Penatalaksanaan Terapi Autisme 1. Definisi

Universitas Sumatera Utara a. Mempertahankan satu minat atau lebih, dengan cara yang sangat khas dan berlebih-lebihan. b. Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik dan rutinitas yang tidak ada gunanya. c. Ada gerakan-gerakan yang aneh, khas dan diulang-ulang. d. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda. B. Sebelum umur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang: a. Interaksi sosial. b. Bicara dan berbahasa. c. Cara bermain yang kurang variatif. C. Bukan disebabkan oleh Sindrom Rett atau Gangguan Disintegratif masa kanak.

2.1.3. Penatalaksanaan Terapi

Tujuan terapi pada anak dengan gangguan autisme menurut Kaplan dan Sadock 2010, adalah mengurangi masalah perilaku serta meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangannya, terutama dalam keterampilan bahasa. Tujuan ini dapat tercapai dengan baik melalui suatu program terapi yang komprehensif dan bersifat individual, dimana pendidikan khusus dan terapi wicara merupakan komponen yang paling utama. Adapun program terapi meliputi: 1 pendekatan edukatif berupa pendidikan khusus dan latihan terstruktur; 2 Terapi perilaku dengan menggunakan prosedur modifikasi perilaku yang spesifik; 3 Psikoterapi secara individual, baik dengan atau tanpa obat; 4 Terapi dengan obat- obatan, khususnya bagi anak autisme dengan gejala-gejala seperti: tempertantrum, agresif, melukai diri sendiri, hiperaktifitas, dan stereotip. Menurut Danuatmaja 2003, penatalaksanaan terapi anak autisme ada 5 jenis, diantaranya: 2.1.3.1. Terapi medikamentosa Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Terapi dengan obat-obatan yang bertujuan memperbaiki komunikasi, respon terhadap lingkungan, dan menghilangkan perilaku aneh serta diulang-ulang. 2.1.3.2. Terapi biomedis Terapi ini bertujuan memperbaiki metabolisme tubuh melalui diet dan pemberian suplemen. Terapi ini didasarkan banyaknya gangguan fungsi tubuh, seperti gangguan pencernaan, alergi, daya tahan tubuh rentan, dan keracunan logam berat. 2.1.3.3. Terapi wicara Terapi ini umumnya menjadi keharusan bagi anak autisme karena mereka mengalami gangguan bicara dan kesulitan berbahasa. 2.1.3.4. Terapi perilaku Terapi ini bertujuan agar anak autisme dapat mengurangi perilaku tidak wajar dan menggantinya dengan perilaku yang diterima oleh masyarakat. 2.1.3.5. Terapi okupasi Terapi ini diberikan pada anak yang memiliki gangguan perkembangan motorik kurang baik. Bertujuan untuk menguatkan, memperbaiki koordinasi, dan keterampilan motorik halus. Suatu tim kerja terpadu yang terdiri dari tenaga pendidik, tenaga medis psikiater, dokter anak, psikolog, ahli terapi wicara, pekerja sosial, dan perawat sangat diperlukan agar dapat mendeteksi dini serta memberi penanganan yang sesuai dan tepat waktu. Semakin dini terdeteksi dan mendapat penanganan yang tepat, akan dapat tercapai hasil yang optimal Masra, 2002.

2.2 Pola Asuh Orang Tua