Aktifitas Sosial, Dakwah, dan Politik

47 Pada 14 Mei 2004, Abu Jibril dideportasi ke Indonesia. Namun, baru saja menginjakkan kaki di bandara, Abu Jibril langsung “dijemput” polisi Indonesia. Abu Jibril hendak diperiksa terkait isu terorisme, walau pada akhirnya polisi hanya mengenakan tuduhan pemalsuan dokumen. Atas dakawaan itu, AbuJibril kembali ditahan selama 5 bulan penjara. Tahun 2009 hingga 2010 merupakan tahun ujian tersendiri bagi Abu Jibril karena beberapa hari sesudah bom meledak di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriot pada 17 Juli 2009, putra sulung Abu Jibril, yaitu Muhammad Jibril, ditahan karena dituduh terlibat dalam pemboman tersebut. Muhammad Jibril sendiri menjelaskan bahwa selama dalam masa tahanan, dirinya kerap mendapatkan perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari aparat kepolisian. Dirinya dipaksa mengaku sebagai dalang teroris dari tragedi peledakan bom di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriot. 95 Muhammad Jibril sendiri merupakan pemimpin perusahaan situs http:www.arrahmah.com , yang merupakan peusahaan keluarga Abu Jibril. Abu Jibril dan keluarga sangat terpukul dengan penangkapan Muhammad Jibril, Abu Jibril menegaskan bahwa putranya tidak ada hubungan dengan teroris apalagi terlibat jaringan Noordin M Top 96 seperti yang dituduhkan banyak pihak. 95 Penuturan Muhammad Jibril yang disampaikan di kediaman pribadi Abu Jibril perumahan witanaharja, Pamulang Tanggerang Selatan, dalam acara akekahan cucu Abu Jibril 15 Januari 2013. 96 Kelompok jaringan teroris Noordin M Top merupakan kelompok teroris sempalan dari Jamaah Islamiyah. Kelompok Noordin M Top mulai memisahkan diri dari JI sejak terjadi peristiwa peledakan Hotel Mariott tahun 2003. Tujuan perjuangan kelompok teroris Noordin M Top adalah untuk menyerang kepentingan Amerika Serikat dan sekutunya di Indonesia. Noordin M Top adalah orang yang dianggap bertanggung jawab atas serentetan serangan teror di Indonesia. Noordin, bersama dengan Dr. Azahari menjadi murid dari Abu Bakar Baasyir, sewaktu Baasyir berada dalam pelarian di Malaysia. Lihat, Sukawarsini DJelantik, Terorisme: Tinjauan Psiko- Politis, Peran Media, Kemiskinan, dan Keamanan Nasional Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2010. 48 Muhammad Jibril hanya sebagai wartawan dan pengusaha media website dan patut mendapatkan pembelaan. Nama Abu Jibril juga kembali tenar saat penembakan Dulmatin 97 di Pamulang, Tangerang Selatan, pada 9 Maret 2010 lalu. Kebetulan, lokasi penembakan memang tidak jauh dari rumah Abu Jibril di komplek Witanaharja, Pamulang. Andi Fauzi, orang yang menampung Dulmatin, juga merupakan murid pengajian Abu Jibril. Tidak pelak, isu keterlibatan Abu Jibril dengan terorisme kembali mencuat. Abu Jibril membantah bila selama ini dirinya memberi ajaran terorisme kepada Andi Fauzi maupun muridnya yang lain, karena yang diajarkanya selama ini adalah ajaran yang bersumber dari Al-Quran dan sunnah. Di beberapa tempat di Witanaharja, termasuk di dekat rumah Abu Jibril dan Masjid Al Munawwaroh, pada waktu yang berdekatan dengan penembakan Dulmatin, mulai muncul sejumlah spanduk berisi tulisan dengan huruf-huruf ukuran besar berbunyi, “Waspadai Teroris di Sekitar Kita”. Mau tidak mau, masyarakat akan berpendapat bahwa spanduk-spanduk itu secara tidak langsung ditujukan pada Abu Jibril. 98 97 Djoko Pitono atau Dulmatin asal Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah. Ia tewas diterjang peluru pasukan Detasemen Khusus 88Antiteror Mabes Polri dalam penggerebekan di rumah toko Multiplus Jalam Siliwangi, Pamulang, Tangerang Selatan. Sebelumnya Dulmatin diketahui bersembunyi di Filipina. dirinya dicari polisi setelah dituduh terlibat dalam bom Bali I. Tersedia http:www.tempo.coreadnews20100309064231220Dulmatin-Tewas- Diberondong-Densus-88 . Internet; diunduh 3 Juli 2013. 98 Haris Firdaus ”Abu Jibril” tersedia di http:rumahmimpi.net201004abu-jibril Internet; diunduh 21 september 2012 49

D. Abu Jibril dan Majelis Mujahidin Indonesia MMI

Selain aktif berdakwah dan pernah mengalami perjalanan panjang di luar negeri, Abu Jibril bergabung dengan Majelis Mujahidin Indonesia yang dideklarasikan pertama kali melalui sebuah kongres pada tanggal 5-7 Agustus 2000 di Yogyakarta. Abu Jibril sendiri dianggap sebagai salah satu tokoh pelopor gerakan tersebut selain Abu Bakar Ba’asyir. Abu Jibril bersama dengan Ba’asyir merupakan figur penting dikalangan kelompok Islam Radikal yang melakukan aktifitasnya di Malaysia. 99 Munculnya MMI sebenarnya sangat berkaitan dengan keprihatinan sebagian tokoh Islam tentang lemahnya posisi umat Islam dalam ikut membangun bangsa Indonesia. Posisi umat Islam sendiri dalam kenyataanya terus terpinggirkan, terlebih ketika Orde Baru memegang kekuasaan pemerintahan. Karena itulah, ketika Orde Baru jatuh telah muncul dikalangan umat Islam diskusi-diskusi tentang bagaimana mengangkat citra umat Islam sehingga Islam menjadi rahmatan lilalamin. MMI didirikan dengan misi menegakan syariat Islam di tanah air. Tujuan utama MMI adalah berlakunya syariat Islam melalui kekuatan negara. MMI lahir dengan berkembangnya anggapan bahwa krisis multi dimensi yang berkembang di tanah air dapat diatasi dengan penerapan syariat Islam dalam semua sektor kehidupan. Bagi MMI Islam merupakan alternatif ideologi yang harus diberlakukan sesuai ketentuan Allah melalui hambanya di dunia. 100 99 Mubarak, Genealogi Islam Radikal di Indonesia: Gerakan, Pemikiran dan Prospek Demokrasi, 127. 100 Turmudi dan Sihbudi, ed., Islam dan Radikalisme di Indonesia, 249. 50 Formulasi syariat Islam sebetulnya pernah tertuang dalam piagam Jakarta. Piagam Jakarta adalah hasil kompromi tentang dasar negara Indonesia yang dirumuskan oleh Panitia Sembilan dan disetujui pada tanggal 22 Juni 1945 antara pihak Islam dan nasionalis. Panitia Sembilan merupakan panitia kecil yang dibentuk oleh BPUPKI. Dalam Piaga m Jakarta tersusun: “… maka di susunlah kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu hukum dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada; ke- Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”. bukan Cuma tujuh kata dalam piagam Jakarta yang dihapus, redaksi dan istilah didalamnya mengalami perubahan, seperti “Hukum Dasar” menjadi “Undang-Undang Dasar” . lebih lengkap susunan UUD 1945 itu ialah; “…maka di susunlah kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada; ke- Tuhanan, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam 51 permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”. 101 Butir pertama yang berisi kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluknya, diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa oleh Drs. M. Hatta. Naskah Piagam Jakarta ditandatangani oleh Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, A.A. Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, H.A. Salim, Achmad Subardjo, Wahid Hasjim, dan Muhammad Yamin. Bagi MMI, hal yang harus dilakukan adalah mengusahakan agar umat Islam mempunyai payung berupa undang-undang yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mereka untuk menegakan syariat Islam. Akan tetapi karena tujuh kata piagam Jakarta dicabut maka upaya umat Islam untuk menegakan syariat harus dimulai lagi dari awal. Kongres I MMI di Yogyakarta tersebut dirancang untuk tujuan tersebut yang kemudian menjadi langkah awal penegakan syariat Islam secara total. 102 Keputusan yang paling monumental dari kongres ini adalah lahirnya piagam Yogyakarta yang merupakan seruan kepada semua kaum Muslimin tentang wajibnya menegakan hukum Allah dalam kehidupan pribadi, masyarakat dan negara. 103 Meskipun tidak keras dalam tindakan, MMI sebenarnya cukup kritis terhadap hal atau sistem selain dari yang disodorkan selain Islam. MMI menolak demokrasi dan tidak setuju dengan nasionalisme yang dianggapnya sebagai 101 Endang Saifuddin Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945 Bandung: Pustaka Perpustakaan Salman ITB, 1981, 143-144. 102 Awwas, ed., Risalah Kongres Mujahidin I dan Penegakan Syariah Islam, xvii-xxviii. 103 Awwas, ed., Risalah Kongres Mujahidin I dan Penegakan Syariah Islam, 132. 52 pengkotakan. Nasionalisme dan demokrasi dianggapnya menjadi malapetaka bagi umat Islam karena dengan demokrasi umat Islam menjadi terpecah-pecah dalam banyak partai atau kelompok. 104 Diawal berdirinya MMI, Abu Jibril terpilih untuk membawahi Departemen Peningkatan Sumber Daya Mujahid Qism Tanmiyatul Mawarid al- basyariyah, yang memliki agenda antara lain, menyelenggarakan pengkadera n para da’I dan mujahid secara terkoordinir dan terseleksi dalam semua tingkatan baik seara, terpusat, maupun berpindah tempat menurut keperluanya, serta menyusun sistem dan metode pengkaderan sesuai dengan tantangan dan kebutuhan, termasuk sosialisasi. 105 Saat ini Abu Jibril sendiri menjabat sebagai Amir MMI yang merupakan pimpinan tertinggi dari organisasi tersebut yang dahulu di awal masa berdirinya, MMI di pimpin oleh Abu Bakar Ba’asyir yang kini berjalan sendiri di bawah organisasi barunya Jamaah Ansharut Tauhid. Perbedaan pendapat soal sistem organisasi membuat Abu Bakar Ba’asyir di tahun 2008 mundur dari MMI. Menurut Abu Bakar Ba’asyir MMI yang ada kini tidak sesuai dengan syariat Islam karena sistem yang diterapkan MMI masih menggunakan sistem Yahudi, tata cara pemilihan Amir masih menggunakan sistem periodik demokrasi, menurutnya di MMI Amir hanya sebagai koordinator, bukan pemimpin tunggal. 106 104 Turmudi dan Sihbudi, ed., Islam dan Radikalisme di Indonesia, 255. 105 Awwas, ed., Risalah Kongres Mujahidin I dan Penegakan Syariah Islam, 174. 106 “Baasyir Dirikan Ormas Baru” tersedia di http:regional.kompas.comread2008091713241387BaE28099ashir20Mundur20dari 20Majelis20Mujahidin20Indonesia Internet; diunduh 21 Februari 2013. 53 Abu Bakar Ba’asyir menegaskan bahwa dalam Islam pemimpin dipilih dan diturunkan bila ia melanggar syariat, meninggal, mengundurkan diri, atau sakit permanen. Seorang pemimpin tidak perlu mempertanggung jawabkan kepemimpinanya di kongres, melainkan langsung bertanggung jawab kepada Allah. 107 Abu Jibril sendiri menegaskan bahwa MMI yang ada sudah berjalan sesuai dengan tujuanya untuk menegakan syariat Islam, karena syariat Islam tidak bisa dipandang lewat perspektif seseorang, karena itu dalam MMI tidak ada simbol atau figuritas sentral. Abu Jibril sendiri membenarkan pernyataan Abu Bakar Ba’asyir tersebut, hanya saja menurutnya pandangan Abu Bakar Ba’asyir tersebut tidak selaras dengan realitas yang ada, karena seorang pemimpin tidak perlu mempertanggung jawabkan kepemimpinanya di kongres, melainkan langsung bertanggung jawab kepada Allah hanya dapat direalisasikan bila sudah tegak kepemimpinan umat Islam internasional Khilafah dan pemimpinya disebut Khalifah atau secara nasional disebut Amirud Daulah. Pandangan Abu Bakar Ba’asyir dinilai tidak realistis karena MMI saat ini masih berbentuk jamaah kecil. 108 MMI dibawah kepemimpinan Abu Jibril bertekad meneruskan kebijakan- kebijakan sebelumya, antara lain berfungsi sebagai motivator umat untuk penegakan syariat Islam dalam lingkup keluarga, masyarakat, dan pemerintahan negara, serta membuat fatwa tentang kasus-kasus tertentu mengenai ajaran-ajaran 107 “Baasyir Dirikan Ormas Baru” tersedia di http:regional.kompas.comread2008091713241387BaE28099ashir20Mundur20dari 20Majelis20Mujahidin20Indonesia Internet; diunduh 21 Februari 2013. 108 Wawancara dengan Abu Jibril, Masjid Al-munawarah, Pamulang Tanggerang Selatan, 18 Desember 2012.