commit to user
69
f. Ibu Ratna Ibu Ratna merupakan perempuan berusia 41 tahun yang tinggal di
daerah Ngargoyoso Kabupaten Karanganayar. Ibu yang bekerja di salah satu Bank milik Pemerintah ini mengaku sangat gemar mengikuti
pengajian yang ada di tempat atau lingkunganya. Berdasarkan deskripsi di atas, maka berikut ini adalah matriks
informan responden :
Matriks 2 Karakteristik Informan
No Nama
Jenis Kelamin Umur Alamat
Keterangan 1
Bapak Hasan Laki-laki
42 Jl. Sawo Perumnas Palur, Jaten,
Kabupaten Karanganyar Orang Tua Via
2 Ibu Dona
Perempuan 38
Desa Gedongan, Kebakramat, Kabupaten Karanganyar
Orang Tua Aning
3 Ibu Tatik
Perempuan 40
Tawangmangu, Kabupaten Karangnyar
Orang Tua Andi
4 Ibu Dewi
Perempuan 43
Desa Gaum, Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar
Guru Biologi 5
Bapak Budi Laki-laki
46 Desa Dagen, Jaten, Kabupaten
Karanganyar Guru BK
6 Ibu Ratna
Perempuan 41
Desa Ngargoyoso Kecamatan Ngargoyoso Kabupeten Karanganyar.
Orang Tua Yoga
Sumber : Data Primer, Diolah April 2011
3. ARTI DAN PERAN PENDIDIKAN SEKS
a. Arti Pendidikan Seks dan Perannya Bagi Pelajar Dari berbagai kebutuhan manusia, ada kebutuhan yang tidak kalah
penting dari kebutuhan yang lain yaitu tentang cinta dan seks. Kedua hal
commit to user
70
tersebut sering kali merupakan suatu problema terbesar di kalangan remaja dimanapun di dunia. Tidak jarang masa depan yang penuh harapan hancur
berantakan karena problema tersebut. Dari arti dan peran pendidikan seks ini, para responden telah menuturkan pendapat dan pemahaman sebagai
berikut : Menurut Risa arti dan peran pendidikan seks yaitu sebuah
pendidikan mengenai seksualitas dan sebagai pembelajaran untuk menghadapi pergaulan kelak. Berikut penuturannya :
“Menurut aku pendidikan seks itu adalah pendidikan yang meliputi seputar sesualitas mas…..dan itu nantinya akan saya
pakai untuk antisipasi ataupun menghadapi pergaulan saat ini dan akan datang”.wawancara 8 April 2011.
Pada hakekatnya memang pada akhirnya pendidikan seks dan perannya itu sendiri diharapakan mampu dipahami guna mengantisipasi
dampak-dampak negatif dari seks bebas, hal yang dikemukakan oleh Risa tersebut cukup beralasan. Sedangkan pendapat Aning dan Efa adalah
sebagai berikut. Berikut penuturan Aning : “Pendapat saya mengenai arti pendidikan seks yaitu sesuatu yang
berkaitan dengan alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim antara laki-laki dengan
perempuan. Sedangkan perannya adalah memberikan wawasan bagi remaja sekarang agar mereka mengetahui masalah seks”.
wawancara 8 April 2011.
Pendapat Efa mengenai arti dan peran pendidikan seks yaitu : “Saya cenderung menyoroti mengenai arti pendidikan seks
mas…kalau menurut saya pendidikan seks itu terdiri dari pemberian informasi kepada anaknya tentang masalah seksualitas
commit to user
71
seperti bagaimana
anak itu
bisa lahir
dari seorang
wanita”.wawancara 8 April 2011. Problema lain yang timbul dari keduanya antara lain pernikahan
dini, kehamilan remaja, aborsi, putus sekolah, perceraian, penyakit kelamin, penyalahgunaan obat-obat terlarang dan masih banyak lagi
gambaran buruk lainya. Seperti masalah tersebut banyak sekali melanda remaja kita yang notabene masih pelajar atau mahasiswa. Seks bebas bagi
mereka bukanlah hal asing lagi bahkan tidak sedikit dari mereka ada yang sudah melakukannya hanya sekedar coba-coba atau bahkan hanya
didasarkan rasa ingin tahu belaka. Sementara responden yang lain seperti Itok, Tyo, Yoga, Uki, Andi, Indah dan Via mereka lebih fokus untuk
menyoroti masalah peranan seks dalam kehidupan. Berikut merupakan masing-masing pendapat dari mereka, dimulai dari Itok :
“Peran pendidikan seks saya kira perlu untuk lebih ditanamkan kepada generasi muda sekarang mas..mengingat remaja sekarang
perilakunya cuma bisa sok tau saja, padahal mereka belum paham betul arti dan peran pendidikan seks”.Wawancara 8 April 2011.
Pendapat dari Tyo mengenai peran pendidikan seks : “Peran tentang pendidikan itu setahu saya menyinggung hal-hal
berbau seksualitas ya mas….dan sepertinya itu akan sangat berhubungan dengan perkembangan alat kelamin setiap manusia
baik pria atau wanita”.wawancara 8 April 2011.
Pendapat Yoga agak berbeda dan agak unik untuk menjawab mengenai arti dan pendidikan seks, berikut pendapatnya :
“Saya berpendapat bahwa peran pendidikan seks itu malah membuat orang jadi lebih penasaran mas…kan yang dibahas itu
commit to user
72
salah satunya organ reproduksi manusia. Jadi siswa malah segera pengen
tau sendiri
entah itu
dengan cara
mereka sendiri”.wawancara 9 April 2011.
Lain halnya dengan Uki. Uki lebih kritis menjawab pertanyaan mengenai arti dan pendidikan seks, berikut jawabanya :
“Peran pendidikan seks itu adalah sebagai pondasi dan tameng untuk remaja sekarang mas…di jaman edan sekarang ini kita
layak memperdalam pengetahuan dalam hal apapun itu sebagai bekal di hari beranjak dewasa maupun hari tua besok untuk
kembali
diajarakan kepada
anak-anak kita
nanti mas..”.wawancara 8 April 2011.
Menanggapi pernyataan Uki diatas memang dalam jaman sekarang yang banyak disebutkan orang sebagai jaman edan ini individu dituntut
harus banyak menggali informasi yang banyak dan sedalam-dalamnya, selama hal yang didapatkan positif dan informasi yang didapat bisa
diimplementasikan secara positif pula maka seseorang dapat terhindar dari pengaruh buruk. Untuk selanjutnya responden Andi, Ina, Indah dan Via
kesemua jawaban intinya hampir sama yaitu peran pendidikan seks bagi mereka adalah tetap suatu yang tabu. Meski demikian masalah seksualitas
tidak dapat lepas dari kehidupan manusia. Berikut pendapat Andi : “Kalau dalam pemikiran saya masalah peran pendidikan seks bagi
remaja ya sebenarnya itu masalah tabu bagi para remaja. Remaja yang sedang mengalami masa pubertas mempunyai dorongan atau
keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan mulai timbul rasa ketertarikan pada lawan
jenisnya. Mereka berusaha mencari tahu tentang hal itu. Mereka bingung harus bertanya kepada siapa, apakah kepada teman atau
bahkan kepada orang tuanya sendiri”. wawancara 9 April 2011.
commit to user
73
Menurut pendapat Ina mengenai peran pendidikan seks sebagai berikut :
“Peran pendidikan seks itu sangat penting bagi remaja sekarang mas..ya walaupun ada sebagian yang mengatakan tabu. Justru
yang tabu-tabu
itu mas
yang penting
untuk diketahui…hehehe”.wawancara 9 April 2011.
Sedangkan menurut Indah sebagai berikut : “Soal peran pendidikan seks itu masih anget mas..kebetulan saya
kemarin baru melihat televisi yang acarannya tentang aborsi. Menurut saya peran pendidikan seks itu yang paling penting bisa
mengurangi angka aborsi. Yang saya utamakan ya itu mas…kan saya perempuan, wajar saya takut dan mentabukan hal-hal seperti
itu. wawancara 9 April 2011.
Responden yang mengemukakan pendapatnya mengenai peran dan arti pendidikan seks yang terakhir adalah Via. Berikut pendapatnya :
“Peran pendidikan seks kalau saya sangat bergantung pada orang-orang disekitar kita mas..kalau orang disekitar kita itu
positif ya kita ikut positif. Jadi yang terpenting peran tentang pendidikan seks itu intinya perannya bergantung oleh lingkungan.
Soal tabu atau tidak ya ini juga termasuk masalah tabu bagi saya”.wawancara 9 April 2011.
Permasalahan tentang seks dan cinta mungkin tidak akan sepelik ini jika keduanya dibimbing dan diarahkan secara tepat dan benar oleh
para pendamping, yang dalam hal ini adalah orang tua dan guru disekolah, sehingga penerapan pendidikan seks sejak dini dirasa sangat penting
diberikan sebagai upaya pencegahan agar remaja tidak semakin terjerumus pada dekadensi moral seperti halnya seks bebas. Menurut penjelasan
commit to user
74
informan yaitu Ibu Dewi selaku guru Biologi di SMA N 1 Karanganyar arti dari pendidikan seks adalah sebagai berikut :
”Kalau pendapat saya mengenai pendidikan seks dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi fisiologi seks manusia,
bahaya penyakit kelamin. Pendidikan seks adalah membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi dan
tujuan seks, sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, benar dan legal. Pendidikan seks dapat dibedakan antara seks
instruction dan education in sexuality. Sex instruction ialah penerangan mengenai anatomi, seperti pertumbuhan rambut pada
ketiak dan mengenai biologi dari reproduksi yaitu proses berkembang biak melalui hubungan untuk mempertahankan
jenisnya. Termasuk didalamnya pembinaan keluarga dan metode kontrasepsi dalam mencegah terjadinya kehamilan. Education in
sexuality meliputi bidang-bidang etika, moral, fisiologi, ekonomi dan pengetahuan lainnya yang di butuhkan agar seseorang dapat
memahami dirinya sendiri sebagai individual seksual, serta mengadakan hubungan interpersonal yang baik”. wawancara 11
April 2011. Sedangkan menurut Bapak Budi selaku Guru Bimbingan dan
Konseling di SMA N 1 Karanganyar Pendidikan seks yaitu sebagai berikut:
”Sex education atau pendidikan seks sebenarnya berarti pendidikan seksualitas yang menurut saya yaitu suatu pendidikan
mengenai seksualitas dalam arti luas. Seksualitas meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan seks, yaitu aspek biologik, orientasi,
nilai sosiokultur dan moral serta perilaku. Sex education untuk remaja bertujuan melindungi remaja dari berbagai akibat buruk
karena persepsi dan perilaku seksual yang keliru”. wawancara 11 April 2011.
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, maka berikut ini
merupakan matriks dari arti pendidikan seks dan perannya bagi pelajar :
commit to user
75
Martiks 3 Arti Pendidikan Seks dan Perannya Bagi Pelajar
No Nama
Arti dan Perannya Pendididkan Seks Bagi Pelajar 1
Risa Arti dan peran pendidikan seks yaitu sebuah pendidikan mengenai seksualitas
dan sebagai pembelajaran untuk menghadapi pergaulan kelak. 2
Aning Arti pendidikan seks yaitu sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau
hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim antara laki-laki dengan perempuan. Sedangkan perannya adalah memberikan
wawasan bagi remaja sekarang agar mereka mengetahui masalah seks.
3 Eva
Cenderung menyoroti mengenai arti pendidikan seks. Pendidikan seks itu terdiri dari pemberian informasi kepada anaknya tentang masalah seksualitas
seperti bagaimana anak itu bisa lahir dari seorang wanita.
4 Itok
Peran pendidikan seks perlu untuk lebih ditanamkan kepada generasi muda sekarang. Mengingat remaja sekarang perilakunya cuma bisa sok tau saja,
padahal mereka belum paham betul arti dan peran pendidikan seks.
5 Tyo
Peran tentang pendidikan itu menyinggung hal-hal berbau seksualitas. Sepertinya itu akan sangat berhubungan dengan perkembangan alat kelamin
setiap manusia baik pria atau wanita.
6 Yoga
Peran pendidikan seks itu malah membuat orang jadi lebih penasaran karena yang dibahas itu salah satunya organ reproduksi manusia. Jadi siswa malah
segera pengen tau sendiri entah itu dengan cara mereka sendiri.
7 Uki
Peran pendidikan seks itu adalah sebagai pondasi dan tameng untuk remaja sekarang, di jaman edan sekarang ini layak memperdalam pengetahuan dalam
hal apapun itu sebagai bekal di hari beranjak dewasa maupun hari tua besok untuk kembali diajarakan kepada anak-anak nanti.
8 Andi
Masalah peran pendidikan seks bagi remaja sebenarnya itu masalah tabu bagi para remaja. Remaja yang sedang mengalami masa pubertas mempunyai
dorongan atau keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan mulai timbul rasa ketertarikan pada lawan jenisnya.
Mereka berusaha mencari tahu tentang hal itu. Mereka bingung harus bertanya kepada siapa, apakah kepada teman atau bahkan kepada orang
tuanya sendiri.
9 Ina
Peran pendidikan seks itu sangat penting bagi remaja sekarang. Walaupun ada sebagian yang mengatakan tabu. Justru yang tabu-tabu itu yang penting untuk
diketahui
10 Indah
Peran pendidikan seks itu yang paling penting bisa mengurangi angka aborsi. Wajar perempuan ketakutan dan mentabukan hal-hal seperti itu.
11 Via
Peran pendidikan seks sangat bergantung pada orang-orang disekitar, kalau orang disekitar itu positif ikut positif. Jadi yang terpenting peran tentang
pendidikan seks itu intinya perannya bergantung oleh lingkungan. Soal tabu atau tidak ini juga termasuk masalah tabu.
commit to user
76
12 Bapak Budi Pendidikan seks adalah membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti
tentang arti, fungsi dan tujuan seks, sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, benar dan legal.
13 Ibu Dewi Pendidikan seks yaitu suatu pendidikan mengenai seksualitas dalam arti luas.
Seksualitas meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan seks, yaitu aspek biologik, orientasi, nilai sosiokultur dan moral serta perilaku.
Sumber : Data Primer, Diolah April 2011
b. Pendidikan Seks di Sekolah Ketika item pertanyaan mengenai perlukah pendidikan seks
diajarkan pada para pelajar disodorkan pada 11 responden yang terdiri dari 5 responden laki-laki dan 6 responden perempuan yang masing-masing
namanya disamarkan hampir semuanya menjawab penting dan perlu untuk mengajarkan pendidikan seks diajarkan kepada pelajar, dengan
alasan untuk menghindarkan pelajar dari seks bebas dan dan untuk mewakili dari jawaban teman-teman mereka maka responden yang
diambil sebanyak 11 orang dan ditambah 2 informan. Seperti yang diungkapkan oleh responden Risa 16 th yang menjawab sebagai berikut :
“Kalau menurut saya pendidikan seks di sekolah bagi remaja itu penting, karena apabila mereka sudah mengetahui tentang
kebutuhan biologis atau seks, maka mereka atau remaja tidak akan menyalahgunakannya. Dan juga mereka akan melakukan seks itu
benar-benar mereka sudah waktunya sudah dewasa dan menikah. Mereka juga akan lebih tahu sebenarnya seks itu
sendiri, bukan hanya untuk memperoleh kepuasan atau kesenangan sesaat. Serta mereka akan tahu berbagai macam
dampak negatif dari seks bebas”. wawancara 11 April 2011.
commit to user
77
Pendapat tersebut hampir sama dengan yang diutarakan oleh 2 responden lain yaitu Aning dan Eva berikut ini :
“Pendidikan seks di sekolah itu sangat penting, agar para remaja terhindar dari pergaulan bebas dan tidak salah dalam menafsirkan
tentang seks itu sendiri. Dan juga sebagai pengetahuan remaja tentang
seks, sehingga
remaja tidak
melakukan seks
bebas”wawancara 11 April 2011. Berikut pendapat Eva :
“Di sekolah pendidikan seks itu penting diberikan karena masih banyak siswa yang tidak tau soal seks mas..”wawancara 13 April
2011. Disamping karena alasan untuk mencegah maraknya seks bebas,
ada dua responden yang mengatakan alasan pentingnya pendidikan seks itu diberikan karena untuk menyiapkan diri dalam menjalani kehidupan
berumahtangga kelak. Hal ini diungkapkan oleh responden Itok dan Tyo dalam wawancara berikut ini. Penuturan Itok :
“Saya pribadi memandang pendidikan seks di sekolah tersebut penting Karena kelak kita juga akan melakukanya..jadi agar
tidak malu-maluin kalau saya berhubungan dengan istri saya”wawancara 11 April 2011.
Sedangkan Menurut Tyo sebagai berikut : “Kalau masalah pendidikan seks tidak diajarkan di sekolah
bagaimana saya bisa tau apa yang seharusnya dilakukan saat kita punya istri nanti mas..”wawancara 11 April 2011.
Dari penuturan 5 responden diatas jelas pendidikan seks di sekolah
itu memang perlu untuk diberikan kepada siswanya. Hal ini diperkuat
commit to user
78
dengan pernyataan 6 responden lagi yang mereka menginginkan adanya pendidikan seks di sekolah mereka. Berikut pernyataan dari Yoga :
“Di sekolah seharusnya diberikan waktu khusus untuk membahas tentang seks mas.. kan menurut saya sekolah adalah rumah ke dua
bagi saya setelah keluarga”wawancara 11 April 2011.
Sedangkan menurut Uki selaku ketua OSIS di Sekolahnya dia memberikan pernyataan sebagai berikut :
“Sekolah adalah tempat menuntut ilmu bagi para pelajar, jadi jika pendidikan seks seharusnya bisa masuk ke dalam bahan ajaran
bagi siswa-siswa. Dari pada siswa salah dalam mengambil tindakan ada baiknya pendidikan seks ini rutin untuk diberikan
kepada kami”wawancara 13 April 2011.
Berikut merupakan sisa pernyataan responden Andi, Ina, Indah dan Via yang sebenarnya intinya hampir sama. Mereka menginginkan adanya
kurikulum atau mata pelajaran baru yang seluruhnya mengajarkan mengenai masalah seksualitas di sekolahnya. Pernyataan Andi dan Via,
berikut pernyataan Andi : “Saya sangat senang apabila di sekolah terdapat mata pelajaran
baru yang nantinya akan menjelaskan tentang seks mas..meskipun hanya sebentar tapi setidaknya kan nanti bersifat rutin”
wawancara 13 April 2011. Penuturan Via sebagai berikut :
“Di sekolah itu kan seharusnya ada pelajaran seperti itu mas pelajaran mengenai pendidikan seks…jadi ndak cuma kadang
dimasukkan ke dalam mata pelajaran biologi saja. Ya kalau besok masuk IPA, kalau masuk IPS trus gmn??”.wawancara 11 April
2011.
commit to user
79
Penuturan Indah dan Ina berikut merupakan penutup sekaligus penjelas bahwa pendidikan seks di sekolah memang perlu untuk di
ajarkan. Berikut penuturan Indah : “Sekolah itu menurut saya sekarang wajib ya mas memberikan
informasi dan mengajarkan pendidikan seks kepada murinya agar murid
itu tau
sejauh mana
perkembangan pergaulan
mereka”wawancara 11 April 2011. Berikut penuturan Ina :
“Di sekolah itu sekarang sudah seharusnya membut kurikulum baru mas..buat mengajarkan tentang masalah pendidikan seks
yang baik dan benar.. jadi ndak hanya diselip-selipkan ke mata pelajaran tertentu saja”.wawancara 11 April 2011.
Sampai saat ini masih banyak juga remaja atau pelajar yang sangat
minim sekali pengetahuan mereka tentang kesehatan reproduksi dan juga perkembangan jiwa dan fisik yang mereka alami. Hal ini membuat mereka
bertanya-tanya, apakah semua ini normal dan apakah para remaja lain juga mengalami hal yang serupa. Kejadian ini membuat para pendidik terutama
guru di sekolah merasa perlu memberikan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan seksualitas termasuk juga perkembangan diri pribadi
yang dialami oleh siswa atau pelajar. Ungkapan ini pernah disampaikan oleh seorang informan Ibu Dewi
yang menyatakan perlunya memberikan bimbingan atau pengetahuan tentang fisik remaja. Berikut petikan wawancaranya:
“Saya merasa perlu ya mas memberikan pendidikan tentang seks itu di sekolah kepada siswa karena untuk pengetahuan juga.
commit to user
80
Sehingga siswa itu sendiri bisa mengerti tentang perkembangan manusia termasuk seksologisnya”wawancara 13 April 2011.
Kurangnya pendidikan seks yang diberikan di sekolah-sekolah
tampaknya membuat pemerintah perlu mengambil langkah nyata. Salah satunya yakni menggagas pendidikan seks itu sebagai salah satu
kurikulum di sekolah menengah. Akan tetapi gagasan tersebut justru memunculkan pro dan kontra. Sebenarnya ketika pemerintahan salah satu
Presiden kemarin masalah pendidikan seks telah dibicarakan dan diusulkan menjadi pelajaran wajib di sekolah, akan tetapi hal itu sekarang
sudah tidak terdengar lagi. Oleh karena belum menjadi kurikulum yang mandiri, untuk
beberapa sekolah sendiri sebenarnya sudah ada yang memberikan pendidikan seks meskipun tidak secara langsung. Materi dari pendidikan
seks itu sendiri disisipkan pada mata pelajaran tertentu seperti Biologi, Agama, dan Pendidikan Jasmani.
Sedangkan pada SMA yang penulis jadikan sebagai obyek penelitian yakni SMA N 1 Karanganyar telah menerapkan pendidikan
seks. Disamping tentang materi pendidikan seks itu ada dalam pelajaran tertentu Biologi misalnya, akan tetapi dari pihak Bimbingan dan
Konseling sendiri memberikan langsung pendidikan seks tersebut dengan cara dijadwalkan khusus. Tentang hal ini informan yang lain, yaitu Bapak
Budi selaku guru Bimbingan Konseling menjelaskan sebagai berikut:
commit to user
81
“Khusus di sekolah kami mengenai pendidikan seks itu sudah ada sudah diberikan. Frekwensinya sendiri itu untuk satu semester
untuk tatap muka khusus pendidikan seks diberikan dua kali, selebihnya kita pengamatan, monitoring, dan juga konsultasi
pribadi. Selain itu sekolah juga pernah mengadakan penyuluhan dari pihak kepolisian, biasanya kalau ini sekaligus masalah
narkoba” wawancara 13 April 2011.
Ketika disinggung tentang materi yang disampaikan juga cara penyampaiannya, dengan gamblang beliau memberikan penjelasan
sebagai berikut : “Kalau dari pihak BK itu biasanya kita masuk dalam kelas-kelas,
kemudian kita pengarahan dulu mas…..,kemudian orientasi informasi pendidikan seks yang didahului dengan psikologi
remaja, ciri-ciri anak menginjak usia pubertas sampai dewasa, dan juga tentang pergaulan remaja. Disini juga diselipkan unsur-
unsur moral dan tata tertib yang berkaitan dengan masalah seks tersebut”wawancara 11 April 2011.
Dari data diatas maka dapat dibuat matrik mengenai peran pendidikan seks di sekolah sebagai berikut :
commit to user
82
Matriks 4 Peran Pendidkan Seks di Sekolah
No Nama
Pendidikan Mengenai Seks di Sekolah 1
Risa Pendidikan seks di sekolah bagi remaja itu penting karena apabila mereka
sudah mengetahui tentang kebutuhan biologis atau seks maka mereka atau remaja tidak akan menyalahgunakannya.
2 Aning dan
Eva Pendidikan seks di sekolah itu sangat penting, agar para remaja terhindar
dari pergaulan bebas dan tidak salah dalam menafsirkan tentang seks itu sendiri.
3 Itok dan
Tyo Pendidikan seks di sekolah penting. Karena kelak juga akan melakukanya,
jadi agar tidak memalukan ketika berhubungan dengan istrinya nanti. 4
Yoga Di sekolah harusnya diberikan waktu khusus untuk membahas tentang seks
karena sekolah adalah rumah ke dua setelah keluarga. 5
Uki Sekolah adalah tempat menuntut ilmu bagi para pelajar, jadi jika pendidikan
seks seharusnya bisa masuk ke dalam bahan ajaran bagi siswa-siswa. 6
Andi Sangat senang apabila di sekolah terdapat mata pelajaran baru yang nantinya
akan menjelaskan tentang seks, meskipun hanya sebentar tapi setidaknya bersifat rutin.
7 Ina
Di sekolah sudah seharusnya membut kurikulum baru untuk mengajarkan tentang masalah pendidikan seks yang baik dan benar.
8 Indah
Sekolah sekarang wajib memberikan informasi dan mengajarkan pendidikan seks kepada murinya agar murid itu tau sejauh mana perkembangan
pergaulan mereka.
9 Via
Di sekolah itu seharusnya ada pelajaran mengenai pendidikan seks jadi tidak hanya diselipkan ke dalam mata pelajaran tertentu.
10 Ibu Dewi
Perlu memberikan pendidikan tentang seks itu di sekolah kepada siswa karena untuk pengetahuan. Sehingga siswa bisa mengerti tentang
perkembangan manusia termasuk seksologisnya.
11 Bapak Budi
Pendidikan di Sekolah SMA N 1 Karanganyar telah dilaksanakan. Frekwensinya satu semester untuk tatap muka khusus pendidikan seks
diberikan dua kali, selebihnya pengamatan, monitoring, dan juga konsultasi pribadi. Materi yang disampaikan berupa ciri-ciri anak menginjak usia
pubertas sampai dewasa, pergaulan remaja, unsur-unsur moral dan tata tertib yang berkaitan dengan masalah seks.
Sumber : Data Primer, Diolah April 2011
commit to user
83
c. Sumber Pengetahuan dan Informasi Tentang Seks dan Seksualitas Laju perkembangan media massa dan elektronik yang semakin
pesat memudahkan remaja untuk bisa menyerap informasi dari berbagai macam produk global tersebut, termasuk juga dalam hal informasi tentang
seks, sekarang ini remaja dengan cepat dan mudah bisa mendapatkannya. Pendidikan seks di Indonesia menemukan bentuknya dalam
pendidikan non formal seperti dalam ekstrakurikuler di sekolah, sarasehan, rubrik-rubrik kesehatan dalam majalah, dan lain-lain. Bentuk pendidikan
seks yang non formal itu lebih luwes dan bisa selalu disesuaikan dengan kondisi tempat dan waktu sehingga tidak menimbulkan dampak
sampingan yang tidak diharapkan. Gejala tersebut diatas juga dialami para responden, banyak dari mereka mengaku selain mendapatkan informasi
tentang seks dari luar sekolah, umumnya mendapat informasi tersebut dari majalah atau rubrik-rubrik kesehatan, ceramah dan juga televisi. Dari
berbagai informasi mengenai seks yang didapat oleh remaja, mereka mengaku belum terlalu puas dengan informasi tersebut. Untuk menambah
wawasan dan pengetahuannya remaja mengaku lebih memperbanyak lagi membaca buku-buku yang berkaitan dengan masalah tersebut. Seperti
yang diungkapkan oleh Yoga dan Risa. berikut ini penuturan Risa: “Saya belum terlalu puas dengan informasi yang saya dapat,
sebagai upaya saya dalam menambah wawasan saya ya saya memperbanyak membaca buku yang berhubungan dengan masalah
tersebut. Mungkin seiring bertambahnya usia saya kedewasaan
commit to user
84
saya saya akan dapat memahami apa arti seks itu sendiri”wawancara 11 April2011.
Sedangkan penuturan Yoga sebagai berikut : “Aku kurang puas dengan info-info yang saya peroleh, makanya
aku memperbanyak membaca buku, dan nantinya akan mengerti kalau aku sudah dewasa mas..”wawancara 11 April 2011.
Ungkapan Yoga dan Risa tersebut bukan suatu hal yang aneh lagi.
Mengingat masalah seksualitas memang sangat luas sekali cakupannya dan tidak akan habis dibahas begitu saja.
Lain halnya dengan Ina dan Indah, kedua responden ini dalam memenuhi kebutuhan tentang pengetahuannya dalam masalah seksualitas
mengandalkan dari diskusi dengan temannya dan rubrik-rubrik kesehatan. Berikut pendapat mereka. Penuturan Ina :
“Biasanya untuk lebih mengetahui hal-hal baru saya sering mendiskusikan hal tersebut dengan teman yang saya mas….dan
untuk masalah pengetahuan seks saya cenderung lebih ingin tahu dan membaca di rubrik-rubrik kesehatan” wawancara 11 April
2011.
Sedangkan menurut Indah sebagai berikut : “Saya cenderung suka mendiskusikan masalah apapun dengan
teman saya mas…ya pokoknya berbagai masalah”wawancara 13 April 2011.
Berikut merupakan pendapat dari Aning ketika ditanya mengenai sumber-sumber yang menjadi informasi mengenai masalah seksualitas
bagi dirinya :
commit to user
85
“Kalau saya paling ya sering tau masalah seperti itu seksualitas dari teman-teman ketika ngobrol santai atau baca-baca gitu
mas..”wawancara 11 April 2011.
Sedangkan responden yang lain yaitu Eva, Itok, Tyo, Uki, Andi dan Via semua jawaban hampir sama. Mereka mencari pengetahuan
mengenai seksualitas dari sumber internet karena dianggap paling mudah didapatkan. Berikut merupakan pendapat dari Eva :
“Untuk sumber informasi baik itu masalah seksualitas atau dalam berbagai hal biasanya saya mencarinya di google mas salah satu
media di internet… karena menurut saya itu lebih cepat dan gampang untuk didapatkan”. wawancara 11 April 2011.
Penuturan Itok sebagai berikut : “Sumber yang paling cepat dan mudah untuk didapat biasanya
saya langsung kepikiran buat browsing di internet mas…gampang dan pasti lengkap” wawancara 11 April 2011.
Penuturan Eva dan Itok ditambah dengan ungkapan Andi sebagai berikut:
“Saya lebih senang mencari informasi apa saja di internet mas, baik itu sekedar membaca atau sengaja mencarinyainformasi
tentang seks. biasanya sekalian mengerjakan tugas dari sekolah kalau sedang ada tugas”.wawancara 13 April 2011.
Memang tidak bisa dipungkiri lagi bahwa internet merupakan media yang sangat dominan dalam mendapatkan berbagai macam hal.
Kecepatan mengenai informasi-informasi baru dapat dengan sekejap dibuka dan dinikmati bagi orang-orang yang memang haus akan
pengetahuan dan terutama dalam hal ini adalah pelajar SMA.
commit to user
86
Lain halnya dengan responden lain diatas Via, Uki dan Tyo lebih senang mencari informasi di media seperti koran, majalah dan melihat
televisi. Berikut ungkapan dari Via : “Saya orangnya sering melihat televisi mas, jadi untuk
pengetahuan mseputar seks itu lebih sering saya dapatkan ketika saya sedang melihat acara di televisi ”.wawancara 13 April 2011.
Sedangkan ungkapan Uki sabagai berikut : “Saya itu lebih suka membaca koran demi mencari berita atau
informasi masalah seksualitas, karena anggapan saya koran itu informasinya nyata dan dapat dipercaya. Dan itu kan berita yang
ada di wilayah sekitar kita”.wawancara 11 April 2011.
Berikut merupakan ungkapan dari Tyo sekaligus menjadi penutup pernyataan mengenai sumber-sumber tentang seksualitas yang didapatkan
oleh siswa SMA N 1 Karanganyar dan dipakai sebagai sumber informasi. Berikut ungkapan Tyo :
“Saya lebih sering menemukan pengetahuan seputar seks di majalah mas.. karena kebetulan saya berlangganan majalah
otomotif dan biasanya ada segmen kesehatan”.wawancara 13 April 2011.
Tentang hal ini Bapak Budi juga memberikan komentar : “Dari pihak sekolah kami sendiri meskipun pendidikan masalah
seks tersebut sudah diajarkan akan tetapi kami sendiri merasa bahwa itu semua masih kurang. Masalahnya pendidikan di sekolah
itu kan terbatas oleh waktu, padahal masalah yang menyangkut mengenai seks pendidikan seks itu kan luas sekali jadi harapan
kami siswa juga lebih banyak membaca buku untuk pengetahuan karena buku kan jendela ilmu”wawanacara 13 April 2011.
Dari uraian diatas maka dapat dibentuk matriks mengenai sumber pengetahuan dan informasi tentang seks dan seksualitas sebagai berikut :
commit to user
87
Matriks 5 Sumber Pengetahuan dan Informasi Tentang Seks dan Seksualitas
No Nama
Sumber Pengetahuan dan Informasi Seks dan Seksualitas 1
Risa dan Yoga Memperbanyak membaca buku yang berhubungan dengan masalah
seks dan seksualitas. 2
Ina dan Indah Membaca di rubrik-rubrik kesehatan demi memuaskan rasa
keingintahuan mengenai masalah seks dan seksualitas 3
Aning Dari teman-teman ketika ngobrol santai atau baca-baca buku.
4 Via
Sering melihat televisi dalam memperoleh informasi mengenai masalah seksualitas.
5 Tyo
Menemukan pengetahuan seputar seks di majalah karena berlangganan majalah.
6 Uki
Membaca koran demi mencari berita atau informasi masalah seksualitas.
7 Eva, Itok dan
Andi Mencari di google media internet karena dirasa lebih mudah dicari
dan efisien.
8 Bapak Budi
Pendidikan masalah seks tersebut sudah diajarkan di SMA N 1 Karanganyar akan tetapi masih kurang karena pendidikan di sekolah
terbatas oleh waktu
Sumber : Data Primer, Diolah April 2011
d. Peran Keluarga Dalam Pendidikan Seks Masalah pendidikan seks sampai saat ini masih sering menjadi
perdebatan. Secara ideal, pendidikan seks harus diberikan di sekolah akan tetapi dikarenakan waktunya sangat terbatas, di harapkan pendidikan seks
juga disampaikan oleh keluarga dan organisasi masyarakat. Akan tetapi sampai saat ini sedikit sekali keluarga yang mau dan mampu mengajarkan
masalah seks tersebut kepada anak-anaknya. Hal tersebut dikarenakan orang tua mereka memang belum bisa terbuka dengan masalah tersebut.
Seperti yang dituturkan oleh Uki berikut ini :
commit to user
88
“Saya pernah membaca rubrik-rubrik tentang seks dan kesehatan dan saya tertarik, karena dapat menambah pengetahuan saya
tentang seks dan kesehatan. Selain itu aku pernah mendapatkan info tentang seks tersebut dari televisi. Kalau orang tua….seingat
saya mereka belum pernah memberikan pengetahuan seks kepada saya”wawancara 14 April 2011.
Seseorang responden Andi mengaku pernah mendapatkan info tentang seks dari penjelasan Polisi yang datang ke sekolahnya. Berikut
penuturannya: “Saya kurang tertarik membaca rubrik-rubrik tentang seks dan
kesehatan di majalah, kalau informasi lain yang selain dari sekolah…saya pernah mendapatkanya dari polisi yang datang
kesekolah dan saya cukup puas dengan penjelasan tersebut karena masuk akal. Kalau orang tua saya sih tidak pernah memberitahu
tentang seks pada saya, mungkin mereka takut kalua saya mencoba, namanya juga orang tua mas….pikiranya kan lain
dengan kita”wawancara 14 April 2011.
Soal keterbukaan orang tua tentang masalah seks ini ternyata berlaku pada keluarga Via dan Aning. Selain membaca dari majalah, buku
dan televisi mereka mengaku bahwa orang tua mereka pernah mengajarkannya pada mereka, cuma porsinya tidak banyak, mereka hanya
menjelaskan tentang kematangan reproduksi yang ditandai dengan menstruasi. Berikut merupakan penuturan Aning :
“Saya dirumah itu terbiasa ngomong mas kalau ada apa-apa, ya meskipun tidak semuanya..he he he..orang tua saya juga kadang
memberikan pengetahuan
masalah seks
kalau lagi
dirumah”.wawancara 11 April 2011.
commit to user
89
Berikut merupakan penuturan salah satu keluarga responden yaitu Ibu Dona Ibu dari Aning :
“Dalam mendidik anak saya selalu berusaha memahami dan mengerti pola pergaulan anak jaman sekarang Mas..apalagi kalau
soal seks, dari SMP anak saya sudah saya beri pengertian mengenai masalah seksualitas khusus dalam saat mengalami
menstruasi. Dulunya sih anak saya risih mendengarnya tapi lama kelamaan sekarang anak saya malah selalu bercerita sendiri
mengenai masalah seks dan apa yang dialaminya. Jika tidak tau….ya saya hanya mendengarkanya saja”wawancara 13 April
2011.
Sedangkan penuturan Via adalah sebagai berikut : “Dari kecil memang saya sudah diajarkan mengenai pemahaman
masalah seksualitas kok mas…kira-kira ya waktu umur 12 tahun lah”.wawancara 28 Maret 2011.
Sama Halnya dengan Bapak Hasan Orang tua Via berikut penuturanya saat dimintai tanggapan mengenai anaknya :
“Via itu anaknya cerewet sekali kalau dirumah, jadi ya sewajarnya kalau ada apa-apa sedikit suka cerita ke saya Mas,
sambil tertawa-tertawa sendiri…kalau masalah yang mengenai seksualitas anaknya memang sudah terbuka dari dia masing duduk
dikelas 1 SMP, terutama dia pada Ibunya” wawancara 13 April 2011.
Terkadang orang tua sering menganggap masalah seks itu adalah hal yang tabu untuk disampaikan kepada anaknya. Orang tua menganggap
bahwa masalah tersebut kelak akan diketahui dengan sendirinya pada saat anak sudah dewasa. Berikut merupakan peran dari masing-masing
keluarga responden lainnya yaitu Risa, Efa, Itok, Tyo, Yoga, Ina dan Indah. Masing masing dari mereka mengaku peran orang tua atau keluarga
commit to user
90
sangat sedikit bagi pengetahuan mereka tentang permasalahan seksualitas. Berikut penuturan dari Risa :
“Orang tua saya itu orangnya tidak terlalu banyak omong mas..mereka itu seakan-akan menganggap saya sudah dewasa,
jadi ya saya harus menyadari itu”. wawancara 11 April 2011.
Sedangkan penuturan Efa sebagai berikut : “Keluargaku itu lebih banyak mengarahkan tentang masalah-
masalah akademis mas..misalnya nanti kalo lulus SMA itu mau kuliah dimana ya pokoknya kayak gitu-gitulah”wawancara 13
April 2011.
Penuturan Itok berikut merupakan pengakuan Itok terhadap peran keluarganya dalam pendidikan seks pranikah :
“Keluarga saya tidak terlalu memberikan pengarahan dan jarang memberikan informasi kepada saya mas kalau masalah
seks”wawancara 13 April 2011.
Banyak orang tua memang masih memandang masalah seks tersebut adalah hal yang tabu sehingga pendapat seperti ini perlu
diluruskan karena akan lebih berbahaya lagi apabila anak mencoba mencari jawaban dengan kemauannya sendiri. Akan lebih bijak agar anak-
anak mengerti sejak usia remaja bahwa ini tidak boleh dan itu juga tidak boleh, ini akan terjadi begini dan kalau itu tidak, maka orang tua harus
memberikan penjelasan mengenai kejadian-kejadian yang akan dialami kelak. Dari pada anak-anak penasaran dan justru salah penafsiran serta
mencari jawaban sendiri karena banyaknya informasi yang berseliweran soal seks. Lagi- lagi memang peran keluraga sangat penting dalam
pendidikan bagi anak entah itu dalam bentuk apapun. Berikut merupakan
commit to user
91
penuturan dari Tyo, Yoga, Ina dan Indah mengenai peran keluarga mereka dalam pendidikan seks. Penuturan Tyo :
“Keluarga saya itu cenderung cuek dan tidak mempedulikan pendidikan seks mas…selama saya mereka anggap masih bisa
diatur dan
tidak membandel,
ga ada
masalah bagi
mereka”.wawancara 14 April 2011. Penuturan Yoga hampir sama dengan apa yang dikemukakan oleh
Efa. Berikut penuturan Yoga : “Orang tua saya itu lebih cenderung memperhatikan pendidikan
yang baku seperti matapelajaran tertentu mas…dari pada menceramahi saya tentang masalah seksualitas”.wawancara 14
April 2011.
Sedangkan ungkapan Indah mengenai peran keluarganya dalam pendidikan seks sebagai berikut :
“Keluarga saya sangat jarang melakukan diskusi mengenai masalah-masalah yang memang itu termasuk porsinya orang
dewasa, apalagi
tentang seks
mas...bahkan tidak
pernah”.wawancara 11 April 2011. Ungkapan responden Ina adalah sebagai penutup mengenai peran
keluarga dalam pendidikan seks. Berikut ungkapanya : “Orang tua saya itu cenderung tidak terlalu mengambil pusing
mengenai pendidikan seks karena anaknya dianggap sudah dewasa..nanti
juga akan
mengerti dengan
sendirinya”.wawancara 11 April 2011. Remaja senantiasa dipengaruhi oleh lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan luar. Media massa dan multimedia yang dapat dikategorikan sebagai lingkungan luar yang berpengaruh pada
remaja dirasa sebagai faktor yang paling dominan pengaruhnya bagi
commit to user
92
remaja, sehingga peran pendidik orang tua dan juga guru di sekolah diharapkan dapat menjalin keterbukaan komunikasi dan hubungan dengan
anak dalam hal memberikan penjelasan masalah seksualitas. Dengan pendidikan seks lebih dini, diharapkan dapat mencegah seks pranikah pada
remaja. Dari penjelasan diatas berikut merupakan matriks peran keluarga
dalam pendidikan seks :
commit to user
93
Matriks 6 Peran Keluarga Dalam Pendidikan Seks
No Nama
Peran Keluarga Dalam Pendidikan Seks 1
Uki Belum pernah mendapatkan pengetahuan seks dari orang tua atau
keluarga tetapi pernah membaca rubrik mengenai masalah seksualitas.
2 Andi
Belum pernah mendapatkan informasi seksualitas dari kedua orang tua tetapi pernah mendapatkan informasi mengenai seksualitas dari
Polisi.
3 Risa
Orang tua tidak terlalu banyak bicara, mereka itu seakan-akan menganggap sudah dewasa.
4 Efa
Lebih banyak mengarahkan tentang masalah-masalah akademis. Misalnya nanti kalo lulus SMA itu mau kuliah dimana.
5 Aning
Terbiasa ngomong kalau ada apa-apa, orang tua juga kadang memberikan pengetahuan masalah seks kalau lagi dirumah.
6 Itok
Keluarga tidak terlalu memberikan pengarahan dan jarang memberikan informasi kepada anak.
7 Tyo
Keluarga cenderung cuek dan tidak mempedulikan pendidikan seks selama anaknya masih bisa diatur.
8 Yoga
Orang tua lebih cenderung memperhatikan pendidikan yang baku seperti matapelajaran tertentu.
9 Ina
Orang tua tidak terlalu mengambil pusing mengenai pendidikan seks karena anaknya dianggap sudah dewasa.
10 Indah
Keluarga sangat jarang melakukan diskusi mengenai masalah- masalah yang memang itu termasuk porsinya orang dewasa, apalagi
tentang seks. 11
Via Dari kecil memang sudah diajarkan mengenai pemahaman masalah
seksualitas waktu umur 12 tahun. 12
Ibu Dona Dari SMP anaknya sudah diberi pengertian mengenai masalah
seksualitas khususnya saat mengalami menstruasi. 13
Bapak Hasan Sering mendapatkan cerita dari anaknya mengenai masalah yang
dialaminya, begitupula mengenai masalah seksualitas. Sumber : Data Primer, Diolah April 2011
commit to user
94
4. BEBERAPA FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PENDIDIKAN