Pengertian Sengketa Suatu Tinjauan Tentang Sewa Menyewa Rumah Berjangka Pendek Bagi Pekerja Kontrak (Studi Di Kota Batam)

gangguan dari pihak ketiga lainnya. Pada dasarnya pemberian ganti kerugian adalah berupa sejumlah uang, pemberian dengan uang ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kesulitan penilaian, di samping itu mengingat bahwa dalam lalu lintas pergaulan yang makin maju, memperhitungkan sesuatu dengan sejumlah uang lebih rasional dan praktis sifatnya. Sementara bentuk kelalaian yang dapat diminta ganti kerugian oleh pihak yang menyewakan dari si penyewa adalah apabila karena kelalaian dari si penyewa sehingga menyebabkan kerusakan terhadap rumah yang disewanya tersebut, maka si penyewa wajib mengganti kerugian yang diderita oleh pihak yang menyewakan. C. Penyelesaian Sengketa Sewa Menyewa Rumah Berjangka Pendek Bagi Pekerja Kontrak di Kota Batam.

1. Pengertian Sengketa

Menurut Soerjono Soekanto yang dimaksud dengan sengketa ialah: “Adanya ketidakserasian antara pribadi-pribadi atau kelompok-kelompok yang mengadakan hubungan karena hak salah satu pihak terganggu dilanggar”. 111 Sengketa dispute adalah pernyataan publik mengenai tuntutan yang tidak selaras inconsistent claim terhadap sesuatu yang bernilai. 112 111 Soerjono Soekanto, Mengenal Antropologi Hukum, Bandung, Alumni, 1979, hal. 26. 112 Lawrence M. Friedman, American Law An Introduuction, Hukum Amerika Sebuah Pengantar, Cetakan II, Penerjemah Wishnu Basuki, Jakarta, PT. Tatanusa, 2001, hal. 11. Universitas Sumatera Utara Nader dan Todd sebagaimana dikutip oleh T.O. Ihromi 113 menyatakan, terdapat 3 tiga tahap dalam proses bersengketa: 1. Tahap pra konflik atau tahap keluhan, yang mengacu kepada keadaan atau kondisi yang oleh seseorang atau suatu kelompok dipersepsikan sebagal hal yang tidak adil dan alasan-alasan atau dasar-dasar dari adanya perasaan itu. Pelanggaran terhadap rasa keadilannya itu dapat bersifat nyata atau imajinasi saja tergantung pada persepsi dari pihak yang merasakan ketidakadilan tersebut. Dalam hal ini yang penting adalah pihak itu merasakan bahwa haknya dilanggar atau dia diperlakukan dengan salah. 2. Tahap konflik, yang ditandai dengan keadaan dimana pihak yang merasa haknya dilanggar memilih jalan konfrontasi, melemparkan tuduhan kepada pihak pelanggar haknya, atau memberitahukan kepada pihak lawannya tentang keluhan. Kedua belah pihak sadar mengenai adanya suatu perselisihan pendapat antara mereka. Dalam tahap ini dua pihak berhadapan. 3. Tahap sengketa dispute, terjadi karena konflik mengalami eskalasi berhubung karena adanya konflik itu dikemukakan secara umum. Suatu sengketa hanyalah terjadi bila pihak yang mempunyai keluhan semula atau seseorang atas namanya telah meningkatkan perselisihan pendapat yang semula dari pendekatan dua pihak menjadi hal yang memasuki bidang publik. Hal ini dilakukan dengan sengaja dan aktif dengan maksud supaya ada sesuatu tindakan mengenai tuntutan yang diinginkan. Ketiga tahap diatas tidak perlu terjadi secara berurutan. Bisa saja seorang yang merasa terhina atau dirugikan langsung mengajukan perkaranya ke Pengadilan tanpa mengkomunikasikan kepada pihak yang dianggap merugikannya tahap konflik tidak terjadi atau tiba-tiba saja salah satu pihak mengundurkan diri, atau tahap-tahap itu bisa berlangsung secara melompat-lompat.

2. Tata Cara Penyelesaian Sengketa Sewa Menyewa.