Pengertian Penyadapan Wiretapping Tinjauan Kepustakaan 1. Sistem atau Teori Pembuktian

kalinya, dihadirkan dengan paksa pada sidang pertama berikutnya ayat 6. Ketidakhadiran, ketidakbenaran untuk memberikan keterangan sebagai alat bukti ini, pada umumnya manusia merasa takut dalam menerima pidana, Sehingga ia menghindari dari tujuan keterangan yang dimaksudkan oleh para aparat penegak hukum khususnya para hakim yang bersangkutan yang memimpin sidang. Juga ketidakbenaran keterangan yang diharapkan, walaupun dalam hati terdakwa tersebut tertanam rasa ingin mengungkapkan keterangan yang sebenarnya, namun karena ia merasa takut untuk menerima pidana atas perbuatan yang dilakukan, maka dari rasa ketakutan tersebut menimbulkan dorongan kuat untuk memberikan keterangan yang tidak sesungguhnya, dimana dalam hal ini memang dapat diterima oleh nalar. Maka di sini benar-benar dituntut adanya psikologi yang benar-benar berperan dalam kasus-kasus semacam ini. 29

3. Pengertian Penyadapan Wiretapping

Penyadapan memiliki banyak istilah, ada yang menyebut dengan wire tapping dan ada juga yang menyebut dengan lawful interception. Istilah lawful interception dipakai oleh Panca Pria Budi dalam artikelnya 29 Hendrastanto Yudowidagdo, Anang Suryanata Kesuma, Sution Usman Adji, dan Agus Ismunarto, Kapita Selekta Hukum Acara Pidana di Indonesia, Bina Aksara, Jakarta, 1987, hal. 257. Universitas Sumatera Utara “Lawful interception, Penyadapan Secara Sah Menurut Hukum”. Penyadapan adalah salah satu perluasan alat bukti petunjuk yang khusus diberlakukan dalam penanganan korupsi. Penyadapan wire tapping adalah mendengarkan, merekam, mengubah, menghambat, dan atau mencatat transmisi transaksi elektronik yang tidak bersifat publik, baik menggunakan jaringan kabel komunikasi maupun nirkabel. 30 a. Permintaan tertulis Jaksa Agung dan atau Kepala Kepolisian Republik Indonesia untuk tindak pidana tertentu; Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi menyebutkan tentang penyadapan, namun tidak disebutkan tentang pengertian penyadapan, yang disebutkan hanya pelanggaran penyadapan yaitu pada Pasal 40 UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi bahwa setiap orang dilarang melakukan kegiatan penyadapan atas informasi yang disalurkan melalui jaringan telekomunikasi dalam bentuk apapun. Namun dalam Pasal 42 UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi ada pengecualian terhadap keperluan proses peradilan pidana yaitu diperbolehkannya penyelenggaraan jasa telekomunikasi untuk merekam dan memberikan informasi yang diperlukan atas : b. Permintaan penyidik untuk tindak pidana tertentu sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. 30 Erwan, Penyadapan Sebagai Alat Bukti Artikel, httperwan29680.wordpress.com20090622 Universitas Sumatera Utara Pasal 43 UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi juga menyebutkan bahwa pemberian rekaman informasi oleh penyelenggara jasa telekomunikasi kepada pengguna jasa telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dan untuk kepentingan proses peradilan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat 2, tidak merupakan pelanggaran Pasal 40. Berdasarkan hal di atas maka pada penyadapan terdapat pengecualian dengan persyaratan untuk kepentingan proses peradilan pidana. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi secara implisit terhadap perluasan alat bukti petunjuk yang berupa alat bukti yang diperoleh melalui usaha penyadapan yaitu pada Pasal 26 A “alat bukti yang sah dalam petunjuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 188 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana”, khusus untuk tindak pidana korupsi juga dapat diperoleh dari : a. Alat bukti lain yang berupa informasi yang diucapkan, dikirim, diterima atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu; dan b. Dokumen, yakni setiap rekaman datainformasi yang dapat dilihat, dibaca danatau didengar yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik tertuang di atas kertas, benda fisik apapun selain kertas, maupun yang terekam secara elektronik, yang berupa Universitas Sumatera Utara tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, huruf, tanda, angka, atau perforasi yang memiliki makna. Menurut Black Law Dictionary, wiretapping diartikan sebagai berikut : Wiretapping, A from of electronic equesdropping, where, upon court order, enforcement officials surreptitiously, listen to phone calls. 31 Penyadapan, adalah suatu bentuk dari cara menguping secara elektronik, dimana, berdasarkan perintah pengadilan, yang dilakukan secara rahasia dan resmi, dengan mendengarkan pembicaraan melalui telepon. 32 Kamus tersebut juga mencantumkan wiretapping memiliki persamaan istilah dengan “eaves dropping”. Eaves dropping is knowingly and without lawful authority. 33 a. Entering into a private place intent to listen surreptitiously to private conversations or to observe the personal conduct of any other person or person therein or b. Installing or using outside a privat place any device for hearing, recording, amplifying, or broadcasting sounds originating in such place, which sounds would not ordinarity be audible or comprehensible out side, without the consent of the person or person entitled to privacy therein or 31 Henry Campbell Black, M.A, 1996. Black’s Law Dictionary With Pronunciations, Abridged Fifth Edition, ST Paul, Minn, West Publishing Co, hal. 825 32 Terjemahan bebas oleh penulis 33 Henry Campbell Black, Op.Cit, hal. 268 Universitas Sumatera Utara c. Installing or using any device or equipment for the interception of any telephone, telegraph, or other wire communication without the consent of the person in possession or control of the facilities for such wire communications such activities are regulated by state and federal statutes, and commonly require a court order Eaves dropping adalah perbuatan yang dengan sengaja dan tanpa izin atau tanpa otoritas hukum : 34 a. Masuk ke dalam wilayah privat seseorang untuk mendengar secara diam-diam pembicaraan yang pribadi atau untuk mengamati tingkah laku seseorang b. Memasang alat untuk mendengar pembicaraan pribadi untuk mendengar, merekam, mengeraskan atau menyiarkan suara asli di beberapa tempat dengan suara yang biasanya tidak akan kedengaran atau diselidiki dari luar, tanpa sepengetahuan yang dipasang peralatan tersebut. c. Memasang peralatan untuk menyadap telepon, telegram atau jaringan komunikasi kabel tanpa izin dari seseorang atau tanpa izin yang berotoritas dari penyedia layanan jaringan komunikasi kabel sebagaimana diatur dalam undang-undang dan peraturan pemerintah atau perintah pengadilan seperti biasanya. Selain wiretapping, penyadapan juga menggunakan istilah lain yaitu Lawful interception. Lawful Interception LI is a service that is legally authorized for monitoring or recording telephone calls in 34 Terjemahan bebas oleh penulis Universitas Sumatera Utara accordance with a court order or authorization of legal bodies. 35 Dalam kamus.net, intercept diartikan sebagai menahan, menangkap, mencegat atau memintas. Sedangkan di dalam kamus Oxford didefinisikan sebagai to cut off from access or communication. 36 Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyadap adalah mendengarkan merekam informasi rahasia, pembicaraan orang lain dengan sengaja tanpa sepengetahuan orangnya. 37 Pengertian lain dari Penyadapan secara sah yaitu Lawful Interception adalah suatu cara penyadapan dengan menempatkan posisi penyadap di dalam penyelenggara jaringan telekomunikasi sedemikian rupa sehingga penyadapan memenuhi syarat tertentu yang dianggap sah secara hukum. Sementara itu, penyadapan menurut Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, pada Pasal 31 ayat 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “intersepsi atau penyadapan” adalah kegiatan untuk mendengarkan, merekam, membelokkan, mengubah, menghambat, danatau mencatat transmisi Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik yang tidak bersifat publik, baik menggunakan jaringan kabel komunikasi maupun jaringan nirkabel, seperti pancaran elektromagnetis atau radio frekuensi. 35 Monitoring Architecture for Lawful Interception in VoIP Networks. http:hal. Archives.ouvertes.frdocs00164420PDFMonitoring Architecture for Lawful Interception in VoIP Netswork.pdf. Diakses tanggal 21 Desember 2009 36 Intercept. The Free Dictionary, http:www.thefreedictionary.comintercept diakses tanggal 21 Desember 2009 37 http:pusatbahasa.diknas.go.idkbbiindex.php. Diakses tanggal 21 Desember 2009 Universitas Sumatera Utara Syarat-syarat dalam hal ini diatur secara yuridis oleh negara yang bersangkutan, sehingga dimungkinkan terdapat perbedaan aturan serta standar antara suatu negara dengan negara lainnya. 38 Definisi interception menurut ETSI yang dikutip dari blog Panca Lawful Interception merupakan kegiatan penyadapan yang sah menurut hukum yang dilakukan oleh network operatorakses providerservice provider NWPAPSvP agar informasi yang ada selalu siap sedia digunakan untuk kepentingan fasilitas kontrol pelaksanaan hukum. 39 Mengutip dari definisi Newport-Networks bahwa Lawful Interception LI is a requirement placed upon service providers to provide legally sanctioned official access to private communications. With the existing Public Switched Telephone Network PSTN, Lawful Interception is performed by applying a physical ‘tap’ on the telephone line of the target in response to a warrant from a Lau Enforcement Agency LEA. 40 Jika ditinjau dari keberadaan aturan Lawful Interception di Indonesia, negara kita telah mengeluarkan Peraturan Menkominfo Nomor 11PERM.KOMINFO022006 tentang Teknis Penyadapan Terhadap Informasi yang berisi pedoman-pedoman dalam melakukan penyadapan secara sah. Dari definisi sesuai peraturan tersebut disebutkan bahwa 38 Penyadapan Secara Sah untuk Telekomunikasi Bergerak Seluler Lawful Interception for Cellular Telecommunication, http:www.rizaazmi.net. Diakses tanggal 21 Desember 2009. 39 Lawful Interception, Penyadapan Secara Sah menurut Hukum, http:panca.wordpress.com20060717lawfull-interception Diakses tanggal 21 Desember 2009. 40 Lawful Interception Overview, Netport-Network, 6 May 2009, http:www.netport-networks.comcust-docs87-Lawful-Intercept.pdf. Diakes tanggal 21 Desembeer 2009. Universitas Sumatera Utara Penyadapan Informasi adalah mendengarkan, mencatat, atau merekam suatu pembicaraan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum dengan memasang alat atau perangkat tambahan pada jaringan telekomunikasi tanpa sepengetahuan orang yang melakukan pembicaraan atau komunikasi tersebut.

4. Pengertian Tindak Pidana Korupsi

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Penyadapan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi Sebagai Alat Bukti Ditinjau Dari Udang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana Juncto Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

0 7 1

Tinjauan Hukum Mengenai Kekuatan Pembuktian Secara elektronik Dalam Perkara Cyber Crime Dihubungkan Dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Juncto Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

1 10 29

IDENTIFIKASI TINDAK PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008)

0 5 16

IDENTIFIKASI TINDAK PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008)

1 12 77

DATA ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

2 21 96

Kedudukan Bukti Elektronik Sebagai Alat Bukti Di Pengadilan Setelah Berlakunya Undang Undang No 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik.

1 1 17

TINDAK PIDANA CYBER CRIME DALAM PERSPEKTIF UNDANG – UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

1 1 65

TINDAK PIDANA CYBER CRIME DALAM PERSPEKTIF UNDANG – UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

2 8 65

CYBER CRIME DALAM BENTUK PHISING DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM.

0 1 104

SITUS LAYANAN PEMBUNUH BAYARAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK, KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA

0 0 16