadi bentuk gambar mental atau menjadi simbol- simbol verbal yang kemudian disimpan dalam ingatannya. 4. Proses Produksi Production Tindakan-tindakan yang diperagakan dapat direkam melalui video sebagai alat bantu. Hal ini merupakan salah satu cara pemberian umpan balik bagi si pengamat sebagai observasi diri melalui penayangan kembali rekaman video. Beberapa bagian dari perilaku yang benar.

2.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Pemodelan

a. Kelebihan Pemodelan Pemodelan memiliki keunggulan menurut Uno dalam Mira 2011: 18 yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemapuan membaca teks berita sebagai berikut. 1. Pemodelan dapat memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting. 2. Dapat diamati dan ditiru langsung. 3. Pemerolehan pengetahuan yang didapat dari model dapat secara langsung diserap dan dipergunakan siswa. 4. Pemodelan siswa dapat mengukur tingkat ketercapaiannya sendiri. 5. Pemodelan merupakan metode yang paling sederhana karena model hanya memberi contoh melakukan sesuatu dan siswa mengamatinya. 6. Metode ini tidak memerlukan biaya yang begitu banyak. b. Kekurangan Pemodelan Kekurangan pemodelan pun dapat dirasakan ketika pada proses pelaksanaan pembelajaran, kekurangan ini sebisa mungkin akan diminimalisasikan. Adapun kekurangan yang dimaksud menurut Uno dalam Mira 2011: 18 sebagai berikut. 1. Sulit memghadirkan seorang model yang ideal untuk seluruh siswa. 2. Derajat validitasnya kurang, siswa tidak dapat melihat atau mengamati peristiwa yang terkadang tidak terkontrol. 3. Dalam mengamati model memerlukan pemusatan perhatian, terkadang diabaikan oleh siswa. 4. Memerlukan waktu yang lama. 5. Siswa mudah bosan. 2.4.5 Langkah-Langkah Pemodelan Menurut Yamin 2012: 87 ada empat fase belajar dari model, yaitu 1 fase perhatian, 2 fase retensi atau pengulangan, 3 fase reproduksi, dan 4 fase motivasi. Fase pertama dalam belajar dari model ialah memperhatikan model. Pada umumnya, siswa memberikan perhatian pada model yang menarik, berhasil, menimbulkan minat, dan populer. Dalam kelas, model yang menyajikan isyarat- isyarat yang jelas dan menarik akan memperoleh perhatian dari para siswa sehingga menimbulkan minat dan keinginan meniru model yang ditampilkan. Fase kedua belajar dengan meniru model adalah retensi. Dalam meniru model, perilaku, kata-kata, nama-nama, atau bayangan yang kuat dari model penting untuk diulang. Oleh karena itu, retensi terhadap apa yang diamati, misalnya tentang cara melakukan sesuatu, akan memperkuat memori jangka panjang siswa. Pengulangan ini juga menolong terbentuknya kesesuaian antara perilaku yang

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 13 74

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 37 79

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACAKAN TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 PARDASUKA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 13 60

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI SUMBER BELAJAR ALAM SEKITAR SISWA KELAS VII-A SMP PGRI PEJAMBON TAHUN PELAJARAN 2012/2013

3 18 55

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII-A SMP TAMAN SISWA GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 14 57

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BERITA MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII-B SMP PGRI 4 LABUHAN RATU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

3 99 45

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VII-A SMP MUHAMMADIYAH BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 62

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA MELALUI TEKNIK PQRST (PREVIEW, QUESTION, READ, SELF-RECITATION, TEST) KELAS XI SMA NEGERI 1 LABUHAN RATU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 10 52

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMANDU ACARA MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII A SEMESTER GENAP SMP 17.3 KATIBUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 41

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 1 LABUHAN RATU LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

3 41 108