78 merupakan unsur dominan didalam masyarakat, tapi kenyataan yang terjadi, dasar
negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia tidak didasarkan pada Islam, karena realitas yang ada adalah selalu tidak berhasilnya Indonesia menjadikan
agama sebagai dasar negara yang mampu merangkul pluralisme. Karena alasan pluralisme itu pula, penerapan dan pemberlakuan hukum
Islam dalam dinamika sosial politik Indonesia selalu mengundang polemik. Demi menjaga komitmen atas pluralisme, hukum
Islam “direduksi’ wilayah pemberlakuanya sampai pada tingkat yang membuat penganut agama lain tidak
merasa terancam. Hukum Islam yang mendapatkan legitimasi dan justifikasi dalaam tata hukum Indonesia hanya pada bidang hukum mu’amalah private
laws, itu pun terbatas pada bidang kewarisan, perkawinan, dan perwakafan, padahal ruang lingkup hukum Islam adalah seluruh wilayah aktifitas manusia.
167
Memandang konteks Indonesia dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar namun tidak menjadikan syariat Islam sebagai dasar hukum negara, Abu
Jibril mengatakan bahwa, Indonesia punya peluang untuk syariat Islam bisa masuk kedalam sistem kenegaraan, karena Islam merupakan agama yang dianut
mayoritas penduduk Indonesia. Menurutnya, Indonesia bersyariat harus direbut dengan jalan revolusi. Revolusi yang dimaksud Abu Jibril adalah revolusi damai
dengan jalan dakwah. Akan tetapi bila ternyata usaha itu dihadapi dengan kekuatan fisik, terpaksa dilakukan dengan perlawanan.
168
167
Wahid dan Rumadi, Fiqh Mazhab Negara: Kritik atas Politik Hukum Islam di Indonesia, 7-9.
168
Wawancara dengan Abu Jibril, Masjid Al-munawarah, Pamulang Tanggerang Selatan, 29 April 2013.
79 Dalam pandangan Abu Jibril, negara yang ada saat ini tidak perlu
dihancurkan, cukup penguasa yang tidak pro syariat Islam saja yang disingkirkan dan diganti dengan penguasa Islam yang mendukung syariat. Sebab Nabi juga
tidak menghancurkan Mekah, dan tidak menghancurkan kota Madinah ketika ingin menegakan dan menyebarkan ajaran Islam.
169
Menurut Abu Jibril, jika Indonesia ingin menjadi lebih baik, maka ganti rezim sekaligus mengganti sistem kenegaran. Jadikan Islam sebagai sistem yang
mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Islam harus dilaksanakan seluruhnya dalam bentuk kekuasaan negara. Rasulullah Saw, Abu Bakar As-
Shiddiq ra, Umar bin Khaththatb ra, Utsman bin Affan ra, dan Ali bin Abi Thalib ra, adalah pelaksana Al Quran dalam bentuk kekuasaan negara. Maka mustahil
Islam dapat diamalkan secara kafah jika kita tidak punya kekuasaan dan negara.
170
Abu Jibril menegaskan bahwa yang memperjuangkan syariat Islam adalah Muslim yang sesungguhnya. Hanya orang-orang kafir dan tidak paham Islam-lah
yang menolak hal ini sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan di surat an-Nisa’ ayat ke-65 yang artinya:
“Maka demi Tuhanmu, mereka pada hakekatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya.
” Q.S an-Nisa: 65
Maka menurut Abu Jibril, dengan syariat Islam, Indonesia akan makmur, sejahtera dunia-akhirat. Oleh karena itu, wajib bagi seluruh lapisan masyarakat
169
Tersedia di http:abujibriel.com
Internet; diunduh 3 Januari 2014.
170
Tersedia di http:abujibriel.com
Internet; diunduh 3 Januari 2014.
80 untuk menegakan dan senantiasa mengamalkan hukum Islam dengan sebaik-
baiknya.
171
D. Penolakan Terhadap Demokrasi dan Pancasila
Istilah Demokrasi berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos
yang berarti rakyat, dan kratoscratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
172
Demokrasi yang dianut di Indonesia yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila.
173
Kemunculan Pancasila sebagai filsafat negara Republik Indonesia dilatarbelakangi oleh fakta sejarah perjuangan mewujudkan cita-cita kemerdekaan
Indonesia.
174
Pancasila sendiri merupakan suatu konsep ideologi baru yang di design untuk mewujudkan tatanan negara Indonesia yang modern.
175
Demokrasi Pancasila merupakan konsep dan sistem pemerintahan yang lahir sebagai koreksi atas penerapan Demokrasi Parlementer dan Demokrasi
Terpimpin di bawah kendali kepemimpinan Soekarno yang dinilai telah banyak melakukan penyimpangan terhadap konstitusi dan ideologi negara, sekaligus
bertentangan dengan konsep Demokrasi itu sendiri. Diantara bentuk
171
Wawancara dengan Abu Jibril, Masjid Al-munawarah, Pamulang Tanggerang Selatan, 29 April 2013.
172
Rahardiansyah, Pengantar Ilmu Politik: Konsep Dasar, Paradigma dan Pendekatanya, 120.
173
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, 106.
174
Sirojuddin Aly, Revitalisasi Ideologi Nasional Dalam Berbangsa dan Bernegara, Jakarta: Mazhab Ciputat, 2012, 1.
175
Aly, Revitalisasi Ideologi Nasional Dalam Berbangsa dan Bernegara, 73.
81 penyimpangan yang paling parah ialah ditetapkannya Presiden Soekarno sebagai
Presiden seumur hidup melalui Ketetapan MPRS No. IIIMPRS1963. Yang berarti tidak ada mekanisme pergantian kekuasaan eksekutif lewat pemilihan
umum.
176
Atas dasar itulah Orde Baru tegak dengan membawa konsep Demokrasi Pancasila dengan sebuah komitmen akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen. Awalnya demokrasi Pancasila menawarkan tiga komponen demokrasi. Pertama, demokrasi dalam bidang politik yang hakikatnya
untuk menegakkan kembali asas-asas negara hukum dan kepastian hukum. Kedua, demokrasi dalam bidang ekonomi yang pada hakikatnya adalah kehidupan yang
layak bagi semua warga negara. Ketiga, demokrasi dalam bidang hukum pada hakikatnya adalah pengakuan dan perlindungan HAM, serta peradilan yang bebas
dan tidak memihak. Namun, penerapannya komitmen tersebut hanyalah retorika politik belaka. Kebebasan berpendapat dikekang, praktek KKN merajalela,
pelanggaran HAM terjadi dimana-mana, seluruh kekuatan politik maupun ormas- ormas hingga organisasi kemahasiswaan didesak memakai azas tunggal pancasila.
Menyimpangnya Demokrasi semasa Orde Baru mengakibatkan munculnya gelombang ketidakpercayaan rakyat terhadap kredibilitas pemerintah yang
meledak di tahun 1998.
177
Penyimpangan Demokrasi Pancasila itulah yang membuat aktivis Islam Radikal seperti Abu Jibril menolak keras Demokrasi dan
Pancasila yang dianggap telah gagal mewujudkan kesejahteraan rakyat dan
176
Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, 129-130.
177
Aly, Revitalisasi Ideologi Nasional Dalam Berbangsa dan Bernegara, 98.
82 ketidakmampuanya dalam mengatasi konflik dan krisis multidimensi yang
menimpa Indonesia. Dalam pandangan Abu Jibril, umat Islam saat ini masih belum memahami
istilah Demokrasi dalam perpektif Islam, apalagi bagi mereka yang belum begitu paham mengenai ajaran Islam sepenuhnya. Menurut Abu Jibril, Demokrasi bagi
sebagian umat kaum Islam Radikal Islam masih belum diterima secara total. Masih banyak kaum muslim yang bersikap menolak bahkan mengharamkan
Demokrasi. Karena sungguh merupakan suatu bencana besar bagi umat Islam yang berpaling dari Islam dan memilih demokrasi. Umat Islam yang sebagian
besar kurang paham dengan ajaran Islam, telah disesatkan oleh para pemimpin mereka.
Menurut Abu Jibril, Allah menciptakan manusia dan menempatkan makhluk-Nya di dunia, mustahil kalau Allah tidak membuat aturan untuk
mengelola alam semesta dan manusia. Maka Allah menciptakan aturan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia dan alam semesta. Aturan itu bernama
Islam. Tentu Islam adalah aturan yang paling cocok untuk mengatur dunia, karena manusia, alam semesta, dan Islam adalah ciptaan Allah SWT. Namun sangat
disayangkan banyak orang yang mengaku Muslim tidak memahami akan hal ini, sehingga mereka memilih aturan lain selain aturan Allah untuk mengatur
kehidupannya. Dan salah satu sistem hidup yang dipuja oleh manusia pada saat ini adalah Demokrasi.
83 Demokrasi yang dianut di Indonesia yaitu demokrasi berdasarkan
Pancasila. Penolakan Abu Jibril terhadap Pancasila karena menurutnya asas Pancasila ditemukan dalam Kitab Talmud.
178
Asas pertama, monotheisme diganti dengan Ketuhahan. Kedua, nasonalisme, berbangsa, berbahasa dan bertanah air
satu tanah Yahudi. Ketiga, humanisme, kemanusiaan yang adil dan beradab bagi bangsa Yahudi. Keempat, demokrasi, suara terbanyak adalah suara tuhan. Kelima,
sosialisme, keadilan sosial bagi setiap orang Yahudi. Kembali pada Pancasila, berarti kembali pada doktrin Yahudi. Padahal, Allah sudah menetapkan: Ikutilah
jalan-Ku yang lurus, jangan ikuti jalan-jalan yang lain selain yang ditunjukkan oleh Al Qur’an. Jika kita mengikuti jalan Pancasila, Nasionalisme, Liberalisme,
Komunisme, maka sudah dipastikan umat akan bercerai-berai dan binasa. Satu- satunya jalan yang menyelamatkan umat Islam adalah Al Quran, bukan yang
lain.
179
Pancasila tampaknya memang menjadi solusi terbaik atas persoalan pluralisme di Indonesia. Selain mampu memberikan kesamaan persepsi dan
memupuk integritas atas pluralisme bangsa, Pancasila juga akhirnya diterima
178
Talmud merupakan kitab suci bangsa Yahudi. Talmud berarti ajaran atau pengetahuan, derivasi dari kata laumid dalam bahasa Ibrani yang artinya pelajaran, ada yang mengatakan
pengajaran dengan perantara kitab suci, dan setelah pertengahan abad kedua maeshi ditetapkan Talmud sebagai kitab yang berisi hukum-hukum kaum Yahudi. Pada prinsipnya kitab Talmud
terbagi dalam dua bagian: Pertama, Mishnah sebagai naskah asli Matan adalah udang-undang yang dibuat oleh bangsa Yahudi untuk kepentingan mereka, guna melengkapi kitab Taurat
Perjanjian Lama. Kedua, Gemara yang tersusun atas Gemara Jerussalem Palestina yang berisi rekaman diskusi para tokoh agama yang ada di Palestina, khususnya para tokoh agama
Thabariyah, saat mereka menafsirkan nash-nash kitab Mishnah. Mishnah dengan tafsir Gemara
Jerussalem disebut dengan nama “Talmud Jerussalem”, sedangkan Mishnah dengan tafsiran Gemara Babilon disebut“Talmud Babilon”. Lihat, “Mengenal Sejarah Kitab Talmud” tersedia di
http:www.islampos.commengenal-sejarah-kitab-talmud-1-59144 Internet; diunduh 3 Januari
2014.
179
Desastian, “Abu Jibril: Yang Ikut Pancasila Akan Binasa” tersedia di http:www.voa-
islam.comreadinterview2011060815186abu-jibril-yang-ikut-pancasila-akan- binasasthash.3te4f3Fb.dpuf
Internet; diunduh 3 Januari 2014.
84 sebagai satu-satunya ideologi negara. Dan Abu Jibril sangat menyayangkan sikap
para penguasa di negeri ini yang lebih memilih ajaran nenek moyangnya, yakni Pancasila. Dan ketika ditawari syariat Islam yang bersumber dari Al’quran
mereka justru menolak. Abu Jibril menegaskan bahwa Islam sama sekali tidak mentolelir adanya
sistem lain, seperti demokrasi. Oleh karena itu wajib bagi umat Islam untuk menuntut kepada pemerintah agar segera mengenyahkan demokrasi dari bumi
Indonesia. Karena baginya semua ideologi yang berasal dari Barat bertujuan untuk memerangi masyarakat Islam agar menjauhi syariat Islam.
180
Dalam pandangan Abu Jibril, hanya orang kafir, munafik dan sejenisnya yang tidak ingin syariat Islam ditetapkan sebagai dasar hukum negara, padahal
hanya aturan Allah syariat Islam yang berhak diterapkan di muka bumi. Dan siapa saja yang menghalangi berlakunya aturan itu, maka dia harus diperangi.
181
Abu Jibril mengutip surat al- An’am ayat 153:
“Perintah dan larangan ini adalah syariat-Ku yang benar. Wahai manusia, ikutilah syariat-Ku itu. Janganlah kalian mengikuti
tatanan-tatanan hidup yang lain, karena tatanan-tatanan hidup yang lain itu pasti akan menjauhkan kalian dari syariat-Nya.
Demikianlah Tuhan mengajarkan syariat-Nya kepada kalian supaya kalian t
aat kepada Allah dan bertauhid” Q.S. al-An’am: 153.
Berdasarkan ayat tersebut, Abu Jibril menyatakan bahwa, perkara yang paling penting dalam kehidupan seorang muslim adalah urusan tauhid dan syariat.
180
Jibril, Virus-Virus Syariat: Upaya Menjaukan Umat Islam dari Al-Quran, 104.
181
Tersedia di http:abujibriel.com
Internet; diunduh 3 Januari 2014.