Pola makan dan minum Perawatan diri Pola kegiatanAktivitas Pengkajian

- Inspeksi Abdomen terlihat normal, tidak ada ascites - Auskultasi Terdengar suara peristaltik normal - Palpasi Tidak ada nyeri saat ditekan pada bagian kanan dan kiri, tidak ada distensi. - Perkusi:- Pemeriksaan muskuloskeletal Kekuatan otot ekstremitas bagian kanan 4, bagian kiri 1, tidak simetris kanan dan kiri Pemeriksaan neurologi: - Fungsi motorik Fungsi motorik terganggu Fungsi sensorik Fungsi sensorik terganggu, tidak dapat mengidentifikasi sentuhan dengan baik. VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

1. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan Frekuensi makan klien 3 kali hari. - Nafsu makan Nafsu makan klien baik - Nyeri ulu hati Klien tidak ada mengeluhkan nyeri ulu hati. - Alergi Klien tidak pernah mengalami alergi - Mual dan muntah Klien tidak mengalami mual dan muntah - Waktu pemberian makan Waktu pemberian makanan klien selama dirawat: pagi 08.00, siang 13.00, malam 19.00 - Jumlah dan jenis makan Rata-rata setengah piring, setiap makan habis, makanan bubur, sayur, ikan - Waktu pemberian cairanminum 3 gelas besar sehari - Masalah makan dan minum Tidak ada kesulitan makan dan minum

2. Perawatan diri

- Kebersihan tubuh Kebersihan tubuh klien kurang terpenuhi karena klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri. - Kebersihan gigi dan mulut Gigi dan mulut tampak kurang bersih. - Kebersihan kuku kaki dan tangan Kuku pendek dan bersih

3. Pola kegiatanAktivitas

- Aktivitas klien Klien beraktivitas dibantu oleh keluarga. - Aktivitas ibadah klien Klien tetap melakukan ibadah setelah sakit

4. Pola eliminasi

a. BAB - Pola BAB Klien biasanya BAB satu kali per hari - Karakter feses Feses klien biasa - Riwayat perdarahan Tidak pernah mengalami perdarahan - BAB terakhir Klien BAB terakhir pagi sari sebelum pengkajian - Diare Klien tidak mengalami diare - Penggunaan laksatif Klien tidak pernah menggunakan laksatif b. BAK - Pola BAK Normal - Karakter urine Warna urine kuning - Nyeri rasa terbakar kesulitan BAK Tidak ada nyeri kelainan saat BAK - Riwayat penyakit ginjalkandung kemih Tidak ada masalah - Penggunaan diuretik Klien tidak menggunakan diuretik - Upaya mengatasi masalah Tidak ada Lampiran 2 CATATAN PERKEMBANGAN Hari tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi Rabu, 20 Mei 2015 Dx.1 09.00- 10.00 WIB 1. Membina hubungan saling percaya kepada klien sebelum memulai tindakan intervensi keperawatan. 2. Menanyakan keluhan klien yang dirasakan setelah dilakukan intervensi yang sebelumnya. 3. Mengukur TTV klien, dan mengobservasi kondisi klien. 4. Melatih melakukan gerakan pasif dan aktif, kepada klien, seperti meremas bola karet dan melebarkan jari-jari tangan. 5. Memonitor kulit yang sering mengalami tekanan, 6. Melatih ambulasi sebanyak mungkin. 7. Melibatkan keluarga selama tindakan S: klien mengatakan sejak dilakukannya intervensi sebelumnya yaitu latihan melebarkan jari tangan dengan cara meremas bola karet, klien merasakan bahwa tangannya lebih mudah untuk digerakkan. Klien juga mengatakan akan terus melatih pergerakan tangannya dengan cara meremas bola karet O: klien tampak tenang, dan memberi respon positif terhadap tindakan yang diajarkan. Latihan meremas bola karet, klien juga mampu menggerakkan tangan dan kaki yang sehat untuk mengkompensasi bagian yang terkena hemiparesis TD:150100mmHg HR: 80 xmnt RR:20 xmnt T:37,0ºC A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan: Melakukan ambulasi sesering mungkin secara mandiri Hari tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi Rabu, 20 Mei 2015 Dx.2 10.00- 11.00 WIB 1. Mengkaji kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan secara mandiri, seperti menyiapkan makan dan makan sendiri 2. Mengkaji kemampuan klien memakai pakaian, seperti pemakaian jilbab sendiri 3. Memotivasi klien untuk terus mencoba memenuhi kebutuhan secara mandiri. S: klien mengatakan bahwa klien sudah mampu makan sendiri, namun belum berani untuk menyiapkan makanan sendiri O: klien tampak bersemangat dan klien sudah mampu makan sendiri, namun untuk menyiapkan makan sendiri klien masih belum mampu A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan : melatih klien untuk memenuhi kebutuhannya secara mandiri dan memotivasi klien Hari tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi Rabu, 20 Mei 2015 Dx.3 11.00- 12.00 WIB 1. Mengidentifikasi kulit klien. 2. Menanyakan kepada klien tentang penggunaan lotion, dan juga tentang mobilisasi yang dilakukan untuk mencegah penekanan yang berlebihan terhadap kulit. 3. Mengidentifikasi penggunaan alat tenun. 4. Mengukur TTV klien. S: klien mengatakan bahwa klien berusaha untuk melakukan pergerakan sesering mungkin, namun klien masih belum menggunakan lotion, karena belum terbiasa dan lupa O: kulit klien tampak kering, penggunaan alat tenun sudah sedikit lebih rapi dan bersih TD: 14090mmHg T: 37,0ºC HR: 78 xmnt RR: 20xmnt A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan: penggunaan lotion atau minyak saat berjemur pagi hari, dan memperhatikan kerapian tempat tidur. Hari tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi Kamis, 21 Mei 2015 Dx.1 09.00- 10.00 WIB 1. Menanyakan perasaan klien dan mengukur TTV klien 2. Meminta klien melakukan gerakan aktif sendiri sesuai batas yang dapat ditoleransi 3. Melatih kembali gerakan aktif dan pasif. 4. Menganjurkan kepada klien dan keluarga tentang perubahan posisi yang dilakukan ketika dalam posisi tidur, danm duduk,setiap berapa jam dilakukan pergerakan. S: klien mengatakan sudah ada peningkatan dalam pergerakan secara mandiri, maupun dibantu orang lain, klien rajin melakukan latihan dan dibantu keluarga. O: klien aktif dalam melakukan pergerakan sesering mungkin, baik dibantu oleh orang lain maupun secara mandiri, TD: 15090mmHg T: 37,5ºC RR: 21xmnt HR: 80xmnt A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan: perubahan posisi yang dilakukan ketika dalam posisi tidur maupun duduk Hari Tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi Kamis, 21 Mei 2015 Dx.2 10.00- 11.00 WIB 1. Mengevaluasi kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan secara mandiri 2. Memotivasi klien dalam pergerakan untuk memenuhi kebutuhan secara mandiri, supaya klien tetap percaya diri dalam melakukan aktivitas secara mandiri 3. Melibatkan keluarga dalam melakukan tindakan yang diajarkan kepada klien. S: klien mengatakan sudah dapat mengambil makanan sendiri dan makan sendiri, ketika dibantu keluarga untuk dekat ke meja makan. O: klien senang ketika klien mampu menyiapkan makanan sendiri, makan sendiri, dan semakin percaya diri bahwa klien mampu memenuhi kebetuhan secara mandiri A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan : memotivasi klien untuk memenuhi kebutuhan secara mandiri Hari tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi Kamis, 21 Mei 2015 Dx.3 11.00- 12.00 WIB 1. Mengidentifikasi kulit klien 2. Menanyakan tentang penggunaan lotion, dan mobilisasi yang dilakukan untuk mencegah penekanan yang berlebihan terhadap kulit. 3. Melibatkan keluarga dalam merapikan alat tenun yang digunakan klien, dan penggunaan lotion terhadap kulit klien. 4. Mengukur TTV klien. S: klien mengatakan kulitnya sekarang terasa lebih lembab, dan klien sudah rajin menggunakan lotion, dan melakukan mobilisasi. O: klien tampak senang, kulit klien tampak lembab dan bersih, penggunaan alat tenun juga rapi dan bersih, dan klien melakukan mobilisasi sesering. TD: 15090 mmHg T: 37,0ºC RR: 20xmnt HR: 78xmnt A:masalah teratasi sebagian P: intervensi tetap dilanjutkan: yaitu mobilitas sesering mungkin Hari tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi Jumat, 22 Mei 2015 Dx.1 09.00- 10.00 WIB 1. Menanyakan perasaan klien dan mengukur TTV klien 2. Meminta klien melakukan gerakan aktif sendiri sesuai batas yang dapat ditoleransi 3. Menanyakan kepada klien dan keluarga tentang perubahan posisi yang dilakukan ketika dalam posisi tidur, setiap berapa jam dilakukan pergerakan. 4. Memberikan penkes tentang pentingnya mobilitas kepada klien dan keluarga. S: klien mengatakan sudah ada peningkatan dalam pergerakan secara mandiri, maupun dibantu orang lain, klien mengatakan bahwa klien sudah dapat mengkompensasi kehilangan fungsi bagian tubuh yang terkena paralis, setelah rajin melakukan latihan dan dibantu keluarga juga O: klien aktif dalam melakukan pergerakan sesering mungkin, baik dibantu oleh orang lain maupun secara mandiri, TD: 15090mmHg T: 37,5ºC RR: 21xmnt HR: 80xmnt A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan keluarga sesuai dengan penkes yang diberikan. Hari Tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi Jumat, 22 Mei 2015 Dx.2 10.00- 11.00 WIB 1. Mengevaluasi kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan secara mandiri 2. Melibatkan keluarga dalam melakukan tindakan yang diajarkan kepada klien. 3. Memotivasi keluarga untuk tetap memotivasi klien dalam pergerakan untuk memenuhi kebutuhannya S: klien mengatakan sudah dapat mengambil makanan sendiri dan makan sendiri, ketika dibantu keluarga untuk dekat ke meja makan. Dan sudah mampu memakai jilbab sendiri, walaupun belum rapi benar O: klien senang ketika klien mampu menyiapkan makanan sendiri, makan sendiri, dan mampu memakai jilbab sendiri A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan keluarga, sesuai latihan yang dilakukan bersama. Hari Tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi Jumat, 22 Mei 2015 Dx.3 11.00- 12.00 WIB 1. Menanyakan tentang penggunaan lotion, dan mobilisasi yang dilakukan untuk mencegah penekanan yang berlebihan terhadap kulit. 2. Melibatkan keluarga dalam merapikan alat tenun yang digunakan klien, dan penggunaan lotion terhadap kulit klien. 3. Mengukur TTV klien. 4. Fase terminasi S: klien mengatakan kulitnya sekarang terasa lebih lembab, dan klien sudah rajin menggunakan lotion, dan melakukan mobilisasi sesering mungkin baik ketika duduk dan dalam posisi tidur O: klien tampak senang, kulit klien tampak lembab dan bersih, penggunaan alat tenun juga rapi dan bersih, dan klien melakukan mobilisasi sesering mungkin untuk menjaga kulitnya tidak tertekan TD: 15090 mmHg T: 37,0ºC RR: 20xmnt HR: 78xmnt A:masalah teratasi P: intervensi tetap dilanjutkan: yaitu mobilitas sesering mungkin DAFTAR PUSTAKA Brunner Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8. Jakarta: EGC. Dinarti et al. 2009. Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media. Doenges, M. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendomentasian Keperawatan edisi 3. Jakarta: EGC Hidayat, Aziz A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, Aziz A. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia 2. Jakarta: Salemba Medika. Potter Perry. 2005. Fundamental Keperawatan edisi 4 volume 1. Jakarta: EGC. Potter Perry. 2005. Fundamental Keperawatan edisi 4 volume 2. Jakarta: EGC. Price, S. A. 2006. Patofisiologi edisi 6. Jakarta: EGC. Tarwoto Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Wilkinson Ahren. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan pengkajian pada Ny. D, dan kemudian dilakukan analisa data klien untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami klien serta menegakkan diagnosa keperawatan. Diagnosa yang diperoleh dari hasil analisa data adalah sebagai berikut: 4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan koordinasi sebagai akibat kerusakan neurovaskuler ditandai dengan hilangnya fungsi motorik dan sensorik klien 5. Kurang perawatan diri berhubungan hygiene, toileting, berpindah, makan, berhubungan dengan gejala sisa stroke akibat kerusakan neurovaskuler dan muskuloskeletal ditandai dengan ketidakmampuan klien dalam memenuhi kebutuhan klien terhadap perawatan diri sendiri, sebagia dampak kerusakan mobilitas fisik klien 6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan penyakit berat akibat kerusakan mobilitas ditandai dengan ketidakmampuan klien melakukan ambulasi sesering mungkin, yang mengakibatkan kulit tertekan. Kerusakan mobilitas fisik sebagai masalah yang diprioritaskan. Kemudian dilakukan perencanaan tindakan keperawatan. Setelah dilakukan implementasi keperawatan, ketiga diagnosa yang diperoleh tidak dapat diatasi secara tuntas. Masalah kerusakan mobilias fisik belum teratasi, dan intervensi dilanjutkan melalui peran keluarga. Masalah yang dapat teratasi adalah pencegahan kerusakan integritas kulit.

3.2 Saran

Saran dari penulis setelah menyusun karya tulis ilmiah ini adalah : 1. Bagi Pendidikan Keperawatan Pendidikan keperawatan sebaiknya lebih meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa, khususnya sebelum melakukan praktik baik di rumah sakit maupun di komunitas demi meningkatkan kenyamanan bagi klien. Terutama masalah keperawatan tentang mobilisasi yang sering dialami klien, baik di rumah sakit maupun di komunitas, karena masalah mobilisasi merupakan kebutuhan dasar yang sangat mutlak dan harus dipenuhi, sehingga mahasiswa perlu dibekali sebelum melakukan praktik keperawatan. 2. Bagi Pelayanan Keperawatan Diharapkan untuk lebih memperhatikan status perkembangan kesehatan klien dan selalu mengevaluasi setiap tindakan yang telah diberikan. Baik di rumah sakit maupun di komunitas, terkhusus di komunitas, dibutuhkan seorang pelayan kesehatan harus pandai berbaur dan membina hubungan yang baik kepada masyarakat, dan memperhatikan mereka sebagai induvidu yang unik dan holistik. Karena ketika seorang pelayan keperawatan lalai dan tidak kritis dalam hal memberikan asuhan keperawatan dapat berdampak buruk bagi status kesehatan pasien.

BAB II PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilitas

1. Pengkajian

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi. Mobilisasi menyebabkan perbaikan sirkulasi, membuat napas dalam dan menstimulasi kembali fungsi gastrointestinal normal, dorong untuk menggerakkan kaki dan tungkai bawah sesegera mungkin, biasanya dalam waktu 12 jam Mubarak, 2008. Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya Hidayat, 2006. Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan mobilisasi adalah sebagai berikut Hidayat 2006: 1. Identitas Pengkajian identitas klien meliputi: nama, jenis kelamin, umur, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, alamat. 2. Riwayat Keperawatan Sekarang Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhangangguan dalam mobilisasi, seperti adanya nyeri, kelemahan otot kelelahan, tingkat mobilitas, daerah terganggunya mobilitas, dan lama terjadinya gangguan mobilitas. 3. Riwayat Keperawatan Penyakit yang Pernah Diderita Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas, misalnya adanya riwayat penyakit neurologis kecelakaan, serebrovaskuler, trauma kepala, peningkatan tekanan intrakranial, miastenia gravis, guillain barre, cedera medula spinalis, dll, riwayat kardiovaskuler infark miokard, gagal jantung kongestif, riwayat penyakit sistem muskuloskeletal osteoporosis, fraktur, artritis, riwayat penyakit sistem pernapasan penyakit paru obstruktif menahun, pneumonia, dll, riwayat pemakaian obat, seperti sedativa, hipnotik, depresan sistem saraf pusat, laksansia, dan lain-lain. 4. Kemampuan Fungsi Motorik Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kaki kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastis. 5. Kemampuan Mobilitas Pengkajian kemampuan mobilisasi dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut: Tingkat AktivitasMobilisasi Kategori Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh Tingkat 1 Memerlukan pengguaan alat Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan peralatan Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan. 6. Kemampuan Rentang Gerak Pengkajian rentang gerak range of motion-ROM dilakukan di daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki. Gerak Sendi Derajat Rentang Normal Bahu Adduksi: Gerakan lengan ke lateral dari posisi samping ke atas kepala, telapak tangan menghadap ke posisi yang paling jauh. 180 Siku Fleksi: Angkat lengan bawah ke arah depan dan ke arah atas menuju bahu. 150 Pergelangan Tangan Fleksi: Tekuk jari-jari tangan ke arah bagian dalam lengan bawah. Ekstensi: Luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tangan ke arah belakang sejauh mungkin. Abduksi: Tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke atas. Adduksi: Tekuk pergelangan tangan ke arah kelingking, 80-90 80-90 70-90 0-20 30-50 telapak tangan menghadap ke atas. Tangan dan Jari Fleksi: Buat kepalan tangan Ekstensi: Luruskan jari Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin. Abduksi: Kembangkan jari tangan Adduksi: Rapatkan jari-jari tangan dari posisi abduksi. 90 90 30 20 20 7. Perubahan Intoleransi Aktivitas Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan pada sistem pernapasan, antara lain: suara napas, analisis gas darah, gerakan dinding thorak, adanya mukus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi. 8. Kekuatan Otot dan Gangguan Koordinasi Skala Persentase Kekuatan Normal Karakteristik Paralisis sempurna 1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di palpasi atau dilihat 3 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan 4 50 Gerakan yang normal melawan gravitasi 5 75 Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahan minimal 6 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh 9. Perubahan Psikologis Pengkajian psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme koping, dan lain-lain.

2. Analisa Data