95
Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP
INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Kemudian itemindikator saya mampu mengontrol proses pendirian sebuah usaha baru dengan skor 5,17 berada pada
kriteria “tinggi”. Informasi tersebut menunjukkan bahwa siswa SMK merasa memiliki kemampuan dalam mengontrol
proses pendirian usaha baru. Dapat dikatakan bahwa guru telah membekali siswa SMK dengan ilmu-ilmu kewirausahaan sehingga mereka merasa memiliki
kemampuan tersebut, oleh karena itu sekolah dan guru dapat memfasilitasi siswa SMK untuk mendirikan sebuah usaha baru yang akan dikelola oleh mereka sendiri.
Selanjutnya itemindikator saya mengetahui rincian praktis yang dibutuhkan untuk memulai usaha baru menempati urutan berikutnya dengan skor 5,03 berada pada
kriteria “tinggi”. Sedangkan itemindikator untuk memulai sebuah usaha dan membuatnya berjalan akan mudah bagi saya dengan skor 4,94 berada pada kriteria
“tingg”. Informasi tersebut menggambarkan bahwa siswa SMK telah memiliki kepercayaan diri akan kemampuan mereka dalam memulai sebuah usaha namun
permasalahan yang sering muncul yaitu siswa SMK kurang memiliki keberanian untuk segera mewujudkan ide usaha mereka secara riil. Selain itu, keterbatasan
modal juga turut menjadi permasalahan bagi mereka sehingga diharapkan adanya bantuan dari pemerintah maupun sekolah berupa bantuan modal yang memadai.
Bantuan modal dapat berupa pinjaman kepada siswa yang ingin berwirausaha, pihak sekolah dapat mengawal bantuan modal dari pemerintah, membimbing, dan
mengawasi kegiatan usaha siswa. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi kontrol
perilaku wirausaha siswa SMK telah terbentuk dalam diri mereka artinya mereka memiliki keyakinan terhadap kemampuan mereka untuk berwirausaha. Kuatnya
keyakinan diri mereka perlu didukung oleh pemerintah dan sekolah dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memulai usaha secara riil. Pada
akhirnya, usaha ini dapat membantu mengurangi permasalahan pengangguran yang ada di Indonesia.
4.5.4 Deskripsi Intensi Kewirausahaan Siswa SMK di UPTD Wilayah 1 Kabupaten Bandung
96
Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP
INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Intensi Kewirausahaan dalam penelitian ini diukur dari 6 enam item pernyataan dengan alternatif jawaban sebanyak 7 alternatif pilihan yang diberi
bobot 1 sampai 7. Hasil selengkapnya distribusi dan kategori tanggapan responden mengenai persepsi kontrol perilaku dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Berdasarkan Tabel 4.11, menunjukkan intensi kewirausahaan siswa SMK di UPTD Wi
layah 1 Kabupaten Bandung berada dalam kriteria “tinggi” dengan skor rata-rata 5,66. Informasi tersebut memberikan gambaran bahwa siswa SMK
memiliki niat, motivasi atau kesiapan menjadi wirausahawan. Intensi dapat mempengaruhi perilaku seseorang artinya semakin kuat intensi yang dimiliki maka
akan semakin besar terwujudnya perilaku yang diharapkan. Seperti yang dikemukakan Indarti dan Rostiani 2008: 4 bahwa seseorang dengan intensi yang
kuat untuk memulai usaha akan memiliki kesiapan dan kemajuan yang lebih baik dibandingkan seseorang tanpa intensi untuk memulai usaha.
Tabel 4.11 Distribusi dan Kategori Jawaban Responden terhadap
Variabel Persepsi Kontrol Perilaku ItemIndikator
Rata-rata Skor
Kriteria
1 2
3
1. Saya siap melakukan segalanya untuk
menjadi wirausahawan
5,23 Tinggi
2. Tujuan profesi saya adalah menjadi
wirausahawan
5,04 Tinggi
3. Saya akan menghadapi setiap rintangan
untuk memulai dan menjalankan usaha saya sendiri
5,80 Tinggi
4. Saya bertekad untuk menciptakan sebuah
usaha di masa depan
6,23 Sangat Tinggi
5. Saya sangat serius berpikir untuk memulai
sebuah usaha
5,80 Tinggi
97
Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP
INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
6. Saya memiliki tekad yang kuat untuk
memulai sebuah usaha
5,85 Sangat Tinggi
INTENSI KEWIRAUSAHAAN 5,66
Tinggi
Sumber: Penelitian, diolah Adapun itemindikator yang memberikan skor tertinggi yaitu saya bertekad
untuk menciptakan sebuah usaha di masa depan dengan skor 6,23 berada pada kriteria “tinggi”, diikuti oleh itemindikator saya memiliki tekad yang kuat untuk
memulai sebuah usaha denga n skor 5,85 yang juga berada pada kriteria “tinggi”.
Artinya, siswa SMK yang menjadi responden konsisten dalam menjawab kuesioner berkaitan dengan tekad kuat mereka untuk berwirausaha. Siswa dengan tekad yang
kuat akan lebih mudah menyerap pelajaran yang berkaitan dengan minat mereka sehingga diharapkan pihak sekolah terutama guru kewirausahaan dapat menangkap
potensi tersebut dengan membimbing dan mengembangkannya sehingga akan muncul wirausahawan-wirausahawan muda yang siap bersaing di dunia
perdagangan baik nasional maupun internasional. Selanjutnya, itemindikator saya akan menghadapi setiap rintangan untuk memulai dan menjalankan usaha saya
sendiri dan itemindikator saya sangat serius berpikir untuk memulai sebuah usaha dengan skor yang sama yaitu 5,80
berada kriteria “tinggi”. Artinya, siswa SMK memiliki kesiapan menghadapi rintangan di kemudian hari ketika menjadi
wirausahawan serta didukung oleh keseriusan berpikir mereka dalam memulai sebuah usaha yang mandiri.
Kemudian itemindikator saya siap melakukan segalanya untuk menjadi wirausahawan
dengan skor 5,23 berada pada kriteria “tinggi”, diikuti oleh itemindikator tujuan profesi saya adalah menjadi wirausahawan dengan skor 5,04
juga berada pada kriteria “tinggi”. Informasi tersebut mendukung tekad siswa untuk menjadi wirausahawan. Dengan kesiapan melakukan segalanya untuk menjadi
wirausahawan artinya siswa siap melakukan upaya untuk mewujudkan keinginan mereka termasuk menghadapi tantangan dan hambatan yang ada serta siap
menanggung resiko yang akan muncul dalam perjalanan usaha mereka. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa SMK memiliki
niat, motivasi yang tinggi serta kesiapan untuk berwirausaha. Oleh karena itu,
98
Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP
INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
diharapkan guru dapat memberikan informasi-informasi yang memadai mengenai tantangan, hambatan dan resiko yang akan muncul dalam menjalankan sebuah
usaha sehingga di kemudian hari mereka siap menghadapinya.
4.6 Uji Model Struktural
Pengujian model structural dilakukan dengan analisis jalur Path Analysis dengan tujuan untuk menguji hipotesis hubungan asimetris yang dibangun atas
dasar kajian teori tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel penyebab terhadap variabel akibat yang dapat
diobservasi secara langsung Kusnendi, 2008: 147. Adapun hubungan pengaruh dapat dilihat dalam gambar diagram jalur hipotesis penelitian yang disajikan dalam
Gambar 3.2. pada Bab III. Kemudian, berdasarkan estimasi parameter model struktural intensi kewirausahaan pada Gambar 4.1 diperoleh hasil uji kesesuaian
model yang diusulkan fit dengan data sampel RMSEA 0,08, tetapi ada hasil estimasi koefisien jalur yang tidak signifikan yaitu NS Norma Subyektif IK
Intensi Kewirausahaan yaitu -0,04. Oleh karena itu, model perlu diperbaiki dengan trimming dengan tujuan untuk memperoleh model yang paling sederhana.
Adapun hasil trimming model intensi kewirausahaan disajikan dalam Gambar 4.2.