Jihad dan Terorisme Jihad

66 Saat ini pemahaman tentang teroris dan terorisme cenderung direduksi sedemikian rupa sehingga setiap kali menyebut kata teroris dan terorisme, maka yang ada dibenak sebagian masyarakat adalah Al-Qaeda dan kaum teroris Islam lainya yang sering mengatasnamakan jihad sebagai cara berjuang. Hal ini dikarenakan Al-Qaeda selalu mengatakan aksi terornya adalah jihad. Dan sejak munculnya seruan perlawanan terhadap Osama bin Laden, jihad seolah menjadi kata kunci yang diidentikan dengan Islam. Kemudian berkembanglah stigma yang menyamakan kaum radikal, sebagai teroris. Lalu yang paling ironis, stigma yang menyamakan atau minimal mengidentikan Muslim dengan teroris atau Islam dengan terorisme. 136 Bagi Abu Jibril, terorisme merupakan undang-undang yang dilegalkan penguasa thoghut untuk menghentikan dan mematikan gerakan jihad bagi penegakan syariat Islam dan khilafah. Isu terorisme yang diembuskan pihak-pihak anti-Islam merupakan gerakan yang menghalang-halangi perkembangan agama Islam itu sendiri. Islam, kata Abu Jibril, tidak pernah menakut-nakuti. Orang anti- Islam lah yang sebenarnya membuat teror. Jihad mereka sebut amalan yang menakutkan. 137 Menurut Abu Jibril, sebagian kaum Muslim dalam memandang dan memahami jihad Islam telah salah dan keliru. Mereka telah banyak terpengaruh oleh pandangan sesat orang kafir, orang-orang munafik dan ahli- ahli bid’ah yang 136 Riza Sihbudi, “Terorisme dan Kospirasi Anti Islam” dalam Akaha, ed., Terorisme dan Kospirasi Anti Islam, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2002, 62. 137 Wawancara dengan Abu Jibril, Masjid Al-munawarah, Pamulang Tanggerang Selatan, 5 Februari 2013. 67 menganggap jihad Islam itu sebagai simbol kekerasan dan keganasan, lalu dengan sewenang-wenangnya melabelkan jihad sebagai terorisme dan pelakunya adalah teroris. Padahal yang sebenarnya, jihad merupakan amalan mulia dan tinggi derajatnya. Bahkan jihad fie sabilillah merupakan satu-satunya amal shalih yang menjadi benteng dan penyelamat seluruh ajaran Islam yang kedudukanya tidak bisa diganti dengan amal shalih yang lain. 138 Lebih lanjut Abu Jibril juga menambahkan bahwa seluruh ajaran Islam itu Rahmatan lil alamin, diamalkan, didakwahkan, dan diperjuangkan sesuai petunjuk Rasulullah. Shalat, puasa, zakat, haji, dan umrah bila dikerjakan sesuai ilmu maka akan mendapat rahmat Allah. Begitu juga jihad, jika diamalkan dengan benar akan menurunkan amal yang sangat besar. Maka tidak pantaslah kita menuding dan menghina beberapa jamaah yang dianggap radikal dan keras seperti, MMI, FPI, HTI, dan lainya karena kecendrungan mereka yang menjadikan jihad sebagai jalan hidupnya. 139 Mengenai aksi teror bom di Indonesia, Abu Jibril menuturkan bahwa pembantaian umat manusia seperti yang terjadi pada peristiwa-peristiwa peledakan bom, bukanlah termasuk cara orang Islam berjihad. Karena sesungguhnya Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang, dan jihad digunakan untuk menegakkan keamanan dunia. Abu Jibril menegaskan bahwa aksi-aksi teror bom di Indonesia hanyalah ulah pihak-pihak tertentu yang sengaja diciptakan untuk meredam kebangkitan Islam. Densus 88 yang menangkap dan memberi label teroris pada seseorang, maka itulah bentuk teror yang 138 Jibriel AR, Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkanya, 7. 139 Jibriel AR, Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkanya, 72. 68 sesungguhnya karena telah mencemari Islam. Islam dituduh teroris, padahal merekalah teroris yang sesungguhnya karena telah menakut-nakuti umat Islam supaya takut pada jihad dan menjauhinya. 140 Abu Jibril menambahkan bahwa aksi peledakan bom di Indonesia mengandung banyak kebohongan didalamnya yang merugikan umat Islam. Para tertuduh teroris sesungguhnya telah dipaksa untuk mengakui perbuatan keji tersebut dilakukan mereka atas nama jihad. Hal tersebut dilakukan untuk mencemari jihad dan menguntungkan pihak-pihak yang membenci Islam Barat. Abu Jibril berpendapat bahwa aksi peledakan bom di Indonesia hanyalah rekayasa Yahudi dan Nasrani untuk terus memojokan Islam. 141 Teror dilakukan kaum kafir dengan tujuan memurtadkan kaum muslim, memecah belah kesatuan umat Islam, dan kaum kafir akan terus memerangi Islam. 142 Dan pelaku aksi teror yang mengatasnamakan jihad tidak pantas disebut sebagai mujahid, karena sebutan mujahid hanya untuk orang-orang yang berjihad dengan cara-cara yang benar. 143 Menurut Abu Jibril, Jihad memang digunakan untuk melawan musuh- musuh Islam. Dan musuh-musuh Islam bukan hanya orang-orang kafir, tapi juga orang Islam yang anti dengan penegakan syariat. Dan perang boleh dilakukan apabila musuh-musuh Islam tersebut memerangi Islam. Kekerasan diperbolehkan 140 Wawancara dengan Abu Jibril, Masjid Al-munawarah, Pamulang Tanggerang Selatan, 17 September 2013. 141 Wawancara dengan Abu Jibril, Masjid Al-munawarah, Pamulang Tanggerang Selatan, 17 September 2013. 142 Abu Muhammad Jibril, Virus-Virus Syariat: Upaya Menjaukan Umat Islam dari Al- Qur Jakarta: Ar Rahmah Media, 2008, 10. 143 Wawancara dengan Abu Jibril, Masjid Al-munawarah, Pamulang Tanggerang Selatan, 17 September 2013. 69 bila ternyata musuh-musuh Islam menggunakan kekerasan dalam menghalang- halangi penegakan syariat Islam. Abu Jibril dengan tegas mengatakan bahwa Islam agama yang lemah lembut dan cinta damai, Islam tidak pernah membantai umat manusia, dan Islam agama yang mampu merangkul semua. 144 Bagi Abu Jibril, isu terorisme harus selesai di Indonesia. Dan mengenai aksi-aksi bom di tanah air, Abu Jibril menilai maraknya aksi bom dan serangkaian teror belakangan ini bertujuan untuk mengalihkan isu yang selama ini memojokkan pemerintah, sehingga sesuatu yang mendesak dan mendapat perhatian masyarakat menjadi dilupakan. Padahal semua itu sengaja diciptaan rezim penguasa untuk terus menerus mendiskreditkan umat Islam sehingga menjadi lemah dan akhirnya mudah dikendalikan. Sebaliknya gerombolan Kristen dan Katolik fanatik fundamentalis terus berkembang pesat dan akhirnya berkuasa di Indonesia. 145

B. Penegakan Syariat Islam

1. Makna Syariat Islam

Syariat Islam atau hukum Islam yang bersumber langsung dari Al- Qur’an, merupakan seperangkat norma yang berfungsi untuk mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Syariat Islam merupakan landasan hukum terpenting bagi 144 Wawancara dengan Abu Jibril, Masjid Al-munawarah, Pamulang Tanggerang Selatan, 17 September 2013. 145 Wawancara dengan Abu Jibril, Masjid Al-munawarah, Pamulang Tanggerang Selatan, 5 Februari 2013. 70 umat Islam karena syariat Islam adalah hukum yang dinilai mampu memecahkan seluruh permasalahan umat. Penegakan syariat Islam dianggap sebagai suatu kewajiban agama yang implikasinya bukan hanya sebagai solusi permasalahan tetapi juga membantu umat untuk meraih kesejahteraan. Semangat memperjuangkan syariat Islam disegala aspek kehidupan terus berkembang karena didasarkan pada fakta bahwa hukum manusia tidak membawa keadilan dan tidak memperhatikan kepentingan mayoritas umat Islam. Persoalan yang cukup mengganjal dikalangan aktifis Islam Radikal seperti Abu Jibril, antara lain karena belum diberlakukanya syariat Islam secara utuh, padahal menurut Abu Jibril syariat Islam bagaikan perisai yang melindungi umat Muslim dari serangan paham sekuler dan ideologi-ideologi Barat yang dinilai menyesatkan dan seringkali melahirkan kesenjangan sosial. Masih diberlakukanya sistem lain selain syariat Islam adalah penyebab utama segala masalah dan bencana yang menimpa umat manusia. 146 Abu Jibril menjelaskan bahwa Islam datang untuk mentauhidkan umat manusia dan menegakkan syariat diatas tauhid yang benar. Kehidupan akan timpang apabila syariat Islam tidak ditegakkan di bumi, karena syariat Islam diturunkan Allah demi terciptanya kemaslahatan hidup di dunia dan kesejahteraan di akhirat. Apabila syariat tidak ditegakkan maka masyarakat akan menjadi kacau dan tertimpa bencana seperti saat ini. 147 146 Wawancara dengan Abu Jibril, Masjid Al-munawarah, Pamulang Tanggerang Selatan, 29 April 2013. 147 Tersedia di http:abujibriel.com Internet; diunduh 3 Januari 2014. 71 Abu Jibril menyebutkan firman Allah Taala dalam surat al-Anam ayat ke- 153, yang berbunyi: Perintah dan larangan ini adalah syariat-Ku yang benar. Wahai manusia, ikutilah syariat-Ku itu. Janganlah kalian mengikuti tatanan-tatanan hidup yang lain, karena tatanan-tatanan hidup yang lain itu pasti akan menjauhkan kalian dari syariat-Nya. Demikianlah Tuhan mengajarkan syariat-Nya kepada kalian supaya kalian taat kepada Allah dan bertauhid. Q.S al- An’am: 153 Dari ayat tersebut Abu Jibril menarik kesimpulan bahwa umat Islam tidak diperkenankan mengikuti satu jalan hidup pun, kecuali syariat Islam. Dan yang memperjuangkan syariat Islam adalah Muslim yang sesungguhnya. Hanya orang- orang kafir dan tidak paham Islam-lah yang menolak hal ini. 148 Abu Jibril menerangkan, bahwa dengan syariat, Indonesia akan makmur, sejahtera dunia dan akhirat. Oleh karena itu wajib bagi seluruh lapisan masyarakat, baik dari kalangan penguasa maupun sipil bersama-sama menempuh jalan untuk memperbaiki negara yang sarat akan masalah-masalah yang bisa mengundang azab Allah karena keberpalingan dari ketaatan kepada Penguasa semesta alam. Penerapan syariat secara utuh dan menyeluruh akan berimplikasi pada terciptanya ketertiban negara. 149 Menurut Abu Jibril penerapan syariat Islam merupakan suatu agenda penting yang bersifat mendesak dan harus terus di perjuangkan umat Islam sampai syariat dapat dilegalkan dalam sistem kenegaraan sehingga tercipta satu kesatuan masyarakat yang hidup di bawah naungan 148 Tersedia di http:abujibriel.com Internet; diunduh 3 Januari 2014. 149 Wawancara dengan Abu Jibril, Masjid Al-munawarah, Pamulang Tanggerang Selatan, 29 April 2013. 72 kepemimpinan Islam Daulah Islamiyah. Karena tidak bisa dipungkiri untuk menegakkan syariat Islam diperlukan instumen negara. 150

2. Penegakan Syariat Islam Demi Berdirinya Daulah Islamiyah

Segala macam pendapat maupun kritik yang dilontarkan para aktifis Islam Radikal semata-mata adalah bentuk perjuangan yang bertujuan untuk dapat mengembalikan tata hidup masyarakat sesuai dengan Al-quran dan sunnah. Abu Jibril menegaskan bahwa, masyarakkat harus berpedoman pada Al-quran dan sunnah untuk dapat mewujudkan masyarakat yang adil, damai, dan sejahtera. Meninggalkan kedua pedoman tersebut maka sama saja dengan membuka jalan timbulnya konflik dan semakin memperlemah kedudukan umat Islam. 151 Bagi Abu Jibril, memperjuangkan tegaknya dinul Islam merupakan kewajiban utama umat Islam. Tegaknya dinul Islam ditandai dengan adanya kekuasaan Daulah atau Khilafah Islamiyah, karena dibawah naungan daulah atau khilafah Islamiyah, syariat Islam dapat diamalkan secara terpimpin yang nantinya secara berangsur-angsur akan tercipta masyarakat Islami yang kaffah dan terbebas dari dominasi sistem barat yang kufur. Syariat Islam dapat ditegakan dengan berbagai usaha diantaranya melalui jalan dakwah, pendidikan, kegiatan sosial dan jihad. 152 150 Wawancara dengan Abu Jibril, Masjid Al-munawarah, Pamulang Tanggerang Selatan, 29 April 2013. 151 Wawancara dengan Abu Jibril, Masjid Al-munawarah, Pamulang Tanggerang Selatan, 29 April 2013. 152 Tersedia di http:abujibriel.com Internet; diunduh 3 Januari 2014. 73 Abu Jibril menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan dakwah ialah seruan kepada umat untuk lebih dekat kepada Allah. Dakwah dilakukan untuk kepentingan penyebaran Islam secara luas di berbagai tempat di dunia. Dakwah ditegakan dengan tujuan untuk mengajak manusia agar bertaqwa kepada Allah. Dakwah merupakan kewajiban indifidu dan kelompok Muslim untuk menegakkan Islam di muka bumi. Namun permasalahan yang menimpa umat Islam saat ini adalah belum dapat diamalkanya syariat Islam secara menyeluruh karena penegakan syariat Islam hingga kini masih menjadi perdebatan panjang dan mendapat pertentangan. 153

a. Memasukkan Syariat Islam dalam Sistem Kenegaraan

Salah satu dari karakteristik syariat Islam adalah cakupanya. Tidak ada satupun dalam kehidupan yang tidak ada hukumnya dalam syariat. 154 Maka bagi para aktifis Islam Radikal, upaya yang harus dilakukan umat Islam agar tidak lagi hidup di bawah bayang-bayang kekuasaan barat adalah memperjuangkan syariat Islam untuk masuk kedalam sistem negara. Secara tegas Abu Jibril mengatakan bahwa Islam harus diamalkan secara kaffah dan harus ada didalam sistem kekuasaan. Pemerintahan yang menjadikan Islam sebagai landasan hukum utamanya haruslah selalu berpedoman pada Al- 153 Jibriel AR, Karakteristik Lelaki Shalih, 332. 154 Abdul Karim Zaidan, Masalah Kenegaraan Dalam Pandangan Islam, Jakarta: Yayasan Al-Amin, 1984, 1.