meter dengan substrat sedikit karang dan salinitas 30–33 ppt serta suhu antara 5-32ºC. Terumbu karang merupakan ekosistim khas yang terdapat di daerah
tropis, meskipun terumbu karang banyak ditemukan di perairan seluruh dunia, tapi hanya di daerah tropis terumbu karang dapat berkembang dengan baik
dan salah satunya di perairan Indonesia. Ikan Pisang-Pisang Merah Caesio Chrysosonus bergerombol di
daerah pantai berkarang, sedangkan penyebaran perairan dangkal dan karang di seluruh Indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai laut Cina
Selatan, bagian selat Ryukyu Jepang serta perairan tropis Australia Sugianto, 2013.
Menurut Samad 1999, ikan Pisang-Pisang Merah Caesio Chrysosonus hidup bergerombol di daerah pantai, ikan buas, makanannya in-
vertebrata, dapat mencapai dengan muroami, soma malalugis, jaring klotok, kadang-kadang masuk bubu, dipasarkan dalam bentuk segar, asin-kering,
harga sedang. Daerah penyebaran; perairan dangkal perairan karang, seluruh lndonesia.
D. Fisiologi dan Reproduksi
Purbayanto 2010 mengatakan bahwa fisiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari segala proses yang berlangsung dalam tubuh mahluk hidup, baik
organisme bersel tunggal maupun bersel banyak, termasuk interaksi antar sel,jaringan, organ serta semua komunikasi intercellular, baik energetik
maupun metabolik.pada ilmu ini juga dibahas faktor-faktor fisik dan kimia
yang mempengaruhi mahluk hidup, yang terkait dengan awal mula kehidupan, perkembangan serta kelangsungan hidup.
Kegiatan reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda, tergantung tingkah laku habitatnya. Sebagian ikan memiliki jumlah telur banyak, namun
ukurannya kecil. Sebaliknya ikan memiliki telur sedikit ukurannya besar. Kegiatan reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantung
kondisi lingkungannya Syahrir, 2012. Ikan memiliki variasi yang luas dalam strategi reproduksi yang menonjol yaitu memijah hanya bilamana energi
cukup tersedia, memijah dalam proporsi ketersediaan energi dan memijah dengan mengorbankan semua fungsi yang lain, jika sesudah itu individu
tersebut mati. Aspek-aspek reproduksi berupa faktor kondisi, nisbah kelamin, ukuran
ikan pertama kali matang gonad, indeks kematangan gonad, fekunditasm dan diameter telur penting diketahui untuk kepentingan pengelolaan perikanan dan
kelestarian spesies. Proses reproduksi ikan pada umumnya dapat dibagi menjadi tiga periode yaitu pre-spawning merupakan periode dimana proses
penyiapan gonad dan penyiapan telur dan sperma yang akan dikeluarkan berlangsung. Spawning yaitu periode berlangsungnya pengeluaran telur dan
sperma serta pembuahan telur oleh sperma. Periode ketiga yaitu post spawning yang merupakan periode berlangsungnya perkembangan telur yang
dibuahi, penetasan telur dan pembesaran dari telur menjadi embrio, larva hingga menjadi anak ikan Silfia, 2009.
Adapun pada ikan Layang D. ruselli sistem pernafasan organnya terutama insang, dan ada organ-organ tambahan lain lainnya, sistem
pencernaannya dari mulut ke anus, dan sistem reproduksinya secara seksual Purbayanto, ect., 2010.
Menurut Abdullah 2016, ikan Layang Decapterus russelli jantan lebih cepat mencapai matang gonad dibandingkan dengan ikan layang betina
dengan ukuran pertama kali matang gonad berturut-turut berkisar antara 194 mm dan 196 mm. Potensi reproduksi ikan Layang Decapterus russelli tinggi
yaitu sebesar 2 330–117 660 butir telur dengan pola pemijahan lebih dari satu kali partial spawner.
Adapun pada ikan Pisang - Pisang Merah C. crhysozona sistem pernafasannya melalui insang, pada proses pencernaan organnya terdiri dari
mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Sedangkan sistem reproduksi ikan Pisang-Pisang Merah C.
chrysosonus berkembang biak seperti umumnya ikan lain, yaitu bertelur dengan pembuahan di luar atau di perairan bebas. Telur dihasilkan dalam
jumlah yang banyak dan bersifat pelagis, permulaan perkembangan larva ini terjadi di laut lepas pantai, selanjutnya larva tersebut kembali perairan pantai
yang dangkal setelah berumur enam minggu Suhendro, 2014.
E. Makanan dan Kebiasaan Makan