Uji Heteroskedastisitas Koefisien Determinasi A.

c. Uji Heteroskedastisitas

Suatu asumsi penting dari model linier klasik adalah bahwa gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi adalah homoskedastik yaitu semua gangguan memiliki varians yang sama, Gujarati 1995. Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan gambar scatterplot, apabila titik-titik menyebar di bawah dan di atas angka 0, serta tidak membentuk pola maka dapat disimpulkan model regresi terhindar dari masalah heteroskedastisitas. Hasil pengujian terlihat pada Gambar IV.4 di bawah ini: Sumber: Hasil Penelitian, 2011 data diolah Gambar IV.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Pertama Berdasarkan Gambar IV.4 di atas dari hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di bawah dan di atas angka 0, serta Universitas Sumatera Utara tidak membentuk pola maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terdapat unsur heteroskedastisitas.

IV.6. Koefisien Determinasi A.

Hipotesis Pertama Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model, yaitu variasi variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikatnya. Nilai koefisien deterninasi R 2 dapat dilihat dalam Tabel IV.12 di bawah ini: Tabel IV.12. Koefisien Determinasi Hipotesis Pertama Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .631 a .398 .361 2.892 Sumber: Hasil Penelitian, 2011 data diolah Nilai R 2 yang diperoleh adalah sebesar 0.398 atau 39,8 yang menunjukkan kemampuan variabel Motivasi, Kepemimpinan, dan Budaya Organisasi dalam menjelaskan variasi yang terjadi pada kinerja 39.8, sedangkan sisanya sebesar 60,2 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Nilai R 2 yang kecil dapat diartikan bahwa kemampuan variabel bebas independent variable dalam menjelaskan variasi variabel terikat dependent variable sangat terbatas. Menurut Ghozali 2005 menyatakan bahwa secara umum koefisien determinasi untuk data silang crossection relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan. Universitas Sumatera Utara

B. Model Persamaan Hipotesis Pertama

Berdasarkan Tabel IV.11 dapat diketahui bahwa nilai konstanta adalah sebesar 12,496 dan nilai koefisien masing-masing variabel adalah sebesar 0.621 untuk X 1 , sebesar 0.022 untuk X 2 , dan 0,031 untuk X 3 , Maka model regresi untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = 12,496 + 0,621 X 1 + 0.022 X 2 + 0,031 X 3 Di mana: Y = Kinerja X 1 = Motivasi X 2 = Kepemimpinan X 3 = Budaya Organisasi

IV.7. Uji Serempak Uji F