Perilaku Seks Pranikah DEFINISI KONSEPTUAL

commit to user 29

4. Perilaku Seks Pranikah

Perilaku adalah suatu reaksi yang dapat diamati secara umum atau obyektif, sehingga hal-hal yang diperbuat akan nampak hasilnya dari perbuatan tersebut Kartono, 1989:53. Perilaku didefinisikan sebagai reaksi yang dapat diamati atau diobservasi secara obyektif Chaplin, 1989:53. Perilaku seks adalah perilaku yang berkaitan dengan sesuatu yang berkenaan dengan jenis kelamin yang berkenaan dengan perkara percampuran antara keduanya. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono bahwa perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu dan bersenggama. Obyek seksualnya bisa orang lain, orang dalam hayalan atau diri sendiri. Sebagian dari tingkah laku itu memang tidak berdampak apa-apa, terutama jika tidak ada akibat fisik atau sosial yang dapat ditimbulkannya. Tetapi pada sebagian perilaku seksual yang lain, dampaknya bisa cukup serius seperti perasaan bersalah, depresi, marah, atau misalnya pada para gadis yang mengalami kehamilan diluar nikah. Sarwono, 2001:137 Hubungan seks yang normal mengandung pengertian bahwa hubungan tersebut tidak menimbulkan efek-efek yang merugikan bagi diri sendiri maupun orang yang lain partnernya dan juga adanya kesadaran dari keduanya bahwa mereka harus melakukan perilaku seks dalam batas norma commit to user 30 susila, norma masyarakat dan norma agama. Oleh karena itu seharusnya mereka melakukan hubungan seks dalam ikatan yang teratur yaitu dalam perkawinan yang sah Kartono, 1983:214. Dorongan seks adalah normal pada setiap individu, namun dorongan tersebut juga harus tunduk pada kondisi kultural. Apa yang kita lakukan dan rasakan tentang kehidupan seks secara kultural telah terbentuk. Di tempat tertentu dan masyarakat tertentu praktek hubungan seksual pranikah dapat dianggap “benar”, karena masyarakat sudah disosialisasikan untuk memandang demikian. Sedangkan pada masyarakat lainnya khususnya Indonesia secara umum masyarakat masih memandang bahwa perilaku seks pranikah adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan norma. Dan sebagai anggota masyarakat seharusnya semua orang patuh akan pandangan tersebut. Sebab jika kita tidak mengikuti pandangan kultur yang ada kita akan mendapat sanksi atas perbuatan kita yang melanggar kultur tersebut. Adapun perilaku seks disini dibatasi pada perilaku seks seseorang yang diajukan pada lawan jenisnya yaitu perilaku dalam berpacaran pengangan tangan, berciuman, berpelukan dan berhubungan intim. Konsepsi diatas dapat ditarik kesimpulan maka perilaku seks pranikah adalah segala hasil tindakan seks manusia yang dapat diamati secara obyektif. Jadi interpretasi pelajar tentang pendidikan seks dan perilaku seks pranikah dapat diartikan sebagai penerangan tentang kesehatan reproduksi, anatomi dan fisiologi organ reproduksi, penyakit menular seks dan juga commit to user 31 bagaimana cara menjaga perilaku seksualnya sehingga tidak bertentangan dengan norma masyarakat, dan proses kognitif yang dialami oleh setiap orang yang menuntut ilmu di Sekolah Menengah Atas dalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman mengenai perilaku yang berhubungan dengan masalah menyimpang seksualitas perilaku seks pranikah.

G. PENELITIAN TERDAHULU