Manifestasi Klinik Autisme 1. Definisi

Universitas Sumatera Utara

2.1.2. Manifestasi Klinik

Secara umum karakteristik klinik yang ditemukan pada anak autisme menurut Yatim 2007, meliputi: 1. Sangat lambat dalam perkembangan bahasa, kurang menggunakan bahasa, pola berbicara yang khas atau penggunaan kata-kata tidak disertai arti yang normal. 2. Sangat lambat dalam mengerti hubungan sosial, sering menghindari kontak mata, sering menyendiri, dan kurang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. 3. Ditandai dengan pembatasan aktivitas dan minat, anak autisme sering memperlihatkan gerakan tubuh berulang, seperti bertepuk-tepuk tangan, berputar-putar, memelintir atau memandang suatu objek secara terus menerus. 4. Pola yang tidak seimbang pada fungsi mental dan intelektual, anak autisme sangat peka terhadap perubahan lingkungan, dan bereaksi secara emosional. Kemampuan intelektual sebagian besar mengalami kemunduran atau inteligensia yang rendah dan sekitar 20 persen mempunyai inteligensia di atas rata-rata. 5. Sebagian kecil anak autisme menunjukan masalah perilaku yang sangat menyimpang seperti melukai diri sendiri atau menyerang orang lain. Ada 3 kelompok gejala yang harus diperhatikan untuk dapat mendiagnosis autisme, yaitu dalam interaksi sosial, dalam komunikasi verbal, dan nonverbal serta bermain dan dalam berbagai aktivitas serta minat. Namun demikian, anak-anak autisme kemungkinan sangat berbeda satu dengan yang lain, tergantung pada derajat kemampuan intelektual serta bahasanya. Baik anak yang mutisme membisu dan suka menyendiri maupun anak yang mampu bertanya dengan tata bahasa yang benar tapi tidak sesuai dengan situasi yang ada, keduanya mempunyai diagnosis yang sama, yaitu autisme. Dapat pula terjadi salah diagnosis pada keadaan fungsi intelektual yang ekstrem sangat tinggi atau sangat rendah. Hilangnya tingkah laku yang khas autisme bersamaan dengan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara meningkatnya usia, membuat diagnosis autisme yang dibuat setelah masa kanak- kanak lewat, menjadi kurang dapat dipercaya Masra, 2002. Sedangkan untuk diagnostik anak autisme yaitu berdasarkan kriteria diagnostik menurut ICD – 10 1993 International Classification of Disease dari WHO maupun DSM-IV Diagnostic and Statistical Manual 1994, dari grup Psikiatri Amerika dalam Kaplan dan Sadock, 2010, keduanya menetapkan kriteria yang sama untuk anak autisme. Kriteria DSM-IV untuk Autisme: A. Harus ada sedikitnya 6 gejala dari 1, 2 dan 3, dengan minimal 2 gejala dari 1 dan masing-masing 1 gejala 2 dan 3. 1 Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbul balik. Minimal harus ada 2 gejala dari gejala-gejala ini: a. Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai: kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-gerik yang kurang setuju. b. Tidak bisa main dengan teman sebaya. c. Tidak bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain. d. Kurangnya hubungan sosial dan emosional timbal balik. 2 Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi seperti, minimal 1 dari gejala-gejala di bawah ini: a. Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tidak berkembang dan tidak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain tanpa bicara. b. Bila bisa bicara, bicaranya tidak dipakai untuk komunikasi. c. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang. d. Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif dan kurang bisa meniru. 3 Suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dari perilaku, minat dan kegiatan, sedikitnya harus ada satu gejala dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara a. Mempertahankan satu minat atau lebih, dengan cara yang sangat khas dan berlebih-lebihan. b. Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik dan rutinitas yang tidak ada gunanya. c. Ada gerakan-gerakan yang aneh, khas dan diulang-ulang. d. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda. B. Sebelum umur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang: a. Interaksi sosial. b. Bicara dan berbahasa. c. Cara bermain yang kurang variatif. C. Bukan disebabkan oleh Sindrom Rett atau Gangguan Disintegratif masa kanak.

2.1.3. Penatalaksanaan Terapi