0,05 5.4 Tembaga Cu
mgkg Maks 0,1
Maks 0,1 6
Cemaran arsen As mgkg
Maks 0,1 Maks 0,1
7 Minyak pelikan
Negatif Negatif
Dalam kemasan kaleng Minyak pelican adalah minyak mineral dan tidak bisa disabunkan
2.6 Pembuatan Minyak Goreng Kelapa Sawit
Minyak sawit mengandung asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh yang ikatan molekulnya mudah di pisahkan dengan alkali, sehingga mudah
dibentuk menjadi produk untuk sebagai keperluan, seperti untuk pelumas mesin dalam berbagai proses industri. Dengan kandungan kadar karotein yang tinggi,
minyak kelapa sawit merupakan sumber provitamin A yang murah dibanding dengan bahan baku lainnya. Minyak sawit paling banyak digunakan sebagai bahan
baku industri pangan yang meliputi sekitar 12 macam bahan dari kelapa sawit, seperti karotein, tokoferol, asam lemak, olein, mentega, sabun dan sebagainya.
Minyak sawit dihasilkan dari proses ekstraksi sebagian kulit atau sabut buah tersebut, yang disebut minyak mentah atau dikenal dengan Crude palm oil CPO
dan dari bagian bungkil buah disebut palm kernel oil PKO. Kedua jenis minyak mentah tersebut masih mengandung bahan ikutan seperti asam lemak bebas,
pospat, pigmen, bau, air dan sebagainya. Biasanya proses ekstraksi minyak kelapa sawit ini di lanjutkan dengan proses bleching pemutihan dan deodorizing
penghilang bau agar minyak tersebut menjadi jernih, bening dan tak bau atau biasa disebut refined bleached and deodorized RBD stearin dan olein Amang,
1996.
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya proses produksi dari bahan baku CPO menjadi minyak goreng melalui 2 dua tahap yakni proses rafinasi dan fraksinasi, dimana antara
keduanya merupakan suatu kesatuan proses untuk menghasilkan minyak goreng yang berkualitas. Rafinasi Refining atau proses pemurnian adalah proses untuk
menghilangkan zat-zat yang tidak dikehendaki yang ada dalam CPO, sehingga minyak bebas dari bau, dan residu lainnya Amang, 1996.
Proses pemurnian secara basah dapat digolongkan menjadi 4 kelompok proses yaitu proses pemurnian yang menggunakan alkali, bleching pemutihan
dan deodorizing penghilang bau dan penguapan. Pemurnian dengan alkali mempunyai tujuan untuk menghilangkan atau menetralisasi pospat dengan cara
memberi soda api. Pemutihan bleaching adalah proses untuk menghilangkan bahan-bahan warna yang terlarut didalam minyak. Deodorozing penghilangan
bau adalah proses terakhir dari proses pemurnian minyak yang mempunyai tujuan untuk menghilangkan bau yang keras atau pun yang tidak normal Amang,
1996. Proses pemurnian secara kering adalah proses pemurnian dengan cara
penguapan, yaitu pertama dilakukan netralisasi menggunakan alkali seperti soda api dan kemudian diikuti dengan penguapan dengan menggunakan uap panas
untuk menghilangkan bau Amang, 1996. fraksinasi adalah proses pemisahan antara fraksi-fraksi yang ada dalam
minyak goreng. Seperti di ketahui bahwa minyak nabati memiliki karakteristik terdiri dari bermacam macam trigliserida, dimana trigliserida ini tersusun dari
Universitas Sumatera Utara
berbagai asam-asam lemak dengan komponen karbon yang berbeda satu sama lain dan berbeda pula titik didihnya Amang, 1996.
Adapun proses produksi minyak goreng sendiri dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu proses produksi cara kering dan cara basah. Sebagian besar pabrik
minyak goreng di Indonesia menggunakan cara kering yaitu dengan pemanasan atau proses non kimia. Melalui proses ini CPO dirafinasi untuk menjernihkan dan
menghiangkan bau. Dari proses ini didapatkan FFA 4-5 dan RBDPO 94, sedangkan 1-2 persen lainnya tidak dapat diketahui Amang, 1996.
Disamping cara kering diatas, terdapat juga cara basa, dimana dalam proses ini minyak sawit ditambah suatu campuran pembasah yang terdiri dari 30
persen MgSO
4
dan 4,4 persen NaNH
4
SO
4
. Dengan proses ini CPO langsung difraksinasi untuk memperoleh crude olein dan crude stearine yaitu melalui
proses pencucian, pemutihan dan kemudian disaring. Proses secara basah tersebut dapat diperoleh sekitar 65-70 persen olein minyak makan minyak goreng dan
30 persen stearin Amang, 1996.
2.7 Penentuan Mutu Minyak