.1 Analisis Teks Berita “Ahok Beberkan Dana Siluman Rp 12 T yang

Universitas Sumatera Utara

4.2 Analisis Teks

Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas tiga unsurtingkatan yang masing- masing bagian saling mendukung. Pertama, struktur makna globalumum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topic atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita. Kedua, superstruktur, ini merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaiman bagian-bagian makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil suatu teks tersusun dalam berita secara utuh. Ketiga, struktur makro adalah proposisi, anak kalimat, paraphrase, dan gambar. Ketiga struktur wacana ini akan diamati melalui tematik, skematik, latar, detil, maksud, koherensi, koherensi kondisional,, koherensi pembeda, pengingkaran, bentuk kalimat, kata ganti leksikon, praanggapan, grafis, dan metafora. Pemberitaan mengenai Basuki Tjahaja Purnama dan anggota DPRD DKI Jakarta pada harian Sinar Indonesia Baru SIB sebanyak satu rubrik.

4.2 .1 Analisis Teks Berita “Ahok Beberkan Dana Siluman Rp 12 T yang

“Diutak-atik” DPRD Kamis, 26 Februari 2015 Judul Berita : “Ahok beberkan Dana Siluman Rp 12 T yang “Diutak-atik” DPRD” Elemen pertama yang diteliti dalam sebuah teks adalah elemen tematik. Bisa juga disebut sebagai elemen gagasan inti, ringkasan atau yang utama dalam sebuah teks. Tema dari teks berita tersebut yakni Ahok secara terang-terangan menunjukkan kepada publik bahwa DPRD Jakarta telah membuat anggaran untuk APBD Jakarta yang tidak sesuai dengan kebutuhan, dengan kata lain banyak dana yang tidak jelas penggunaannya. “DPRD Sepakat Gelar Angket, Ahok Pertaruhkan Posisi Gubernur” Sub judul tersebut memiliki arti bahwa seluruh angggota DPRD setuju untuk memberikan hak angket atas Ahok yang berarti mereka mengajukan tuntutan atas tindakan Ahok terkait APBD Jakarta yang dinilai telah menyimpang dari persetujuan yakni antara pemerintah dan DPR sesuai dengan ketentuan Undang- Undang. Universitas Sumatera Utara Kemudian Ahok memberikan respon terkait pemberian hak angket atas dirinya dengan menyatakan bersedia mengundurkan diri dari jabatan sebagai gubernur apabila ia dinyatakan bersalah kebijakan yang diambilnya terkait APBD Jakarta, sesuai dengan ketentuan mengenai hak angket yang diatur dalam Undang- Undang. “Kejagung Siap Tindaklanjuti” Kalimat di atas berarti bahwa pihak Kejaksaan Agung adalah pihak yang memiliki wewenang untuk memproses perkara antara Ahok dan DPRD Jakarta. Pihak Kejaksaan Agung menyatakan bahwa mereka akan memproses kedua belah pihak dengan laporan yang dimiliki masing-masing kedua belah pihak. Paragraf 1 Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama Ahok murka dengan adanya dana siluman yang muncul dalam draft APBD 2015 setelah disahkan Pemprov DKI. Ahok mengungkapkan dana siluman yang ada dalam draft APBD 2015 mencapai angka 12,1 triliun. Ini rincian dari Dinas Pendidikan DKI. Dalam paragraf di atas terdapat Metafora yakni “dana siluman” yang apabila diartikan dalam kehidupan sehari-hari menyatakan bahwa dana tersebut dana yang tidak jelas sumbernya dari mana dan tidak tahu dipergunakan untuk apa. Dan untuk paragraf di atas, si pembuat berita mengartikan dana siluman yang terdapat dalam draft APBD Jakarta merupakan dana yang tidak jelas dipergunakan untuk apa alias dana yang secara sengaja dimasukkan ke dalam anggaran APBD Jakarta yang nantinya kemungkinan akan dipergunakan untuk kepentingan-kepentingan tertentu yang tidak berkaitan dengan kepentingan kota Jakarta. Si pembuat berita membuat ungkapan tersebut agar masyarakat dapat segera menangkap maksud dari kata “dana siluman” yang dalam bahasa sehari-hari juga dapat dikatakan “jadi-jadian” yang pada umumnya kata tersebut bersifat negatif. Dengan menggunakan ungkapan tersebut, si pembuat berita ingin menyampaikan secara langsung kepada masyarakat bahwa ada sesuatu yang tidak sesuai dengan dana dalam APBD kota Jakarta, dan karena ungkapan tersebut lebih mudah Universitas Sumatera Utara dipahami oleh masyarakat dan sering dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ungkapan “dana siluman” adalah pesan utama yang ingin disampaikan oleh pembuat berita kepada pembaca dan memilih ungkapan tersebut untuk mempermudah penyampaian pesan terkait adanya dana yang tidak jelas dalam APBD kota Jakarta. Kemudian adanya penggunaan Leksikon pada kata “murka” dalam paragraf di atas mengartikan bahwa Ahok sangat marah dengan adanya dana-dana yang tidak jelas yang dimasukkan oleh DPRD kota Jakarta ke dalam draft APBD. Penggunaan kata murka dimaksudkan untuk membangun suasana yang lebih mendramatisir atas reaksi Ahok menanggapi hal tersebut. Ungkapan murka dapat memunculkan persepsi bahwa Ahok marah secara besar-besaran kepada anggota DPRD Jakarta, misalnya dengan marah sambil berteriak keras atau bahkan sampai melakukan tindakan yang menggunakan fisik seperti membanting meja atau sebagainya. Penggunaan kata murka tersebut diharapkan dapat menimbulkan kesan yang berlebih di benak pembaca atas reaksi Ahok. Paragraf 2 ”Belum lagi dinas wisata, dinas yang lain semua. Pokoknya semua total Rp 12,1 triliun,” kata Ahok di kantornya Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu 252. Dalam paragraf di atas, wartawan menampilkan komentar Ahok mengenai dana APBD yang dibuat DPRD diantaranya termasuk juga dana untuk dinas wisata dan dinas-dinas yang lainnya yang apabila dijumlahkan maka totalnya adalah sebesar Rp 12,1 triliun. Wartawan juga menunjukkan tempat dimana Ahok melakukan wawancara agar masyarakat dapat turut membayangkan bagaimana proses wawancara dilakukan dan menganggap wartawan yang bersangkutan juga ada di tempat saat wawancara dilaksanakan. Hal tersebut tentunya membuat posisi wartawan menjadi positif bagi masyarakat yang membaca berita tersebut karena terlibat langsung di tempat. Universitas Sumatera Utara Paragraf 3 Menurut Ahok, APBD yang harusnya diajukan ke Kemendagri itu berubah angkanya setelah „diotak-atik‟ oleh DPRD. Ahok membuka salah satu dokumen pengajuan dana di bidang pendidikan yang diajukan DPRD. Sambil menunjukkan draf Ahok membacakan angka yang diajukan di hadapan wartawan. Pada paragraf di atas wartawan menampilkan Leksikon dalam kata “diutak- atik” yang artinya para anggota DPRD mengubah dana yang ada dalam anggaran tersebut sesuai dengan yang mereka inginkan. Gambaran diutak-atik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI yakni mencoba-coba. Dalam kaitannya dengan paragraf di atas, berarti para anggota DPRD mencoba-coba membuat anggaran dan bukannya secara sungguh-sungguh menyajikan anggaran yang dibutuhkan untuk keperluan kota Jakarta. Wartawan dalam paragraf di atas menyampaikan gagasan Ahok bahwa DPRD mengubah jumlah dana dalam anggaran yang seharusnya sudah sesuai dan akan diberikan kepada kemendagri. Wartawan juga menggunakan Detil dimana posisi Ahok melakukan konferensi pers di hadapan wartawan terkait masalah APBD tersebut dijelaskan secara lengkap bagaimana keadaan Ahok saat melakukan wawancara dengan wartawan. Hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa wartawan yang bersangkutan juga berada di tempat tersebut meliput pernyataan Ahok. Paragraf 4 “Pengadaan peralatan audio kelas Rp 4,5 miliar, pengadaan alat peraga pendidikan usia dini Rp15 miliar, pelatihan guru Rp 25 miliar. Masuk akal nggak yang mereka bikin ? ini dari versi DPRD, makanya saya tolak, makanya saya nggak m au tanda tangan” tegas Ahok. Dalam paragraf di atas, wartawan menggunakan Grafis dimana ia menampilkan ucapan langsung Ahok yang menyebutkan angka-angka terkait dana yang dibutuhkan untuk beberapa peralatan untuk sekolah dan juga menampilkan pernyataan Ahok yang mengatakan bahwa angka dari dana yang ada dalam draf Universitas Sumatera Utara anggaran tersebut merupakan draf yang dibuat oleh DPRD dan kemudian secara tegas menolak draf tersebut dan tidak menandatanganinya. Paragraf 5 Selain itu ada juga dana untuk pembinaan sebesar Rp3,5 miliar, anggaran audio ruang kelas untuk SD Rp 5 miliar. Menurutnya dana sebesar itu harusnya bisa memperbaiki satu sekolah di kampung. Dalam paragraf tersebut wartawan menampilkan Grafis yakni dalam bentuk angka mengenai dana yang dibuat oleh DPRD untuk bidang pembinaan dan peralatan sekolah. Wartawan juga menampilkan gagasan dari Ahok yang menyatakan bahwa dana-dana yang dimasukkan DPRD ke dalam draf APBD Jakarta lebih baik digunakan untuk memperbaiki sekolah di kampung daripada dipergunakan untuk tujuan yang tidak jelas gunanya. Paragraf 6 “Ini semua begitu. Ini yang saya bilang siluman, ini yang disebutin suka temuan siluman. Liat nih semua” ucap Ahok berapi-api sambil menunjukkan draf APBD. Kata berapi-api dalam konteks ini bukan berarti adanya api saat Ahok marah akan tetapi pengandaian bahwa keadaan Ahok yang sedang marah tersebut seperti api yang sedang menyala dengan ganas. Ungkapan berapi-api sering digunakan di dalam masyarakat untuk menyatakan keadaan seseorang yang sedang marah besar layaknya api yang sedang membara. Paragraf di atas mengandung Metafora yakni pada ungkapan berapi-api. Makna dari ungkapan tersebut adalah sangat marah atau sangat emosi. Keadaan Ahok yang sedang menunjukkan draf APBD kepada wartawan digambarkan dengan keadaan yang sangat emosional. Si pembuat berita melebih-lebihkan kondisi Ahok yang sedang marah agar terlihat mendramatisir dan dapat lebih meyakinkan publik. Universitas Sumatera Utara Paragraf 7 Hal yang lebih membuat Ahok heran dan murka adalah adanya pengadaan unterruptible power supply UPS yang berfungsi seperti genset, dianggarkan Rp 6 miliar. Menurutnya dari pada beli UPS lebih baik beli genset yang berkualitas yang harganya hanya sekitar Rp 100 juta. Pada paragraf di atas, wartawan menggambarkan kondisi Ahok yang lebih emosional yakni heran dan marah terkait pengadaan UPS yang fungsinya sama seperti genset yang dinilai Ahok tidak perlu dibuat dan menyarankan opsi yang lebih baik yakni dengan membeli genset yang berkualitas dan harganya lebih murah dibanding UPS tersebut. Dengan demikian dana yang dibuat dalam draf tidak sebanyak yang dibuat oleh DPRD dan dapat menghemat pengeluaran. Paragraf 8 “SMP anggaran UPS Rp 6 miliar, masuk akal nggak? dana ini mah bisa buat bangun sekolah. Gila nggak beli UPS untuk sekolah sampe Rp 6 miliar, dari mana coba ini?” tanya Ahok heran. Wartawan menampilkan pernyataan dari Ahok langsung terkait anggaran untuk UPS sebesar Rp 6 miliar yang dirasanya tidak masuk akal, dalam artian jumlah tersebut sangat besar dan tidak sesuai mengingat banyaknya biaya tersebut bahkan dapat membangun sekolah. Wartawan ingin menunjukkan bagaimana sikap Ahok menanggapi dana terkait UPS. Wartawan ingin masyarakat yang menilai sendiri sikap Ahok melalui pernyataan-pernyataan yang disampaikannya kepada wartawan. Paragraf 9 Ahok yang tidak setuju dengan draf hasil „utak-atik‟ DPRD memilih mengirimkan draft APBD asli yang disetujui bersama pada 27 Januari 2015 ke Kemendagri. Akibatnya DPRD marah dan menyebut Ahok tidak beretika karena tidak menyetujui APBD yang ada. Universitas Sumatera Utara Dalam paragraf ini dinyatakan bahwa Ahok mengirimkan draf yang telah disetujui bersama sebelumnya, bukan yang telah diubah dan pihak dari DPRD tidak menerima hal tersebut. Pihak DPRD malah mengatakan bahwa Ahok tidak memiliki etika yang secara umum berarti tidak memiliki sopan santun karena Ahok mengambil langkah sendiri tanpa sepengetahuan DPRD mengirimkan draf yang asli kepada kemendagri. Wartawan menggambarkan sosok Ahok sebagai orang yang berani mengambil keputusan sendiri terkait mengirimkan draf yang telah disetujui bersama sebelumnya dari[ada draf yang telah diubah oleh DPRD. Dan juga wartawan menggambarkan pihak DPRD sebagai pihak yang menentang sebuah kebenaran dengan menyatakan bahwa Ahok tidak beretika meskipun ia melakukan hal yang seharusnya. Pihak DPRD tentunya akan dipandang negative oleh pembaca berita dan akan menimbulkan rasa simpatik terhadap Ahok yang berani mengambil keputusan sendiri dengan melakukan hal yang benar. Paragraf 10 “Jadi DPRD ini DPRD apaan? Yang tidak beretika Ahok, yang nyolong begini beretika? Ahok tidak setuju ini dibilang tidak beretika, yang setuju ini beretika. Coba saja tanya bahasa Indonesia yang baik dan benar gimana? Gitu aja. Ini fakta kok,” ucap Ahok. Dalam paragraf di atas, wartawan mengutip ucapan Ahok terkait pernyataan sebelumnya dari DPRD yang mengatakan bahwa ia tidak beretika. Maksud dari ucapan Ahok yakni bahwa ia mempertanyakan sikap beretika itu antara yang memberikan draf asli kepada kemendagri atau yang memberikan draf yang sudah diubah-ubah angkanya dengan tujuan yang tidak jelas. Ia mempertanyakan sikap DPRD tersebut yang dinilainya tidak mencerminkan sikap DPRD yang seharusnya. Wartawan memuat pernyataan Ahok tersebut agar masyarakat dapat menilai sendiri pernyataan Ahok yang akan menimbulkan berbagai persepsi atas sikapnya dalam menghadapi konflik dengan pihak DPRD. Pernyataan Ahok di atas yang Universitas Sumatera Utara secara terang-terangan berkomentar negatif tentang DPRD akan membuat masyarakat menilai negatif pihak DPRD. Paragraf 11 1. Berikut rincian dana siluman bagian Dinas Pendidikan DKI yang ditunjukkan Ahok: 2. Professional development for teacher melalui pelatihan guru ke luar negeri Rp 25,5 miliar 3. Pengadaan alat peraga pendidikan anak usia dini bantuan untuk PAUD Rp 15 miliar 4. Pengadaan peralatan Audio Class SD Rp 4,5 miliar 5. Pengadaan peralatan Audio Class SMASMK Rp 3 miliar 6. Pengadaan peralatan Audio Class SMP Rp 3,5 miliar 7. Pengadaan perangkat sains bidang teknologi rkayasa untuk SMS Neg. 1 Jakpus Rp. 3miliar 8. Pengadaan perangkat sains bidang teknologi rekaya untuk SMK Neg. 26 Jaktim Rp 3 miliar 9. Pengadaan perangkat sains bidang teknologi rekayasa untuk SMK Neg. 29 Jaksel Rp 3 miliar 10. Pengadaan pernagat sains bidang teknologi rekayasa untuk SMK Neg. 34 Jakpus Rp 3 miliar 11. Pengadaan perangkat sains bidang teknologi rekayasa untuk SMK Neg. 39 Jakpus Rp 3 miliar 12. Pengadaan perangkat sains bidang teknologi rekayasa untuk SMK Neg. 5 Jaktim Rp 3 miliar 13. Pengadaan perangkat sains bidang teknologi rekayasa untuk SMK Neg. 52 jaktim Rp 3 miliar 14. Pengadaan alat percepatan peningkatan mutu pembeljaran e-smart teacher education untuk SDN kecamatan Cempaka Putih Rp. 4,996 miliar 15. Pengadaan alalat percepatan peningkatan mtu pembelajaran teacher education untuk SDN Kecamatan Cempak Putih Rp 4,996 miliar 16. Sudin Pendidikan II Jaksel Universitas Sumatera Utara 17. Pengadaan Uninterruptible Power Supply UPS SMPN 37 Rp 6 miliar 18. Pengadaan Uninterruptible Power Supply UPS SMP 41 Rp 6 miliar 19. Alat peraga elektronika mikrokontrol untuk SMA Rp 3 miliar 20. Professional Outdoor Audio System IPM Rp 4,5 miliar 21. Pengadaan Laboratorium Multifungsi untuk SMAN Kecamatan Ciracas RP 4,44 miliar 22. Pengadaan Laboratorium Multifungsi untuk SMAN Kramat Jati Rp 4,44 miliar Pada paragraf di atas, wartawan menggunakan Grafis yakni data yang ditonjolkan oleh wartawan berupa angka-angka mengenai anggaran dalam bidang pendidikan yang diubah oleh anggota DPRD. Data tersebut ditunjukkan langsung oleh Ahok. Wartawan menyajikan data tersebut karena data tersebut merupakan inti dari masalah antara Ahok dan DPRD. Dengan penyajian data tersebut, wartawan hendak menyampaikan kepada masyarakat bahwa data tersebut adalah yang paling penting karena menyangkut inti dari permasalahan diantara kedua belah pihak. SIAP PERTARUHKAN POSISI Arti dari Lead tersebut yakni bahwa Ahok bersedia mundur dari jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta apabila nantinya ia dinyatakan sebagai pihak yang bersalah atas konflik dengan DPRD terkait pengajuan APBD yang asli dan bukan hasil dari pengubahan DPRD kepada kemendagri. Lead di sini berfungsi sebagai ringkasan dari topik apa yang hendak disampaikan wartawan melalui tulisannya di paragraf berikutnya. Paragraf 12 “Kalau kamu nggak ada duit, lu beli isi perabotan apa rumah dulu? Kalau anggota DPRD beli TV dulu biar kebakaran nggak apa-apa. Beli TV atap rusak nggak apa-apa, itu yang terjadi di Jakarta. Beli kursi untuk kabinet sementara rumah sakit di sana bocor. Ini sebabnya ada apa. Ini gila- gilaan” lanjutnya geram. Universitas Sumatera Utara Dalam paragraf di atas wartawan kembali menyajikan pernyataan langsung dari Ahok dimana ia menggunakan pengandaian untuk menyindir pihak DPRD yang dinilai tidak menggunakan dana dengan baik. Wartawan juga menggunakan situasi saat Ahok mengekspresikan kemarahannya dengan geram saat diwawancara. Dengan menggunakan hal tersebut, wartawan hendak menyampaikan bagaimana ekspresi Ahok dalam menghadapi konflik dengan pihak DPRD. Tentu saja dengan hal tersebut, masyarakat yang membacanya akan membayangkan bagaimana situasi dan ekspresi yang ditunjukkan Ahok meski tidak dapat melihatnya secara langsung. Paragraf 13 Suami Veroniva Tan itu pun geleng-geleng kepala. Sampai sekarang dia tidak habis pikir dengan dana yang diajukan untuk pembelian perangkat uniterruptible power supply UPS untuk kantor kelurahan dan kecamatan di Jakarta Barat yang dirasa sangat tidak masuk akal. Pada paragraf di atas, wartawan menggunakan Kata Ganti yakni nama Ahok menjadi suami Veronica Tan. Makna dari penggunaan elemen tersebut antara lain untuk mengingatkan masyarakat akan sosok istri dari gubernur DKI Jakarta yang sedang emosional terkait konflik dengan DPRD dan juga untuk mengingatkan masyarakat bahwa Ahok merupakan orang cina. Pesan tersebut dapat segera ditangkap karena marga “Tan” sudah dikenal masyarakat sebagai marga dari orang Cina. Bisa saja maksud dari wartawan adalah mengingatkan masyarakat bagaimana posisi orang-orang Cina di Indonesia. Mereka adalah kelompok masyarakat minoritas dan keberadaannya di Indonesia sangat sensitif mengingat tragedi-tragedi yang terjadi sebelumnya antara pihak dari mereka dan orang-orang pribumi. Masyarakat yang dinilai masih sangat sensitif dengan berbagai hal yang menyangkut tentang RAS, diberikan stimulus oleh wartawan dengan penyajian elemen tersebut untuk memancing pemikiran masyarakat akan kelompok Cina yang sudah terdoktrin di alam pikiran mereka. Berbagai hal yang menyangkut orang Cina tentunya seketika akan muncul dari dalam benak mayarakat dan bisa Universitas Sumatera Utara saja dapat merubah penilaian mereka terkait konflik Ahok dengan pihak DPRD. Hal tersebut lah yang diinginkan oleh wartawan, yakni penyampaian maksudnya tersendiri dengan penggunaan Kata Ganti tersebut. Paragraf 14 “Yang paling jelas lah kamu tahu UPS kan Rp 4,9 miliar. Genset paling gede saja Rp 150 juta palingan. Ini apaan ini? Ini yang mau berantem sama Ahok? Berantem saja gue demen” tegas Ahok. Wartawan menampilkan ucapan langsung oleh Ahok ketika ia menyatakan bahwa ia siap jika pun seandainya ia harus melakukan kontak fisik dengan pihak DPRD. Dalam paragraf ini wartawan hendak menunjukkan bagaimana sikap Ahok dalam menghadapi konflik tersebut yang tentunya akan mengundang berbagai perspektif yang berbeda antara masyarakat. Dengan menampilkan paragraf ini, masyarakat bisa saja tidak menyetujui sikap Ahok tersebut karena dinilai sangat tidak beretika terkait dirinya adalah seorang gubernur DKI Jakarta. Tentu saja hal ini menimbulkan kesan negatif di masyarakat. Masyarakat yang semula mendukung Ahok bisa berbalik menjadi kurang simpatik atas sikapnya. Hal tersebut sangat merugikan Ahok disamping apa yang dilakukannya terkait APBD. Seperti yang kita ketahui, masyarakat di Indonesia masih sangat sensitif akan tata krama yang dijalin dalam hubungan bermasyarakat. Paragraf 15 “Ini sudah maling menurut saya Malingnya sudah keterlaluan. Beli UPS Rp 6 miliar. Seluruh Jakar ta Barat satu kelurahan beli UPS Rp 4,4 triliun,” sambungnya tak kalah kesal. Dalam paragraf ini, wartawan menggunakan elemen Metafora pada kata “tak kalah kesal” yang artinya sangat kesal. Ungkapan tersebut sering dipakai di dalam masyarakat yakni tak kesal untuk menggambarkan dua hal yang sama. Misalnya dalam konflik antara Ahok dan DPRD, di paragraf sebelumnya digambarkan sosok Ahok yang emosional atas pernyataan yang sebelumnya dan pernyataannya yang berikutnya. Sosok Ahok digambarkan sama-sama Universitas Sumatera Utara emosionalnya. Wartawan menggunakan elemen tersebut untuk mempertegas bahwa Ahok juga sangat marah ketika menyampaikan pendapatnya pada paragraf di atas. Paragraf 16 Mantan Bupati Belitung Timur ini menyebut dahulu seringkali oknum DPRD menekan satuan kerj a perangkat daerah SKPD untuk menyelipkan „titipan‟-nya. Namun tidak jarang walau mereka menolak, dana itu berubah dengan sendirinya lengkap dengan tanda tangan. Pada paragraf di atas, wartawan menggunakan elemen Metafora. Pada elemen kalimat di atas, wartawan menggunakan kata Mantan Bupati Belitung Timur untuk menggantikan nama Ahok. Hal tersebut dibuat oleh wartawan untuk memberitahu atau mengingatkan kembali masyarakat bahwa Ahok dulunya merupakan bupati di Belitung Timur. Dengan pernyataan tersebut tentunya masyarakat akan teringat berbagai hal terkait Ahok ketika menjabat sebagai bupati di Belitung Timur atau pun mencari tahu hal-hal yang menyangkut posisi Ahok terdahulu dan hal tersebut mungkin dapat mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap sosok Ahok terutama menyangkut konflikya dengan pihak DPRD. Kemudian wartawan menggunakan elemen Latar dalam berita tersebut dari ucapan Ahok yakni istilah “titipan” yang secara umum berarti sesuatu yang dititipkan tanpa sepengetahuan pihak lain. Dalam hal ini maksud dari titipan tersebut merupakan dana yang diselipkan ke dalam draf anggaran yang tidak jelas digunakan untuk apa dan mungkin saja digunakan untuk kepentingan pribadi. Pada paragraf tersebut juga dinyatakan bahwa pada waktu-waktu sebelumnya pihak dari DPRD sering menekan pihak SKPD untuk memasukkan dana-dana yang tidak jelas kegunaannya tersebut dan meskipun pihak SKPD menolaknya, anggaran tersebut bisa berubah sesuai dengan permintaan pihak DPRD sebelumnya dan lengkap dengan tanda tangan yang artinya telah disetujui. Berarti ada pihak-pihak yang ikut tergabung dalam permainan DPRD dalam mengubah jumlah dana yang asli. Melalui paragraf ini, wartawan hendak menyampaikan Universitas Sumatera Utara bagaimana kelakuan DPRD yang akan dinilai negatif oleh masyarakat sehingga memunculkan penilaian yang diharapkan negatif terkait konflik dengan Ahok. Paragraf 17 “Dia masukin semuanya kepala dinas semuanya menolak makanya nggak ada tanda tangan karena di e-budgeting nggak bisa main. Makanya sebelum e- budgeting kepala dinas dipaksa masukin, kalaupun nggak mau masukin pun balik ke Kemendagri beda lagi isinya,” sebut Ahok. Maksud dari pernyataan Ahok tersebut yakni bahwa pihak DPRD memasukkan anggaran dana yang mereka inginkan akan tetapi pihak kepala dinas menolak untuk memasukkan anggaran tersebut dan akhirnya tidak ada yang menandatangani dan mereka tidak dapat memasukkannya ke dalam e-budgeting. Oleh sebab itu mereka memaksa pihak dari kepala dinas untuk mengubah dana sesuai dengan yang mereka inginkan sebelum dimasukkan ke dalam e-budgeting karena mereka tidak dapat memasukkan dana yang mereka buat sendiri ke dalam e-budgeting. Apabila pihak kepala dinas tidak mau melakukannya, draf anggaran tersebut dapat berubah sesuai dengan dana yang mereka inginkan saat hendak diberikan kepada kemendagri untuk pengesahannya. Wartawan dalam paragraf ini kembali mengambil ucapan Ahok terkait tindakan DPRD yang akan menimbulkan kesan negatif oleh masyarakat karena ternyata sudah lama dan berulang kali pihak DPRD mengubah-ubah jumlah anggaran sesuai dengan yang mereka inginkan. Tentunya masyarakat akan memberikan respon yang negatif terkait hal tersebut dan mendudukkan kembali posisi DPRD sebagai pihak yang salah terkait konflik dengan Ahok. Paragraf 18 “Saya daripada Rp 12,1 triliun habis buat beli barang-barang gila begitu lebih saya pertaruhkan posisi saya sebagai gubernur. Kita lihat saja siapa yang masuk penjara nanti,” pungkasnya. Universitas Sumatera Utara Dalam paragraf di atas, dapat kita lihat bahwa Ahok menyatakan bahwa ia siap mempertaruhkan jabatannya yang berarti ia siap mundur sebagai gubernur apabila ia dinyatakan sebagai pihak yang bersalah nantinya oleh pihak yang berwenang menyelesaikan kasus dengan pihak DPRD. Ia lebih memilih untuk mundur sebagai gubernur dan berkonflik dengan pihak DPRD daripada ia harus setuju dengan anggaran yang diubah-ubah oleh DPRD demi kepentingan yang tidak jelas penggunaannya. Ia juga menyatakan keoptimisannya bahwa yang ia lakukan adalah benar dan pihak yang bersalah akan masuk ke dalam penjara. DPRD AJUKAN HAK ANGKET Lead tersebut menyatakan bahwa pihak DPRD akan melakukan sidang hak angket terhadap Ahok yang berarti mereka mengajukan keberatan atas sikap Ahok yang dianggap melanggar hak-hak konstitusi sesuai dengan yang diatur dalam Undang-Undang. Hal tersebut merupakan topik yang hendak disampaikan dalam paragraf selanjutnya. Paragraf 19 DPRD DKI Jakarta sepakat menggelar sidang paripurna hak angket terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama Ahok. Menanggapi hal itu, Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tidak mempermasalahkannya. Dalam paragraf di atas wartawan menggambarkan sosok wakil gubernur Djarot Saiful Hidayat sebagai sosok yang dalam keadaan santai dalam artian bersikap tenang dalam menanggapi kasus yang terjadi antara atasannya dengan pihak DPRD yang berujung pada hak angket. Dengan penyajian sosok Djarot tersebut, tampak bahwa pihak dari Ahok optimis bahwa yang mereka lakukan adalah benar dan mereka tidak takut akan pengajuan hak angket atas Ahok yang dapat berujung dengan pemberhentian Ahok sebagai gubernur DKI Jakarta. Universitas Sumatera Utara Selain itu, wartawan menyajikan tanggapan dari Djarot yang merupakan salah satu dari pihak yang terdekat dengan Ahok yang tentunya juga akan terkena dampak dengan segala situasi yang ada terkait konflik Ahok dengan pihak DPRD karena Djarot adalah wakil dari Ahok dan tentunya wartawan mengharapkan dengan diwawancarainya Djarot akan memberikan informasi tambahan yang dapat digunakan oleh wartawan untuk mengembangkan pemberitaannya. Paragraf 20 “Nggak popo,” kata Djarot saat dimintai tanggapan mengenai pengajuan hak angket oleh DPRD di Balai Kota, Jalan Medan, Merdeka Selatan, Jakarta pusat, Rabu 252. Pada paragraf di atas, wartawan menyajikan pernyataan langsung dari Djarot terkait pengajuan hak angket yang ditujukan kepada Ahok oleh DPRD. Wartawan menggunakan Latar dimana Djarot diwawancarai yakni di Balai Kota, Jalan Medan, Merdeka Selatan, Jakarta Pusat yang merupakan kantornya. Dalam artian bahwa wartawan ingin menunjukkan jika ia seolah-olah berada di tempat tersebut dan datang secara khusus untuk mewawancarai Djarot yang pada kenyataannya ia juga sebagai pihak kedua sebagai peyalur informasi kepada masyarakat setelah membuat berita dengan caranya tersendiri. Paragraf 21 Mantan Walikota Blitar itu tidak melarang apalagi menghalangi hak dewan untuk melak ukan investigasi. “Nggak ada solusi lain, biar saja hak angket jalan terus. Nggak apa- apa,” lanjutnya. Pada paragraf di atas, wartawan menggunakan Kata Ganti untuk Djarot menjadi nama “Mantan Walikota Blitar” dengan tujuan agar masyarakat tahu bahwa Wakil Gubernur DKI Jakarta dulunya merupakan mantan Walikota Blitar dan mengharapkan agar masyarakat mengingat segala macam hal-hal yang berkaitan dengan masa pemerintahan Djarot ketika masih menjabat sebagai walikota Blitar. Dengan demikian, masyarakat dapat membentuk sebuah gambaran dari sosok Djarot yang berada di sisi Ahok sebagai wakilnya. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian masyarakat juga dapat memberikan respon tambahan terkait sosok Ahok. Dalam paragraf di atas juga ditampilkan pernyataan langsung dari Djarot yang menyatakan bahwa tidak ada solusi lain yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan konflik antara Ahok dengan pihak DPRD dan hak angket merupakan satu-satunya jalan yang dapat menyelesaikannya. Selain itu, melalui pernyataan Djarot di atas juga dapat kita ketahui bersama bahwa sikap Djarot yang santai menanggapi kasus tersebut telah menggambarkan bagaimana situasi yang sebenarnya dirasakan oleh kedua belah pihak yang berseteru. Pihak dari Ahok yakin bahwa mereka lah yang akan memenangkan perseteruan tersebut. Mereka optimis akan hal yang akan mereka lalui. Paragraf 22 Sebagaimana diketahui DPRD akan menggelar sidang paripurna terkait hak angket di Ruang Sidang Paripurna DPRD, Kamis 262 mendatang. Rencananya, sidang tersebut akan dimulai pukul 14.00 WIB. Pada paragraf diatas, wartawan menggunakan elemen Detil yakni informasi yang disajikan terkait pengajuan hak angket atas Ahok. Wartawan menyajikan tempat dilaksanakannya hak angket dan waktu pelaksannannya. Wartawan menyajikan informasi tersebut untuk menunjukkan bahwa pihaknya mendapatkan informasi yang mendalam terkait sidang paripurna yang tentunya akan banyak dipertanyakan oleh masyarakat. Wartawan menggunakan kata sebagaimana diketahui yakni untuk menunjukkan bahwa ia sebagai pihak yang mengetahui informasi terkait sidang paripurna dan memberitahukannya kepada masyarakat. Dengan demikian wartawan akan dianggap positif oleh masyarakat karena memberikan informasi yang penting tersebut. KEJAGUNG SIAP TINDAK LANJUTI Dalam Lead ini, wartawan menggambarkan pihak Kejaksaan Agung sebagai pihak yang sudah mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi konflik yang terjadi antara Ahok dengan DPRD. Kejagung siap mengurus segala macam Universitas Sumatera Utara tuntutuan yang diberikan oleh kedua belah pihak dan akhirnya memutuskan pihak mana yang akan dinyatakan bersalah dan siap memberikan konsekuensi. Pihak kejagung digambarkan sebagai pihak yang berintegritas tinggi karena melalui lead tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa kapan pun, kejagung akan selalu ada untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dilimpahkan kepada mereka. Paragraf 23 Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama Ahok berniat melaporkan oknum DPRD DKI Jakarta terkait adanya penemuan „dana siluman‟ sebesar Rp 12,1 triliun yang coba diselipkan dalam APBD 2015, Kejaksaan Agung Kejagung pun siap memproses. Dalam paragraf di atas, wartawan menyajikan informasi terkait pihak Ahok yang juga berniat mengajukan tuntutan atas oknum yang artinya dalam KBBI berarti orang atau anasir dengan arti yang kurang baik atau yang bertindak sewenang-wenang dari pihak DPRD DKI Jakarta atas penemuan draf APBD yang berubah. Wartawan menggunakan kata oknum berarti secara tidak langsung ia menyatakan bahwa pihak DPRD telah terbukti bersalah mengubah draf APBD padahal kasus tersebut belum sampai kepada Kejaksaan Agung. Dengan menggunakan istilah oknum, wartawan membuat masyarakat secara tidak sadar juga menganggap bahwa pihak DPRD lah yang bersalah atas konflik dengan Ahok. Paragraf 24 Jam Pidsus Widyo Pramono mengatakan, pihaknya belum mendapat laporan dari ahok terkait temuan „dana siluman‟ itu. Jika nanti Ahok melapor, Kejagung akan segera memproses. Dalam paragraf di atas, wartawan memuat informasi mengenai Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Jampidsus Widyo Pramono terkait dengan konflik Ahok dan DPRD dimana ia akan menjadi pihak yang menyelesaikan konflik kedua belah pihak. Selain itu, pihak dari Kejagung juga menyatakan bahwa pihak mereka belum menerima laporan terkait dana tidak jelas yang dimasukkan ke Universitas Sumatera Utara dalam draf APBD dan juga tuntutan yang diajukan Ahok atas orang-orang yang terkait. Wartawan ingin menunjukkan bahwa Ahok belum menyampaikan tuntutannya dan hal tersebut tentunya memancing rasa penasaran masyarakat mengapa ia belum melakukannya. Wartawan ingin membangun rasa penasaran masyarakat atas Ahok yang belum mengajukan tuntutan. Paragraf 25 “Belum, saya belum dapat laporannya,” kata Widyo kepada wartawan di Gedung Jam Pidsus Kejaksaan Agung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu 252. Wartawan menggunakan situasi saat wawancara dengan Djarot untuk terlihat meyakinkan masyarakat bahwa ia lah yang secara langsung mewawancarainya. Dengan memuat hal tersebut, wartawan dapat memancing imajinasi dari pembaca yang menggambarkan situasi di tempat dilaksanakannya wawancara. Dengan demikian masyarakat semakin yakin akan berita yang disajikan oleh wartawan dan pada akhirnya mempercayai isi berita tersebut. Paragraf 26 Ahok diharapkan segera melaporkan jika memang ada temuan „dana siluman‟ tersebut. “Ya namanya laporan, ya kita tindaklanjuti, kenapa tidak,” imbuh Widyo menegaskan. Wartawan dalam paragraf di atas menggunakan kata “diharapkan” yang berarti pihak Kejaksaan Agung mengharapkan agar Ahok melaporkan kasus tersebut secepat mungkin untuk ditindaklanjuti padahal pada kenyataannya sesuai dengan yang dikatakan oleh Widyo, bahwa ia akan menindaklanjuti setiap laporan yang diajukan kepada Kejaksaan Agung dan bukan mengharapkan agar Ahok melaporkan dana temuan dalam draf APBD secara khusus. Dengan penggunaan kata diharapkan tersebut, pihak Kejaksaan Agung digambarkan seolah-olah berpihak kepada Ahok agar dapat secepatnya memproses kasus penemuan dana yang dibuat oleh DPRD. Pihak Kejaksaan Agung secara tidak langsung digambarkan sebagai pihak yang tidak netral karena memihak salah satunya. Hal Universitas Sumatera Utara tersebut dapat menimbulkan berbagai macam persepsi negatif terhadap Jampidsus yang akan menjadi pihak penyelesai konflik antara Ahok dan DPRD. Analisis Wacana Kritis Berita Surat Kabar Sinar Indonesia Baru : Ahok Beberkan Dana Siluman Rp 12 T yang “Diutak-atik” DPRD 26 Februari 2015 Tabel 4.1 Analisis Isi Berita Hal yang Diamati Elemen Keterangan Tematik Skematik Semantik Sintaksis Stilistik Topik Summary Story Latar Detil Kata Ganti Leksikon Metafora Ahok sebaiknya segera melaporkan kasus draf APBD DKI Jakarta kepada Kejaksaan Agung untuk segera ditindaklanjuti. Judul : Ahok Beberkan Dana Siluman Rp 12 T yang “Diutak-atik” DPRD. Lead : - DPRD Sepakat Gelar Hak Angket, Ahok Pertaruhkan Posisi Gubernur - Kejagung Siap Tindaklanjuti Situasi : Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama Ahok murka dengan adanya dana siluman yang muncul dalam draft APBD 2015 setelah disahkan Pemprov DKI. Ahok mengungkapkan dana siluman yang ada dalam draft APBD 2015 mencapai angka 12,1 triliun. Ini rincian dari Dinas Pendidikan DKI. Komentar : “Saya daripada Rp 12,1 triliun habis buat beli barang-barang gila begitu lebih saya pertaruhkan posisi saya sebagai gubernur. Kita lihat saja siapa yang masuk penjara nanti.” Penjelasan Ahok tentang pihak SKPD yang sering ditekan oleh DPRD untuk menyelipkan titipannya. Saat Ahok membacakan draf APBD yang dibuat DPRD sambil menunjukkan draf tersebut. - Suami Veronica Tan - Mantan Bupati Belitung Timur - Mantan Walikota Blitar Universitas Sumatera Utara Retoris Grafis - Murka - Diutak-atik - Dana Siluman - Berapi-api - Titipan Data-data berupa angka yang menunjukkan dana dalam draf APBD.

4.2.2 Analisis Kognisi Sosial

Tabel 4.2 Analisis Kognisi Sosial SKEMA Sinar Indonesia Baru Skema Person Person Schemas Hak angket ditujukan kepada Ahok akibat pelanggaran eksekutif dengan mengajukan draft APBD hasil buatannya sendiri dan bukan draft APBD yang sebelumnya telah disetujui bersama dengan pihak DPRD dalam rapat Paripurna pada tanggal 27 Januari 2015. Skema Diri Self Schemas Ahok digambarkan sebagai sosok seorang gubernur yang temperamental, tampak pada hampir semua paragraf dimana Ahok digambarkan emosional ketika melakukan wawancara dengan para wartawan. Sedangkan pihak DPRD digambarkan sebagai pihak yang bersalah terkait konflik dengan Ahok karena mereka sering menyelundupkan banyak dana yang tidak jelas penggunaannya yakni dalam APBD kota DKI Jakarta maupun dan dana- dana lainnya. Skema Peran Role Schema Sebagai Surat Kabar Umum, Sinar Indonesia Baru memberitakan konflik antara Ahok dengan pihak DPRD dimana pihak DPRD seharusnya lebih memahami peranan dari jabatan yang mereka duduki yakni bekerja demi Universitas Sumatera Utara melayani masyarakat karena mereka pada dasarnya merupakan wakil masyarakat dalam pemerintahan dan bukannya memanfaatkan posisi tersebut untuk memperkaya diri mereka sendiri. Ahok pada pemberitaan tersebut digambarkan sebagai sosok gubernur yang berani mengambil keputusan sendiri demi kepentingan masyarakat sampai berani mempertaruhkan jabatannya. Skema Peristiwa Event Schema Tindakan pihak DPRD yang memasukkan “dana siluman” ke dalam draft APBD kota DKI Jakarta memunculkan inisiatif dari Ahok yang menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta untuk memberikan draft yang sudah ia rubah dengan menghapuskan dana-dana yang ia rasa tidak diperluka kepada Kemendagri untuk disetujui. Hal tersebut menyebabkan konflik diantara kedua belah pihak dimana akhirnya Ahok akan diajukan hak angket dengan tuduhan pelanggaran eksekutif dan pelanggaran etika. Kemudian Ahok secara terbuka menyampaikan kepada publik melalui wawancara dengan wartawan terkait temuan “dana siluman” tersebut dan menunjukkan draft tersebut secara langsung yang merupakan daftar dari dana-dana yang dibuat oleh pihak DPRD yang dirasanya tidak masuk akal tersebut. Dalam pandangan Van Dijk, produksi berita sebagian besar dan terutama terjadi pada proses mental dalam kognisi seorang waratwan. Disini peran waratwan sangat penting dalam terciptanya suatu teks berita tertentu. Dan untuk membongkar bagaimana makna tersebut tersembunyi dari teks, maka dibutuhkan suatu penelitian atas representasi kognisi dan strategi wartawan dalam memproduksi suatu berita. Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini kognisi sosial juga dapat diartikan bagaimana Surat kabar Sinar Indonesia Baru menegemas suatu peristiwa menjadi berita yang sangat menarik perhatian publik, sehingga pesan yang disampaikan dalam bentuk berita dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Redaksi memilih kata- kata atau kalimat tertentu untuk mempertegas pilihan, sikap, membentuk kesadaran politik, dan sebagainya. Pembuatan berita mengenai konflik antara Ahok dengan pihak DPRD terkait draf APBD kota Jakarta pada tanggal 27 Februari 2015 memiliki pesan penting yang ingin disampaikan kepada publik bahwa konflik yang terjadi antara kedua belah pihak telah berujung pada hak angket yang diberikan pihak DPRD kepada Ahok atas tuduhan pelanggaran eksekutif dan pelanggaran etika yang akan segera diajukan kepada Kejaksaan Agung. Pihak Sinar Indonesia Baru juga ingin agar masyarakat tahu ke mana saja “dana siluman” yang dibuat oleh pihak DPRD itu diselundupkan dalam draf APBD kota Jakarta dengan cara mencantumkan draf APBD tersebut dalam pemberitaannya. Dengan berdasarkan slogan yang dianut yakni “Koran Sumut Terper caya Dengan Fakta” maka koran SIB memaparkan pernyataan-pernyataan langsung dari Ahok ketika melakukan wawancara dengan para wartawan dan juga menyajikan draf anggaran yang ditunjukkan oleh Ahok. Pihak SIB tidak menyajikan berita yang tidak jelas sumbernya dan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Dengan menyajikan bukti-bukti wawancara dengan Ahok tersebut, pihak SIB ingin meyakinkan para pembaca bahwa berita yang mereka sajikan dapat diuji kebenarannya dan SIB merupakan surat kabar yang memiliki kredibilitas. Gaya bahasa yang dipakai oleh harian SIB juga merupakan gaya bahasa yang tidak rumit dan fleksibel, dalam artian mudah dipahami oleh semua lapisan masyarakat. Pihak SIB ingin menunjukkan bahwa mereka adalah surat kabar yang pro terhadap rakyat dan akhirya dalam setiap pemberitaannya mendapat kepercayaan dari masyarakat karena hal tersebut merupakan yang terutama. Dengan mendapat kepercayaan dari masyarakat, maka pemberitaan yang telah dokonstruksi oleh Universitas Sumatera Utara wartawan sesuai dengan kepentingannya, dimuat dalam harian SIB dan berita tersebut akan dipercayai oleh masyarakat. Pada akhirnya pihak SIB dapat menggiring persepsi pembaca sesuai dengan yang mereka inginkan.

4.2.3 Analisis Konteks Sosial

Dalam kerangka model Teun A. van Dijk, kita perlu mengetahui bagaimana wacana konflik Ahok dengan pihak DPRD terkait “dana siluman” yang ditemukan dalam APBD kota DKI Jakarta diproduksi masyarakat. Dua poin penting yang ditunjuk oleh Van Dijk adalah power kekuasaan dan access akses. Kekuasaan ini umumnya didasarkan pada kepemilikan atau sumber-sumber yang bernilai seperti uang, status, dan pengetahuan. Selain dimaknsai sebagai dominasi, kita juga dapat menganalisis bagaimana proses produksi itu secara umum dipakai untuk membentuk kesadaran dan konsensus. Konflik antara Ahok dengan pihak DPRD terkait APBD kota Jakarta banyak menyita perhatian masyarakat karena kasus ini melibatkan pihak-pihak yang memiliki dedikasi tinggi dalam mengemban tugas sebagai wakil rakyat. Terutama Ahok yang merupakan gubernur DKI Jakarta yang baru diangkat setelah menjabat sebagai pelaksana tugas Jokowi yang saat itu maju sebagai calon presiden di saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Kemudian Jokowi yang memenangi pemilu menjadi presiden dan otomatis Ahok yang merupakan wakil gubernur naik jabatan menjadi gubernur menggantikan Jokowi. Dalam kesehariannya ketika menjabat sebagai gubernur atau pun sebelum menjadi gubernur, Ahok sudah sering berkonflik dengan beberapa pihak. Diantaranya juga dengan pejabat-pejabat di pemerintahan. Sosok Ahok yang blak- blakan menjadikannya sering terlibat konflik dengan pihak lain. Kemudian tiba lah saatnya konflik dengan DPRD dimana konflik bermula ketika Ahok mengajukan draf APBD yang telah ia rombak kepada Kemendagri untuk disetujui. Sebelumnya, Ahok dan pihak DPRD telah melakukan rapat paripurna untuk membahas anggaran kota DKI Jakarta. Draf APBD tersebut ternyata berubah setelah diajukan oleh Ahok ke kemendagri. Ahok melakukan beberapa penghapusan anggaran yang dirasanya tidak masuk akal dan bertujuan untuk kepentingan pribadi. Universitas Sumatera Utara Tindakan tersebut tentu saja mendapat respon yang tidak baik dari pihak DPRD. Mereka menuding Ahok melakukan pelanggaran eksekutif dan pelanggaran etika. Akibatnya, Ahok hendak dilaporkan kepada pihak Kejaksaan Agung untuk pelaksanaan hak angket yang dapat berdampak buruk bagi Ahok yakni turunnya ia dari kursi gubernur. Ahok yang merasa bahwa ia telah melakukan hal yang benar, tidak gentar dan tetap pada pendiriannya bahwa ia siap menanggung akibat dari perbuatannya. Ia siap jika ia memang harus mendapat hak angket dan memang harus turun dari jabatannya sebagai gubernur apabila ia dinyatakan bersalah dan harus mundur dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Tindakannya yang melakukan aksi sepihak tersebut sontak menimbulkan pro- kontra di masyarakat. Tentunya reaksi positf banyak berasal dari masyarakat yang mendukung langkah yang diambil oleh Ahok. Sebagaimana kita ketahui pada berita yang dimuat pada koran SIB, bahwa Ahok melakukan tindakan tersebut berbasis pada kepentingan masyarakat. Dana yang dirasanya tidak diperlukan, menurutnya dapat dialokasikan kepada kepentingan masyarakat yang lain. Menurutnya, banyaknya dana yang tidak jelas tersebut bahkan dapat membangun sekolah di desa. Begitu juga dengan pengadaan biaya untuk Unterruptible Power Supply UPS yang berfungsi seperti genset bisa diganti dengan genset yang lebih berkualitas dan tidak semahal pengadaan UPS. Temuan “dana siluman” tersebut didapat dari APBD yang disusun oleh DPRD setelah rapat paripurna pengesahan berlangsung pada tanggal 27 Januari 2015 yang lalu. Pemerintah DKI lalu mengirimkan APBD yang sudah disusun melalui sistem anggaran elektronik atau e-budgeting ke Kementrian Dalam Negeri. DPRD kemudian mengirimkan APBD versi mereka ke Kementrian Dalam Negeri untuk dievaluasi. Di saat yang bersamaan, Kementrian sudah mengembalikan APBD versi pemerintah DKI dengan beberapa catatan. Ahok menjelaskan bahwa ia sudah memastikan tidak ada camat dan lurah yang memasukkan anggaran pembelian UPS dan akibatnya Ahok bersikukuh mengirimkan APBD yang disusun pemerintah DKI ke Kementrian. Hal ini lah yang melatarbelakangi konflik antara Ahok dengan pihak DPRD. Ahok menyatakan pendiriannya terkait ancaman mundurnya ia dari jabatan gubernur Universitas Sumatera Utara bahwa ia lebih baik dipecat daripada ia harus menjadi gubernur yang tidak dapat mengalokasikan dana pembangunan dengan sesuai saat ia menjabat. Ahok merupakan salah satu public figure yang sering disorot oleh media dan dalam kaitannya dengan konflik tersebut tentunya dengan mudah mencuri perhatian media serta masyarakat. media secara beramai-ramai memberitakan konflik tersebut. Media dengan caranya sendiri-sendiri mengemas berita terkait hal tersebut semenarik mungkin agar mencuri perhatian masyarakat. pemilihan kata-kata untuk menggambarkan situasi kedua belah pihak pastinya sangat penting. Media dengan ideologinya masing-masing berusaha mengemas berita tersebut sesuai dengan tujuannya baik pro maupun kontra dengan kedua belah pihak. Demikian halnya dengan pemberitaan yang dimuat di koran SIB. Tentunya mereka memiliki tujuan tertentu untuk memuat berita tersebut dan tentunya mereka menggunakan bahasa-bahasa tertentu untuk mengkonstruksi berita tersebut. Hasil konstruksi tersebut dapat berasal dari wartawan sendiri yang membuat berita ataupun mengatasnamakan kepentingan media. Pemilihan kata- kata tertentu dapat mengubah suatu makna yang dimaksud. Mereka mengontrol pemberitaan mengenai Ahok sesuai dengan kemauan mereka. Apa-apa saja hal yang hendak dimasukkan ke dalam pemberitaan dan hal-hal mana saja yang tidak ditampilkan terkait konflik Ahok dengan DPRD. Pihak DPRD sendiri merasa bahwa mereka dapat memenangkan hak angket tersebut dikarenakan jumlah mereka yang berbanding terbalik dengan Ahok. Mereka beramai-ramai menyuarakan hak angket atas Ahok dengan harapan dengan banyaknya jumlah mereka maka konflik tersebut dapat dimenangkan oleh mereka. Mereka optimis atas kemenangan mereka nantinya ketika akan mengajukan hak angket atas Ahok kepada pihak Kejaksaan Agung. Pihak dari DPRD menggunakan hak angket sebagai ajang untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka berani memperjuangkan kebenaran yang mereka yakini bahwa mereka melakukan hal yang benar dan kepada media menunjukkan seolah- olah mereka lah yang menjadi korban atas konflik tersebut karena mereka selalu mengatasnamakan bahwa hak mereka direbut oleh Ahok. Mereka berusaha Universitas Sumatera Utara membenarkan diri di hadapan media dengan harapan bahwa masyarakat dapat percaya dan mendukung mereka. Di sisi yang lain, Ahok yang merupakan salah satu tokoh politik yang disukai oleh masyarakat semakin mendapat dukungan terkait inisiatifnya dan keberaniannya dalam menggagalkan rencana penyelundupan dana pihak DPRD. Banjiran dukungan kepada Ahok semakin bertambah. Meski dalam kesehariannya Ahok dikenal sebagai tokoh politik yang “kasar” dalam berbicara dan hal tersebut sering menempatkannya dalam posisi yang sulit karena bagaimanapun ia adalah seorang pejabat pemerintah, dukungan dari pejabat-pejabat pemerintah yang lain juga mengalir bahkan dari presiden Jokowi sendiri. Demikian halnya melalui media sosial yang terus mengajukan dukungan terhadap Ahok, serta berbagai gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa. Dalam pemberitaan tersebut juga kita dapati bahwa pihak SIB juga menggambarkan sikap Ahok secara terang-terangan yakni bagaimana emosionalnya Ahok ketika diwawancara terkait temuan “dana siluman” tersebut. Secara tidak langsung, pihak SIB ingin agar sosok Ahok tergambar di benak masyarakat sesuai dengan bagaimana mereka menggambarnya. Sosok Ahok lebih banyak dibicarakan dalam berita tersebut dibandingkan tentang DPRD. Pihak SIB menginginkan masyarakat terfokus pada sosok Ahok. Hal tersebut mungkin saja didorong oleh beberapa alasan, diantaranya bahwa Ahok merupakan seorang tokoh masyarakat yang dianggap kontroversial karena sering terlibat konflik dengan beberapa pejabat pemerintah dan juga karena sosoknya yang berasal dari kelompok minoritas menjadikannya bahan empuk untuk diangkat dalam pemberitaan. Demikianlah media dapat menempatkan sosok seseorang menjadi penting atau tidak penting dalam pemberitaan, menjadi positif atau negatif di mata masyarakat dan sebagainya. Hal tersebut tergantung pada tujuan media tersebut yang juga menyangkut kepentingan-kepentingan tertentu di dalamnya. Universitas Sumatera Utara

4.3 Pembahasan