commit to user
4.2.2 Pengendalian Mutu Proses Produksi
Pengendalian proses bertujuan untuk menekan keragaman suatu nilai yang dapat diterima baik secara teknis maupun ekonomis.
Kegunaan pengendalian proses adalah untuk mengenali penyebab keragaman mutu, memberi peringatan dini kesalahan proses, serta
menetapkan waktu yang tepat untuk koreksi kesalahan. Kegiatan yang dilakukan dalam pengendalian proses menurut Aqela 2008, sebagai
berikut analisis faktor yang menyebabkan keragaman, mencari penyebab keragaman, melakukan tindakan koreksi proses, memonitor
dan mengevaluasi mutu secara terus menerus. Pengendalian mutu proses bertujuan untuk mencegah terjadinya
variasi mutu selama proses berlangsung. Pengendalian mutu dilakukan di seluruh tahapan proses yang meliputi penyaringan, perebusan,
pendinginan, inokulasi, fermentasi, pemanenan lembaran nata dan pencucian lembaran nata.
Pengendalian mutu proses penyaringan dilakukan dengan cara menggunakan penyaring plastik atau kain penyaring yang bersih.
Tujuan dari penyaringan adalah untuk memisahkan kotoran atau benda- benda asing yang tercampur dengan limbah cair tepung tapioka. Limbah
cair yang mengandung banyak kotoran akan menghasilkan nata yang keruh dengan penampakan yang kurang menarik. Saat penyaringan dan
penuangan cairan, cairan diusahakan supaya tidak terlalu sering kontak dengan tangan karena cairan akan cepat rusak karena terkontaminasi.
Proses perebusan dilakukan pengendalian mutu dengan cara perebusan dilakukan hingga limbah cair mendidih selama 3 menit dan
setelah mendidih 100 C dipertahankan selama 5-10 menit untuk
menyempurnakan pelarutan gula pasir dan ammonium sulfat yang ditambahkan dan pengaturan jumlah penambahan gula dan ammonium
sulfat juga perlu diperhatikan. Homogenitas larutan menentukan kualitas nata yang dihasilkan. Pengadukan tidak merata akan
menyebabkan nata yang terbentuk memiliki permukaan yang
commit to user
bergelombang, karena gula dan ammonium sulfat tidak tercampur secara merata. Perebusan menggunakan panci yang berbahan antikarat.
Pada proses pendinginan pengendalian mutu dilakukan dengan cara membiarkan media dalam nampan selama 1 malam, hingga media
mencapai suhu 30 C. Pendinginan dilakukan pada nampan yang diberi
penutup kertas yang berpori-pori dan bagian pinggiran nampan diikat dengan karet supaya media tidak terkontaminasi.
Pengendalian mutu pada proses inokulasi dilakukan setelah media benar-benar dalam keadaan dingin supaya starter tidak
mengalami kematian. Inokulasi dilakukan secara aseptis dan cepat. Proses inokulasi dilakukan disalah satu sudut nampan dan tanpa diaduk.
Proses pengadukan dengan menggunakan pengaduk justru akan menyebabkan terjadinya kontaminasi.
Pada proses fermentasi dilakukan pengendalian mutu dengan mengatur suhu penyimpanan fermentasi dalam suhu 30
C-31 C karena
suhu dan kelembaban mempengaruhi faktor keberhasilan fermentasi. Suhu optimum bagi pertumbuhan bakteri A. xylinum menurut
Pambayun 2002 adalah 28 C-31
C. Pengendalian mutu pada proses pencucian dilakukan dengan
mencuci nata dengan menggunakan air bersih yang mengalir. Air yang digunakan adalah air sumur atau air pam. Tujuan pencucian untuk
menghilangkan lendir yang terdapat dalam nata. Lendir yang terdapat dalam nata harus dihilangkan karena dapat mempengaruhi kualitas nata
yang dihasilkan. Bila lendir tidak dihilangkan kenampakan nata terlihat tidak bagus pada produk jadinya.
Standar mutu pengendalian proses yang digunakan untuk mengawasi mutu supaya memenuhi syarat menurut Wahyudi 2003,
dalam Standard Operating Process SOP memproduksi lembaran nata adalah melaksanakan SOP personalia, melaksanakan sanitasi ruangan
dan alat, peralatan proses dicek dan siap digunakan, nampan disiapkan sesuai kriteria mutu nampan yang baik nampan dicuci sampai tidak
commit to user
terdapat kotoran, nampan dijemur sampai kering dan digosok dengan lap bersih koran disiapkan dan dijemur, formula telah dihitung sesuai
kebutuhan, bahan baku dan bahan tambahan memenuhi syarat mutu, masing-masing jenis bahan tambahan ditimbang secara tepat, limbah
cair tapioka disaring dari kotoran dan diukur sesuai formula, perebusan dilakukan sampai mendidih dan busa dibuang, pemasukkan cairan ke
dalam nampan sesuai dengan volume yang telah ditentukan, pendinginan sampai dengan suhu kamar dalam kondisi nampan tertutup
koran, pemberian Acetobacter xylinum dalam kondisi aseptis, nampan segera ditutup dengan koran dan diikat dengan karet gelang, fermentasi
dilakukan selama 8 hari dalam ruangan sesuai kondisi hidup optimal bakteri A. xylinum dan melakukan seleksi lembaran nata hasil panen
sesuai kriteria mutu. Standar pengawasan mutu pada proses pembuatan nata diatas merupakan batasan bahwa mutu yang dihasilkan pada
produk akhir telah dapat diawasi dan memenuhi syarat.
Tabel 4.2 Pengawasan Mutu dan Pengendalian Mutu Proses Produksi
Tahapan Proses Pengawasan Mutu
Pengendalian Mutu
Penyaringan Alat penyaring harus bersih
Pemeliharaan alat penyaring Kotoran tidak terikut
Menggunakan penyaring ukuran mesh kecil
Perebusan Suhu perebusan 100
C Suhu dinaikkan jika kurang dari 100
C Ammonium sulfat dan gula pasir
terlarut merata Dilakukan pengadukan sesekali
Pendinginan Media
tidak terkontaminasi
Media ditutup secara rapat menggunakan kertas berpori-pori
untuk mencegah kontaminasi
Inokulasi Media dalam keadaan dingin
Dilakukan pendinginan selama 1 malam untuk memastikan media
benar-benar dalam keadaan dingin Tidak terjadi kontaminasi
oleh pekerja Inokulasi dilakukan secara aseptis dan
cepat, dilakukan disalah satu sudut nampan dan tidak diaduk
commit to user
Tahapan Proses Pengawasan Mutu
Pengendalian Mutu
Fermentasi Suhu penyimpanan fermentasi
30 C-31
C Menaikkan suhu ruang apabila kurang
dari 30 C dengan cara menggunakan
lampu pijar untuk menghangatkan ruangan
Pencucian Tidak ada lendir dan bersih
Pencucian dilakukan beberapa kali hingga bersih menggunakan air bersih
mengalir
4.2.3 Pengendalian Mutu Produk Akhir