Jenis-jenis Personal Hygiene Personal Hygiene 1 Defenisi

mengikuti praktek perawatan personal hygiene yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan defenisi tentang kesehatan dan perawatan diri. Dalam merawat pasien dengan praktik hygiene yang berbeda, perawat menghindari menjadi pembuat keputusan atau mencoba untuk menentukan standar kebersihannya. 6. Kebiasaan dan kondisi fisik seseorang Setiap pasien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut. Kondisi fisik juga sangat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene nya.

3.4 Jenis-jenis Personal Hygiene

Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Pada seseorang yang dirawat di rumah sakit yang tidak mampu melakukan personal hygiene secara mandiri maka personal hygiene dapat dilakukan oleh perawat di tempat tidur. Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, dan kuku tangan dan kaki, serta genitalia. Berikut ini uraian tentang hal-hal yang mencakup dalam personal hygiene Potter Perry, 2005: 1. Perawatan kulit termasuk mandi Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur suhu, dan sensasi, Universitas Sumatera Utara sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutan Potter Perry, 2005. Ketika pasien tidak mampu atau melakukan perawatan kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan atau mengajarkan keluarga bagaimana melaksanakan personal higiene Stassi, 2005. Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, meningkatkan sirkulasi dan merasa nyaman dan sejahtera Wolgin, 2000. Metode mandi yang digunakan tergantung kondisi kesehatan klien dan kemampuan klien dalam melakukan perawatan diri Mosby, 2006. Penting bagi perawat untuk memberi privasi yang baik, berkomunikasi, bersikap ramah , sopan, tidak memaksa dan menjaga keamanan pasien selama melakukan tindakan dan melakukan prosedur dengan cermat dan hati-hati selama melakukan perawatan kulit Murwani, 2009. Air yang digunakan untuk kebutuhan mandi klien adalah air yang hangat untuk menjaga kondisi kulit klien Stassi, 2005. Karateristik kulit normal, yaitu kulit lembut dan kering; kulit utuh, tidak ada abrasi pada kulit; kulit terasa hangat saat dipalpasi; turgor kulit baik elastis dan warna kulit sama di tiap bagian. Perubahan pada kulit merupakan tanda adanya gangguan pada kondisi fisik yang dapat dilihat dari warna, tekstur, turgor, temperatur dan hidrasi kulit Isro’in Andarmoyo, 2012. Masalah yang sering terjadi pada kulit, yaitu kulit kering kulit terlihat pecah-pecah, tekstur kasar dan kulit dapat mudah terinfeksi jika lapisan epidermis pecah, inflamasi pada kulit, area yang terinfeksi biasa muka, leher, bahu dan Universitas Sumatera Utara punggung, dapat menimbulkan scar yang permanen, hirsutism pertumbuhan rambut yang berlebihan pada tubuh dan muka, biasa terjadi pada wanita dan dapat menyebankan gambaran diri negatif, ruam kulit erupsi yang terjadi karena paparan sinar matahari atau reaki alergi, jika terpapar secara kontinu maka dapat terjadi inflamasi dan infeksi serta menimbulkan ketidaknyamanan, dermatitis kontak inflamasi pada kulit dengan karateristik eritema, pruritus, nyeri, dan lesi pada wajah, lengan, leher dan genitalia dan sulit dihilangkan, dan abrasi adanya goresan pada epidermis yang menyebabkan perdarahan lokal dan infeksi yang disebabkan oleh hilangnya lapisan proteksi pada kulit Murwani, 2009. Perawatan kulit dilakukan dengan prinsip bersih. Kontra indikasi dilakukannya perawatan kulit yaitu pada pasien luka bakar, pada pasien yang koma dan pada pasien yang terpasang alat-alat kesehatan Poltekkes Depkes 2009, prosedur perawatan kulit terdiri dari pengkajian awal sebelum tindakan, persiapan alat, prosedur tindakan, mengevaluasi hasil tindakan dan pendokumentasian. Berikut ini uraian prosedur perawatan kulit meliputi: a. Pengkajian Awal sebelum melakukan prosedur. Melakukan pengkajian ulang terkait kebutuhan kebersihan kulit mandi: salam teraupetik disampaikan kepada pasien dan keluarga saat bertemu, kaji kebersihan kulit dan kondisi perubahan kulit, identifikasi tingkat kemandirian pasien terkait mandi, melakukan kontrak dengan pasien waktu, tempat dan tindakan, menginformasikan tujuan melakukan tindakan. Universitas Sumatera Utara b. Melaksanakan persiapan Peralatan yang dibutuhkan dalam perawatan kulit yaitu handuk, waslap, sabun mandi, waskom untuk air, selimut mandi, air hangat, pakaian bersih, sarung tangan bersih jika diperlukan, dan sampiran. Peralatan dipersiapkan sesuai prosedur, pasien siap untuk dilakukan prosedur memandikan posisi tidur mendekati perawat, perawat siap melakukan prosedur. c. Proses perawatan kulit Melaksanakan proses memandikan dan masase punggung: perawat mencuci tangan, memasang selimut ekstra sambil menarik selimut pasien kearah kaki tempat tidur, membuka pakaian pasien dengan sopan dan menjaga privasi pasien, membasahi seluruh tubuh, memberi sabun, menggosok seluruh tubuh sambil melakukan pemijatan pada tubuh, membilas, mengeringkan tubuh menggunakan handuk, berinteraksi dengan pasien selama proses membersihkan badan, selama memandikan pasien permukaan kulit pasien diobservasi, lakukan masase punggung dengan tepat dan halus selama 3-5 menit lalu sisa lotion dikeringkan, sesudah mandi tawarkan dan bantu pasien menggunakan bedak atau deodoran, membantu mengenakan pakaian pasien, alat- alat dibereskan dan cuci tangan dilakukan. d. Mengevaluasi hasil tindakan Wajah dan seluruh tubuh pasien bersih, pasien mengungkapkan rasa lebih nyaman dan segar. Universitas Sumatera Utara e. Mendokumentasikan tindakan Respon pasien dan hasil tindakan dicatat dan catatan menggunakan pena hitam atau biru, jelas, terbaca dan ditandatangani. 2. Perawatan mulut Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel–partikel makanan, plak, bakteri, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman Kozier, 2010. Pada perawatan mulut dilakukan pembersihan pada gigi, lidah, langit-langit dan bibir. Tujuan perawatan mulut: menjaga mulut dan gigi agar tetap bersih, mencegah bau mulut, meningkatkan rasa nyaman, mengurangi resiko cavitis, dan meningkatkan nafsu makan Gorrek Sorrentino, 2006. Ketika seseorang sedang sakit sering menimbulkan perasaan tidak enak di mulut karena pengobatan atau penyakit, hal ini menyebabkan kurang selera makan sehingga dengan dilakukan perawatan mulut yang baik, klien akan merasakan kesegaran dan kenyamanan pada mulut dan dapat meningkatkan nafsu makan Wolgin, 2000. Sebelum melakukan perawatan mulut sebaiknya perawat mengkaji kondisi mulut klien kondisi lidah, gusi, warna dan kelengkapan gigi. Sangat penting bagi perawat untuk memberikan privasi pada klien, berkomunikasi teraupetik, tidak memaksa dan menjaga keamanan pasien selama melakukan Universitas Sumatera Utara perawatan mulut dan melakukan prosedur dengan cermat dan hati-hati selama melakukan perawatan mulut Isro’in Andarmoyo, 2012. Perawatan mulut pada pasien yang sadar dilakukan 2 kali sehari. Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak Stassi, 2005. Perawatan mulut pasien yang tidak sadar dilakukan setiap 2 jam Wolgin, 2000. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, gingivitis radang gusi, sariawan, mulut kering dan bau Stassi, 2005. Mulut yang sehat memiliki ciri bersih, nyaman dan kelembabannya baik. Perawatan mulut dilakukan pada pasien yang mendapatkan oksigen dan NGT, pasien yang tidak mampu melakukannya secara mandiri, pasien tidak sadar. Kontraindikasi dilakukannya perawatan mulut yaitu pada pasien yang menderita penyakit diabetes dapat beresiko stomatitis penyakit yang disebabkan oleh kemoterapi, radiasi dan itubasi selang nase gratik . Perawatan mulut dilakukan dengan menggunakan prinsip bersih Murwani, 2009. Poltekkes Depkes 2009, prosedur perawatan mulut terdiri dari pengkajian awal sebelum tindakan, persiapan alat, prosedur tindakan, mengevaluasi hasil tindakan dan pendokumentasian. Berikut ini uraian prosedur perawatan mulut meliputi: a. Melakukan pengkajian awal sebelum melakukan prosedur Salam teraupetik disampaikan kepada pasien dan keluarga pada saat bertemu, mengkaji keadaan mulut, gigi dan bibir, mengidentifikasi kondisi Universitas Sumatera Utara pasien, kontrak waktu, tempat, tanggal dilakukannya tindakan, tujuan dan cara membersihkan mulut dijelaskan. b. Melaksanakan persiapan alat Troli dibersihkan, alat dan bahan yang dibutuhkan selama perawatan mulut pengalas, bengkok, pinset, spatel lidah, sikat gigi, air dalam gelas untuk berkumur, kapas lidi, handuk, sarung tangan bersih dan kasa tebal lembab yang dibasahi dengan NaCL disusun di troli, troli dibawa ke dekat pasien dengan sisi muka troli mengarah pada perawat. c. Melakukan prosedur perawatan mulut Memberitahu pasien tentang prosedur, memberi privasi pada pasien, memposisikan pasien dengan cara memiringkan kepala pasien agar tidak terjadi aspirasi, meletakkan pengalas, meletakkan bengkok didekat pipi pasien, membuka mulut dan membersihkan gigi, lidah, langit- langit sampai bersih, boraks gliserin atau gentian violet dioleskan ke bibir sesuai kondisinya, daerah sekitar mulut atau bibir dibersihkan, angkat bengkok, pengalas dilepas dan ditempatkan pada tempat yang disediakan, pasien dikembalikan pada posisi yang nyaman dan aman, pasien dirapikan. d. Mengevaluasi hasil tindakan Mulut dan gigi pasien bersih, pasien mengungkapkan mulutnya terasa lebih bersih dan alat- alat kembali tersimpan rapi. e. Mendokumentasikan tindakan Tindakan yang dilakukan dicatat dan hasil tindakan dicatat Universitas Sumatera Utara 3. Perawatan rambut Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar hygienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum,perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut Potter Perry, 2005. Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Penyakit atau ketidakmampuan menjadikan klien tidak dapat memelihara perawatan rambut sehari–hari. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk memelihara perawatan rambut sehari–hari. Sedangkan pada pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau keluarga pasien dalam melakukan hygiene rambut Murwani, 2009. Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien dapat berpartisipasi dalam melakukan praktik perawatan rambut.Sebelum melakukan perawatan rambut sebaiknya perawat mengkaji terlebih dahulu kondisi rambut warna, ukuran, distribusi rambut, jenis rambut apakah kering atau berminyak, pola pertumbuhan rambut, jumlah kerontokan dan faktor yang mempengaruhi perawatan rambut Alimul, 2006. Sangat penting bagi perawat untuk memberikan privasi pada klien, berkomunikasi teraupetik Universitas Sumatera Utara tidak memaksa dan menjaga keamanan pasien dan melakukan prosedur dengan cermat dan hati-hati selama melakukan perawatan rambut. Rambut yang sehat akan tampak bersih, tidak mudah patah dan bercahaya. Rambut yang kotor dan kusut merupakan indikator dilakukannya perawatan rambut. Kontraindikasi dilakukannya perawatan rambut apabila terdapat lesi atau luka pada kulit kepala. Perawatan rambut menggunakan prinsip bersih. Masalah yang sering terjadi pada rambut, yaitu ketombe, kutu dan rambut rontok Muwarni, 2009. Poltekkes Depkes 2009, prosedur perawatan rambut terdiri dari pengkajian awal sebelum tindakan, persiapan alat, prosedur tindakan, mengevaluasi hasil tindakan dan pendokumentasian. Berikut ini uraian prosedur perawatan rambut meliputi: a. Melakukan pengkajian awal sebelum melakukan prosedur Melakukan pengkajian ulang terkait kebutuhan kebersihan rambut: salam teraupetik disampaikan kepada pasien dan keluarga pada saat bertemu, kaji kondisi rambut: kebersihan rambut, ketombe, dan kondisi integritas kulit kepala, identififkasi tingkat kemandirian pasien terkait kemampuan mencuci rambut, lakukan kontrak dengan pasien waktu, tempat, tindakan dan menginformasikan tujuan melakukan tindakan. b. Melaksanakan persiapan Peralatan dan bahan tersedia sesuai kebutuhan talang, air hangat, sampo, kapas, kasa, selimut mandi, pengalas, waskom berisi air, sarung tangan Universitas Sumatera Utara dan sisir, pasien siap untuk dilakukan prosedur cuci rambut posisi diatur, telinga ditutup kapas, perawat siap melakukan prosedur c. Melaksanakan proses mencuci rambut Pasien diposisikan telentang, rambut dibasahi mulai dari pangkal sampai keujung rambut, seluruh permukaan kulit kepala dan batang rambut diberi sampo, seluruh permukaan kepala dipijat, rambut dibilas sampai bersih, rambut dikeringkan, air tidak berceceran ke tempat tidur, lantai, atau pakaian pasien, pasien dan alat- alat dibereskan kembali. d. Mengevaluasi hasil tindakan Rambut bersih dan lembut, pasien mengungkapkan merasa lebih nyaman dan alat- alat kembali tersimpan rapi. e. Mendokumentasikan tindakan Tindakan dicatat lengkap dengan jam dan tanda tangan dan respons dan hasil tindakan dicatat. 4. Perawatan kuku tangan dan kaki Kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan,namun seringkali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan Murwani, 2009. Masalah yang sering terjadi pada kuku: kalus atau penebalan pada kuku, bau pada kuku, infeksi pada kuku dan tinea pedis Isro’in Andarmoyo, 2012. Universitas Sumatera Utara Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah Gorrek Sorrentino, 2006. Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar. Prinsip perawatan kuku menggunakan prinsip bersih. Sangat penting bagi perawat untuk memberikan privasi pada klien, berkomunikasi teraupetik , tidak memaksa, menjaga keamanan pasien dan melakukan prosedur dengan cermat dan hati-hati selama melakukan perawatan kuku. Kuku yang normal terlihat halus, tebal kurang lebih 0,5 mm, transparan, dasar kuku berwarna merah muda.Sebelum melakukan perawatan pada kuku tangan dan kaki sebaiknya perawat melakukan pengkajian terhadap kondisi kuku warna, bentuk, dan keadaan kuku Alimul, 2006. Kontraindikasi dilakukannya perawatan kuku pada pasien diabetes. Poltekkes Depkes 2009, prosedur perawatan kuku terdiri dari pengkajian awal sebelum tindakan, persiapan alat, prosedur tindakan, mengevaluasi hasil tindakan dan pendokumentasian. Berikut ini uraian prosedur perawatan kuku meliputi: a. Mengkaji kondisi dan kesiapan pasien Salam teraupetik disampaikan pada saat kontak dengan pasien, prosedur dan tujuannya dijelaskan pada pasien. Universitas Sumatera Utara b. Menyiapkan alat Set alat perawatan kuku gunting kuku, sikat kuku, bengkok, kom berisi air hangat, sabun, handuk, sarung tangan bersih dan pengalas disiapkan lengkap, set alat diletakkan ditroli dan dibawa ke dekat pasien. c. Memotong dan membersihkan kuku pasien Tangan dicuci secara bersih menggunakan sabun dan antiseptik, posisi pasien diatur senyaman mungkin, privasi pasien dijaga dengan memasang sampiran, kuku dibersihkan kemudian direndam di air hangat, kuku dipotong dan dikikir tidak terlalu pendek, kuku dibersihkan dengan menggunakan air hangat, kuku dikeringkan dengan handuk, mempersiapkan prinsip kerapian dengan menggunakan pengalas, keadaan umum pasien diobservasi, tangan dicuci bersih. d.Mengevaluasi hasil tindakan Kuku tampak pendek dan bersih. e. Mencatat tindakan dan hasil Tindakan dicatat lengkap dengan jam dan tanda tangan serta respons dan hasil tindakan dicatat. 5. Perawatan genitalia Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang Universitas Sumatera Utara berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia Potter Perry, 2005. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah bau dan terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal higiene Mubarak, 2007. Prinsip perawatan genitalia dari depan ke belakang bekerja dari area yang bersih ke area yang kotor dan menggunakan prinsip bersih Wolgin, 2000. Sangat penting bagi perawat untuk memberikan privasi pada klien, berkomunikasi teraupetik, tidak memaksa dan menjaga keamanan pasien dan melakukan prosedur dengan cermat dan hati-hati selama melakukan perawatan genitalia. Sebelum melakukan perawatan genitalia, perawatan sebaiknya mengobservasi apakah ada nanah, bau, kemerahan dan iritasi.Perawatan genitalia sebaiknya dilakukan setiap hari Stassi, 2005. Perawatan genitalia merupakan perawatan yang dilakukan dibagian genitalia. Perawatan genitalia dilakukan agar tidak terjadi infeksi akibat pemasangan kateter dan gangguan integritas kulit. Masalah yang berkaitan dengan hygiene genitalia yaitu infeksi, bau, gangguan intergritas kulit pada area genitalia.Perawatan genitalia dilakukan pada pasien post partum, terpasang kateter, imobilisasi dan yang tidak sadar. Kontraindikasi dilakukannya perawatan genitalia pada pasien yang sedang menstruasi. Perawatan genitalia dilakukan minimal tiap 8 jam sekali dan dilakukuan pada setiap tindakan invasif di daerah genitalia, seperti pada saat melakukan pemasangan kateter, pemeriksaan dalam dan pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim Murwani, 2009. Universitas Sumatera Utara Poltekkes Depkes 2009, prosedur perawatan genitalia terdiri dari pengkajian awal sebelum tindakan, persiapan alat, prosedur tindakan, mengevaluasi hasil tindakan dan pendokumentasian. Berikut ini uraian prosedur perawatan genitalia meliputi: a. Melakukan pengkajian ulang Salam teraupetik disampaikan kepada pasien dan keluarga saat bertemu, keadaan genitalia dikaji, kondisi pasien diidentifikasi, kontrak waktu, tempat, dan tanggal dilakukannya tindakan, tindakan yang akan dilakukan dijelaskan tujuan dan caranya. b. Melaksanakan persiapan alat Troli dibersihkan, alat dan bahan yang dibutuhkan pispot, pengalas, kapas sublimat, tissue, kasa steril, larutan antiseptik dan sarung tangan bersih disusun ditroli, troli dibawa ke dekat pasien dengan sisi muka troli mengarah pada perawat. c. Membersihkan genitalia Tangan perawat dicuci, posisi pasien diatur, pengalas dipasang sesuai ketentuan, privasi pasien dijaga, area genitalia dibersihkan sesuai ketentuan, pengalas diangkat, posisi diatur. d. Mengevaluasi hasil tindakan Genitalia pasien bersih, pasien mengungkapkan merasa lebih nyaman dan bersih dan alat tersimpan rapi. e. Melakukan pencatatan dan laporan Tindakan yang telah dilakukan dicatat dan hasil tindakan dicatat Universitas Sumatera Utara

3.5 Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene