diketahui bahwa pertanyaan tersebut kurang baik untuk ditanyakan kepada responden.
21. Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 21 Saya akan membeli kembali deodorant merek rexona, dari kuesioner yang diisi oleh responden
dapat diketahui bahwa 25 orang 25 menyatakan sangat setuju, 46 orang 46 menyatakan setuju, 22 orang 22 menyatakan kurang setuju, 4 orang
4 menyatakan tidak setuju, dan 3 orang 3 menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan rata-rata nilai jawaban yang diperoleh dari pertanyaan 21
yaitu sebesar 3.86 maka dapat diketahui bahwa pertanyaan tersebut kurang baik untuk ditanyakan kepada responden.
4.2.3 Uji Asumsi Klasik a.
Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Distribusi data
normal adalah distibusi data dengan bentuk lonceng. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistibusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan
grafik dan pendekatan Kolmogrov-Smirnov. 1. Pendekatan Grafik
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi
dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Histogram
Sumber :Hasil Pengolahan SPSS Mei 2012
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari gambar tersebut, dimana grafik histogram tidak
menceng ke kiri atau ke kanan.
Regression Standardized Residual
2 1
-1 -2
-3
Frequency
20 15
10 5
Histogram Dependent Variable: Keputusanpembelian
Mean =-4.44E-16 Std. Dev. =0.99
N =100
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Scatter Plot Uji Normalitas
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Mei 2012
Pada Gambar 4.2 data titik-titik terlihat menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Sehingga berdasarkan gambar 4.2
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa data telah memenuhi uji normalitas. 2. Pendekatan Kolmogrov-Smirnov
Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdisribusi normal, padahal secara statistik tidak berdisribusi normal. Untuk itu dilakukan uji
Kolmogrov-Smirnov 1 Sample KS dengan melihat data residual apakah berdistribusi normal Syafrizal, et al, 2008:59. Berikut ini pengujian normalitas
yang didasarkan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov K-S.
Tabel4.12
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Expect ed
Cum P
rob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Keputusanpembelian
Universitas Sumatera Utara
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.26494770
Most Extreme Differences
Absolute .065
Positive .065
Negative -.050
Kolmogorov-Smirnov Z .654
Asymp. Sig. 2-tailed .785
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Berdasarkan Tabel 4.5, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. 2-tailed adalah 0.785, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5 0.05, dengan kata lain
variabel tersebut berdisribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas.
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Metode Grafik Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola
tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.3 Scatter Plot Uji HeteroskedastisitasSumber: Hasil Pengolahan SPSS
Juli 2011
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka
berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 2. Uji Glejser
Tabel 4.13 Uji Glejser
Regression Standardized Predicted Value
2 1
-1 -2
-3 -4
Regressi on
St udent
iz ed
Resi dual
3 2
1 -1
-2 -3
Scatterplot Dependent Variable: Keputusanpembelian
Universitas Sumatera Utara
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
2.138 1.671
1.280 .204
Sikap -.032
.073 -.045
-.438 .662
Psikologis .010
.029 .036
.352 .725
a Dependent Variable: absut
Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut
absut. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5 0.05 jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya
heteroskedastisitas.
c.Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi maka
dinamakan multikol, yaitu adanya masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Berikut ini
disajikan cara mendeteksi multikolinieritas dengan menganalisis matrik korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor VIF.
Tabel 4.14 Tolerance dan VIF
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
Universitas Sumatera Utara
Model B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
1.860 2.803
.663 .509
Sikap .102
.123 .045
.833 .407
.994 1.006
Psikologis .766
.049 .844
15.654 .000
.994 1.006
a Dependent Variable: Keputusanpembelian
Sumber: Hasil pengolahan SPSS 15.0 Mei 2012
Suatu model regresi yang bebas dari multikolinearitas dapat dilihat dari Nilai Variance Inflation Factor VIF 5 maka tidak terdapat masalah
multikolinearitas. Jika Tolerance 0.1 maka pada variabel ada masalah multikolinearitas dan jika Tolerance 0.1, maka variabel tidak terdapat masalah
multikolinearitas. Pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai VIF 5 dan Tolerance 0.1, maka tidak ditemukan masalah multikolinearitas pada penelitian ini.
4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel sikap X
1
dan psikologis X
2
terhadap keputusan pembelian Y sebagai variabel terikat. Persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
Y
1
=a +b
1
x
1
+b
2
x
2
+e
Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 15.0 for windows yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.15 Analisis Regresi Linier
Coefficientsa
Model Unstandardized
Standardized T
Sig.
Universitas Sumatera Utara
Coefficients Coefficients
B Std. Error
Beta 1
Constant 1.860
2.803 .663
.509 Sikap
.102 .123
.045 .833
.407 Psikologis
.766 .049
.844 15.654
.000 a Dependent Variable: Keputusanpembelian
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditunjukkan dalam Tabel 4.9, maka diperoleh persamaan hasil regresi linier berganda sebagai berikut:
Y=1.860 +0.102X
1
+0.766X
2
+e
Berdasarkan persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Rkonstanta a =1.860 ini menunjukkan harga konstan, artinya walaupun
variabel bebas bernilai nol maka keputusan pembelian tetap sebesar 1,860. b. Koefisien X
1
b
1
=0.102 ini berarti bahwa variabel sikap X
1
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain jika sikap
ditingkatkan sebesar satu, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,102.
c. Koefisien X
2
b
2
=0.766 ini berarti bahwa variabel psikologis berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, atau jika psikologis ditingkatkan sebesar
satu, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,766.
4.2.5 Pengujian Koefisien Determinasi R²
Pengujian koefisien determinasi R² digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien
Universitas Sumatera Utara
determinasi berkisar antara nol sampai satu 0 ≤ R² ≥ 1. Jika R² semakin besar
mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan
semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya.
Tabel 4.16
Model Summary
Model R
R Square Adjusted
R Square Std. Error of
the Estimate 1
.848a .720
.714 2.28818
a Predictors: Constant, Psikologis, Sikap
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Mei 2012
a. R = 0,848 berarti hubungan antara variabel Sikap X
1
, PsikologisX
2
terhadap Keputusan PembelianY sebesar 84,8. Artinya hubungannya sangat erat.
b. Adjusted R Square sebesar 0,714 berarti 71,4 variabel keputusan pembeliandapat dijelaskan oleh sikapdan psikologis. sedangkan sisanya 28,6
dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
c. Standard Error of Estimated Standar Deviasi artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 2.28818
.
Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
4.2.6 Uji Hipotesis a.
Uji Signifikansi Simultan Uji-F
Universitas Sumatera Utara
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat. Adapun kriteria pengujiannya adalah:
H : b
1
,b
2,
b
3
= 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H : b
1
,b
2,
b
3
≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:
df Pembilang = k – 1 df Penyebut = n – k
Keterangan : n = jumlah sampel penelitian
k = jumlah variabel bebas dan terikat Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel n 100 dan jumlah keseluruhan
variabel k adalah 3, sehingga diperoleh : 1. df pembilang = 3 – 1 = 2
2. df penyebut = 100– 3 = 97 Nilai F
hitung
akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 15.0 for windows, kemudian akan dibandingkan dengan F
tabel
pada tingkat α = 5, dengan kriteria uji sebagai berikut :
H diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α= 5
Universitas Sumatera Utara
H
a
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α= 5
Tabel 4.17
ANOVAb
Model Sum of
Squares Df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
1304.321 2
652.161 124.559
.000a Residual
507.869 97
5.236 Total
1812.190 99
a Predictors: Constant, Psikologis, Sikap b Dependent Variable: Keputusanpembelian
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Mei 2012
Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa hasil perolehan F
hitung
pada kolom F yakni sebesar 124.559 dengan tingkat signifikansi = 0.000 lebih besar dari nilai
F
tabel
yakni 2.61, dengan tingkat kesalahan α = 5, atau dengan kata lain F
hitung
F
tabel
124.559 2.61. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika F
hitung
F
tabel
dan tingkat signifikansinya 0.000 0.05, menunjukkan bahwa pengaruh variabel
independen Sikapdan Psikologis secara serempak adalah signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
b. Uji Signifikansi Parsial Uji-t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial individual terhadap variasi variabel
dependen. Kriteria pengujiannya adalah: H
: b
1
= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel sikap X
1
terhadap variabel dependen Y.
Universitas Sumatera Utara
H : b
1
≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel sikap X
1
terhadap variabel dependen Y. H
: b
2
= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel psikologis X
2
terhadap variabel dependen Y. H
: b
2
≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel psikologis X
2
terhadap variabel dependen Y. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
H diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α= 5
H
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α= 5
Tabel 4.18 Hasil Uji Signifikansi Parsial Uji-t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
1.860 2.803
.663 .509
Sikap .102
.123 .045
.833 .407
Psikologis .766
.049 .844
15.654 .000
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Mei 2012
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa: 1. Variabel SikapX
1
Secara Parsial, nilai t
hitung
variabel Sikap adalah 0,833 dan nilai t
tabel
1,66 maka t
hitung
t
tabel
0,833 1,66 berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
Keputusan Pembelian pada konsumen deodorant Rexona karena nilai
Universitas Sumatera Utara
signifikan 0.4070.05. Artinya, walaupun variabel Sikapberubah, tidak akan mempengaruhi Keputusan Pembelian.
2. Variabel Psikologis X
2
Secara Parsial, nilai t
hitung
variabel psikologis adalah 15.654 dan nilai t
tabel
1.66 maka t
hitung
t
tabel
15.654 1.66 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Psikologis berpengaruh positif dan signifikan 0,000 0,05 terhadap
Keputusan pembelian deodorant rexona pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Artinya, jika variabel psikologis ditingkatkan
sebesar satu, maka Keputusan Pembelian akan meningkat sebesar 15.654. Sehingga Variabel Psikologis merupakan variabel yang signifikan dan
mempengaruhi keputusan pembelian deodorant rexona pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara sehingga dapat dikatakan
bahwa hanya variabel Psikologis merupakan variabel yang dapat diperhitungkan dalam mempertahankan keputusan pembelian deodorant rexona
pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
4.3 Pembahasan
Keputusan pembelian adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan seorang konsumen untuk memutuskan dan melakukan pembelian suatu produk
atau jasa. Keputusan pembelian seorang konsumen dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, menurut The American Marketing Association dalam Setiadi
2003:3, tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
Universitas Sumatera Utara
menyusuli tindakan merupakan perilaku konsumen. Perilaku konsumen bersifat dinamis antara afeksi dan kognisi perilaku, dan lingkungannya dimana manusia
melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka, sehingga perilaku konsumen tersebut sangat mempengaruhi berbagai kriteria dalam melakukan keputusan
pembelian dan memakai produk tersebut.Sebagai salah satu perusahaan yang mengutamakan kebutuhan konsumennya, PT Unilever merupakan salah satu
perusahaan multinasional yang ada di Indonesia yang memproduksi berbagai macam produk. Deodorant rexona merupakan salah satu produk keluaran PT
Unilever yang telah dikenal oleh masyarakat, untuk itu PT Unilever perlu memahami sikap dan psikologis konsumen sebelum melakukan keputusan
pembelian.Berdasarkan hasil deskriptif pada penelitian ini terhadap tiga variabel yaitu : Variabel Sikap X
1
yang terdiri dari tiga komponen Kognitif, Afektif, Konatif dan Variabel Psikologis X
2
yang terdiri dari Motivasi, Persepsi, Pengetahuan dan Keyakinan terhadap Variabel Keputusan pembelian Y maka
diperoleh beberapa hasil. Secara deskriptif menunjukkan bahwa konsumen mahasiswa yang pernah membeli dan menggunakan deodorant rexona di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara adalah paling banyak perempuan dibandingkan pria dan sebagian besar responden sudah pernah memakai
deodorant rexona selama lebih dari 1 bulan. Umur juga perlu menjadi perhatian perusahaan karena dilihat dari responden berdasarkan umur, yang menjadi
responden di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara adalah konsumen yang berumur 18-20 tahun, sehingga pihak perusahaan Unilever perlu
mempertimbangkan produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen
Universitas Sumatera Utara
khususnya mahasiswa umur 18-20 tahun, hal ini dilakukan untuk dapat mempertahankan konsumen.
4.3.1 Pengaruh Variabel Sikap X
1
terhadap Variabel Keputusan Pembelian Y
Sikap adalah suatu pandangan atau persepsi tentang deodorant Rexona baik pandangan negatif ataupun positifsedangkan Psikologis adalah karakteristik
konsumen yang timbul sebagai akibat dari suatu keadaan fisiologis tertentu. Psikologis seseorang konsumen terdiri dari : motivasi, persepsi, pengetahuan dan
keyakinan. Sikap konsumen dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian demikian pula psikologis.
Berdasarkan hasil jawaban 100 responden, melalui Tabel 4.9 pada pertanyaan pertama,yang menyatakan bahwa 81 responden menyatakan sangat
setuju dan setuju percaya terhadap produk deodorant merek rexona, sedangkan 15 menyatakan kurang setuju, dan 4 responden menyatakan tidak setuju. Pada
pertanyaan kedua, 89 responden menyatakan sangat setuju dan setuju yakin produk deodorant rexona adalah deodorant yang berkualitas, sedangkan 10
menyatakan kurang setuju dan 1 menyatakan tidak setuju. Pada pertanyaan ketiga, 29 responden menyatakan setuju memakai deodorant rexona membuat
responden merasa terhindar dari bau badan, sedangkan 67 menyatakan kurang setuju, hal ini membuktikan bahwa hanya dengan memakai deodorant rexona
konsumenresponden belum merasa terhindar dari bau badan , dan 4 menyatakan tidak setuju. Pada pertanyaan keempat, 4 responden menyatakan
Universitas Sumatera Utara
setuju deodorant rexona membuat responden lebih percaya diri, sedangkan 80 menyatakan kurang setuju, hal ini membuktikan bahwa konsumen masih ragu
dengan memakai deodorant rexona meningkatkan rasa percaya diri responden dan 14 menyatakan tidak setuju. Pada pertanyaan kelima, 6 responden
menyatakan setuju responden menyukai deodorant merek rexona karena kualitasnya, sedangkan 92 menyatakan kurang setuju menyukai deodorant
merek rexona karena kualitasnya, hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya deodorant lain dipasaran yang memiliki kualitas yang lebih baik. Untuk itu pihak
Unilever harus menghasilkan produk deodoran rexona yang lebih baik kualitasnya dari produk deodorant yang ada saat ini, sebab mengingat ketatnya persaingan
produk deodorant rexona sejenis dipasaran yang juga menawarkan manfaat yang sama. Kekecewaan konsumen terhadap kualitas produk dapat mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen dan pada akhirnya konsumen dapat beralih keproduk deodorant yang lain dan 2 menyatakan tidak setuju. Pada pertanyaan
keenam, 5 responden setuju deodorant rexona adalah merek deodorant yang ingin responden beli, sedangkan 87 responden menyatakan kurang setuju
deodorant rexona adalah merek deodorant yang ingin responden beli. Hal ini dapat disebabkan karena banyak juga merek deodorant yang beredar dipasaran
yang menawarkan manfaat yang sama seperti yang ditawarkan produk deodorant rexona bahkan ada juga produk deodorant merek lain yang mungkin menawarkan
kualitas yang lebih baik, namun harganya belum dapat dijangkau oleh konsumen sehingga konsumen lebih memilih deodoran rexona, hal ini juga didukung dari
jawaban responden pada tabel 4.10 jawaban responden tentang pertanyaan 8 dari
Universitas Sumatera Utara
kuesioner yang diisi oleh responden dapat diketahui bahwa 97 orang 97 menyatakan sangat setuju dan menyatakan setuju membeli deodoran rexona
karena harganya terjangkau.
4.3.2 Pengaruh Variabel Psikologis X
2
terhadap Variabel Keputusan Pembelian Y.
Melalui jawaban responden di tabel 4.10, secara deskriptif dapat dilihat pada pertanyaan pertama, 97 responden sangat setuju dan setuju bahwa
responden membeli deodorant rexona karena dorongan kebutuhan agar terbebas dari bau badan, hanya 3 responden yang menyatakan kurang setuju. Pada
pertanyaan kedua, 97 responden menyatakan sangat setuju dan setuju responden membeli deodorant rexona karena harganya terjangkau, hanya 3 responden yang
menyatakan kurang setuju. Pada pertanyaan ketiga, 80 responden menyatakan sangat setuju dan setuju menurut responden deodorant rexona tahan lama setelah
diaplikasikan ke kulit ketiak, sedangkan 13 menyatakan kurang setuju dan 7 menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pada pertanyaan keempat, 35
responden menyatakan sangat setuju dan setuju responden membeli deodorant rexona karena keamanan bahan pembuatannya, sedangkan 65 menyatakan
kurang setuju. Sebesar 65 responden yang menyatakan kurang setuju membeli deodorant rexona karena keamanan bahan pembuatannya, hal ini berarti
konsumen masih ragu akan keamanan bahan pembuatan deodorant rexona. Untuk itu pihak Unilever harus membuat produk deodorant rexona yang benar-benar
menggunakan bahan yang telah teruji secara klinis dan aman bagi konsumen, komposisi bahan-bahan yang alami mungkin akan lebih membuat konsumen
Universitas Sumatera Utara
merasa aman dan nyaman ketika menggunakan produk deodorant rexona Pada pertanyaan kelima, 75 responden menyatakan sangat setuju dan setuju
pemakaian deodorant rexona dengan benar tidak merusak pakaian, sedangkan 17 menyatakan kurang setuju dan 8 meyatakan tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Pada pertanyaan keenam, 10 menyatakan setuju menurut responden pemakaian deodorant rexona dalam jangka waktu panjang tidak berbahaya bagi
kesehatan, sedangkan 81 menyatakan kurang setuju dan 9 menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Sebesar 81 menyatakan kurang setuju pemakaian
deodorant rexona dalam jangka waktu panjang tidak berbahaya bagi kesehatan hal ini disebabkan karena responden masih belum meyakini bahwa
pemakaian deodorant rexona dalam jangka waktu panjang akan berakibat bagi kesehatan tubuh serta bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan deodorant
rexona telah teruji keamanannya bagi kesehatan. Dalam hal ini Pihak Unilever sebaiknya membuat produk yang menggunakan bahan-bahan yang aman bagi
kesehatan agar konsumen tidak ragu-ragu ketika menggunakan deodorant rexona dalam jangka waktu yang panjang. Maka, PT unilever harus memperhatikan
kualitas dan keamanan bahan pembuatan yang belum mampu memenuhi keinginan konsumen karena hal tersebut diatas sangat mempengaruhi loyalitas
konsumen. Hal tersebut dapat dilihat Pada tabel 4.11 pertanyan keenam, 67 responden menyatakan kurang setuju bahwa konsumen merasa puas setelah
menggunakan deodorant rexona. Pada pertanyaan ketujuh,75 responden menyatakan sangat setuju dan setuju bahwa responden merasa yakin deodorant
rexona lebih berkualitas dibandingkan deodorant merek lainnya, sedangkan 18
Universitas Sumatera Utara
kurang setuju dan 7 menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pada pertanyaan kedelapan, 75 responden menyatakan sangat setuju dan setuju
bahwa responden yakin dengan manfaat yang diperoleh setelah menggunakan deodorant rexona, sedangkan 18 menyatakan kurang setuju dan 7 menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hasil penelitian berdasarkan jawaban responden konsumen deodorant rexona di Fakultas pertanian Universitas
Sumatera Utara, responden konsumen lebih menggunakan sisi psikologis ketika membeli produk deodorant rexona.
Berdasarkan perhitungan koefisien determinan R² sebesar 84,8 menunjukkan bahwa antara variabel bebas yaitu Sikap dan Psikologis terhadap
Keputusan pembelian Y deodorant rexona pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara memiliki hubungan yang positif dan erat. Sedangkan
Nilai Adjust R Square menjelaskan keputusan pembelian dapat dijelaskan variabel bebas yaitu sikap dan psikologis sebesar 71,4, sedangkan sisanya dapat
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Berdasarkan Uji F , Sikap X
1
dan Psikologis X
2
secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian Y deodorant rexona pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Hal ini juga didukung jurnal penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Dewi Urip Wahyuni 2008 dengan judul “Pengaruh Motivasi, Persepsi, dan Sikap Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor ‘Merek’ Honda di
Kawasan Surabaya Barat. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa motivasi, persepsi dan sikap konsumen berpengaruh positif dan signifikan
Universitas Sumatera Utara
terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda. Serta penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rusdi 2008 dengan judul “ Faktor-faktor yang
mempengaruhi Mahasiswa Universitas Guna Darma dalam pengambilan keputusan pembelian produk rokok Sampoerna Mild”.hasil penelitian bahwa
variabel faktor sosial, pribadi dan psikologis secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh signif
Dari data hasil pengolahan SPSS berdasarkan Uji Parsial, membuktikan bahwa variabel Sikap X
1
berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan, hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung variabel Sikap adalah nilai t tabel 0,833 sehingga t
hitung nilai t tabel 0,833 1,66 dan tingkat signifikansi 0.407 0.05. Sehingga variabel Sikap hanya berpengaruh sedikit terhadap keputusan pembelian
deodorant rexona di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS berdasarkan Uji Parsial membuktikan
bahwa variabel Psikologis X
2
berpengaruh secara positif dan signifikan, nilai t hitung t tabel yaitu15.654 1.66 dan tingkat signifikansi 0,000 0,05. Sehingga
pada hasil penelitian ini dari kedua variabel bebas yaitu variabel sikap dan psikologis, hanya variabel psikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian
deodorant rexona pada mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis terhadap sikap dan psikologis yang mempengaruhi Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dalam
melakukan keputusan pembelian deodorant rexona, maka peneliti menarik beberapa kesimpulan dan memberikan saran yang dapat bermanfaat bagi PT.
Unilever sebagai produsen deodorant rexona untuk lebih memahami sikap dan psikologis konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.
5.2 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1. Faktor sikap dan psikologis secara bersama-sama atau simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian deodorant rexona pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara. 2. Berdasarkan Uji-t, hanya faktor psikologis yang berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian deodorant rexona pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Hal ini dapat
dilihat dari nilai t
hitung
t
tabel
15.654 1.66 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Psikologis berpengaruh positif dan signifikan 0,000
Universitas Sumatera Utara
0,05 terhadap Keputusan Pembelian deodorant rexona pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
3. Berdasarkan perhitungan Koefisien Determinasi R², hubungan antara sikap dan psikologis terhadap keputusan pembelian sebesar 84,4 yang
berarti sikap, psikologis, dan keputusan pembelian deodorant rexona pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara mempunyai
hubungan yang erat. Berdasarkan Adjust R Square variabel bebas yaitu : sikap dan psikologis mampu menjelaskan variabel terikat yaitu keputusan
pembelian sebesar 71,4 dan sisanya 28,6 dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian terhadap konsumen deodorant rexona pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara maka peneliti
memberikan beberapa saran yang mungkin dapat berguna bagi PT. Unilever, yaitu:
1. Faktor sikap dan psikologis harus dipertimbangkan, hal ini karena sikap dan psikologis dapat mempengaruhi keputusan pembelian deodorant
rexona berdasarkan hal tersebut, Perusahaan sebaiknya tidak hanya fokus pada psikologis konsumen tetapi juga memperhatikan sikap konsumen
serta faktor laZDin yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian deodorant rexona pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara namun juga bagi konsumen deodorant rexona lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2. PT Unilever Tbk harus lebih meningkatkan kualitas produk danPihak Unilever juga perlu menginformasikan bahwa produk deodorant rexona
benar-benar menggunakan komposisi yang telah teruji secara klinis dan aman bagi konsumen dalam pemakaian jangka panjang melalui media
massa. 3. PT Unilever Tbk dapat mempromosikan produknya melalui bantuan
kepada masyarakat mengadakan corporate social responsibility agar masyarakat lebih mengenal produk deodorant rexona.
4. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya meneliti faktor-faktor lain selain dari faktor sikap dan psikologis yang juga dapat mempengaruhi keputusan
pembelian deodorant rexona pada Mahasiswa Fakultas Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Ginting, Paham dan Syafrizal Helmi Situmorang. 2008. Analisis Data Penelitian.
Medan: USU Press.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Keduabelas. Jilid I. Jakarta :
PT.Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, Philip. 2002. Prinsip- Prinsip Pemasaran Jilid I. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001. Prinsip – Prinsip Pemasaran. Jilid 1.
Edisi Kedelapan. Terjemahan Damos Sihombing. Jakarta: Erlangga.
Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta :
Erlangga.
Setiadi, J Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta : Prenada Media Setiadi, J Nugroho. 2005. Perilaku Konsumen dalam Konsep dan Implikasi
untuk Strategi Penelitian dan Pemasaran . Jakarta : Prenada.
Simamora, Bilson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Perilaku Konsumen.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Situmorang, Syafrizal Helmi. 2008. Analisis Data Penelitian. Medan: USU
Press. Situmorang, Syafrizal Helmi, Iskandar Muda, Doli M. Jafar, dan Fauzie Syarief.
2010. Analisis Data Untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Cetakan Pertama. Medan: USU Press.