Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hal tersebut didasari oleh penggunaan data bahasa
berupa teks di media massa yang dianalisis secara kulitatif. Menurut Bogdan dan Guba pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka.
Menurut Kirk dan Miller penelitian kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam pengetahuan ilmu sosial yang secara fundamental
bergantung pada pengamatan terhadapa manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang lain dalam bahasa peristilahannya.
Metode kualitatif memandang realitas sebagai sesuatu yang berdimensi banyak, suatu kesatuan yang utuh, serta berubah-ubah, karena
itu pula rancangan penelitian tidak disusun secara rinci dan pasti sebelum penelitian dimulai. Untuk itu pula pengertian kualitatif sering
diasosiasikan dengan teknik analisis data dan penulisan laporan penelitian. Metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamatai dari orang-orang subjek itu sendiri.
Peneliti menggunakan
analisis dekriptif
kualitatif karena
menganalisis bagaimana pemberitaan tentang konflik Ahok dengan DPRD terkait APBD kota Jakarta disajikan oleh koran SIB. Selain itu peneliti
menggunakan Discourse Analysis, artinya suatu model yang dipakai untuk meneliti dokumen yang berupa teks, gambar, symbol, dan sebagainya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan model Teun A. van Dijk. Paradigma kritis lebih merujuk pada penafsiran. Dengan penafsiran
kita akan dapatkan dunia dalam, masuk menyelami teks, dan menyingkap makna yang ada dibaliknya Eriyanto, 2008 : 61. Paradigma kritis tidak
mengenal realitas yang benar-benar riil, karena realitas yang muncul
Universitas Sumatera Utara
adalah realitas semu yang terbentuk bukan melalui prose salami melainkan dibentuk oleh proses sejarah, kekuatan sosial, politik, dan ekonomi. Dalam
konteks media, paradigm kritis memandang media bukan suatu sakuran yang bebas dan netral. Media justru dimiliki oleh kelompok tertentu dan
digunakan untuk mendominasi kelompok lainnya. Berangkat dari hal yang dipaparkan di atas, posisi peneliti dalam hal
ini dapat dikatakan memiliki sisi keberpihakan. Eriyanto 2001:59 mengungkapkan bahwa keberpihakan peneliti dan posisi peneliti atas suatu
masalah sangat menentukan bagaimana datateks ditafsirkan. Eriyanto 2001:60 juga mengungkapkan, bahwa peneliti layaknya aktivis yang
mempunyai komitmen terhadap nilai-nilai tertentu yang harus diperjuangkan. Posisi tersebut sangat berpengaruh terhadap apa yang ingin
dicapai lewat penelitian. Cara penelitian wacana yang bertitik tolak pada paradigma kritis
didasarkan pada penafsiran peneliti pada teks. Dengan berangkat melalui pemikiran tersebut, peneliti dapat memasuki penelitian dalam dengan
menyelaminya melalui teks dan menyingkap makna yang ada dibaliknya. Oleh sebab itu, unsure subjektivitas peneliti mungkin tidak dapat
dihindari. Pengalaman, latar belakang pendidikan, budaya, politik dan keberpihakan peneliti akan mempengaruhi hasil interpretasi.
3.2 Objek Penelitian