Distribusi frekuensi abses leher dalam berdasarkan keluhan tambahan

Berdasarkan tabel 5.2.8 didapatkan keluhan terbanyak adalah trismus dan demam masing-masing 5 35,7 penderita yang mengeluhkan. Keluhan yang paling sedikit dikeluhkah adalah nyeri tenggorokan dan potatoes voice maisng- maisng 1 7,1 penderita. Tabel 5.2.9. Distribusi frekuensi angina ludwig berdasarkan keluhan utama Keluhan utama N Trismus Pembengkakan di leher Nyeri leher Sulit menelan Nyeri menelan Demam Nyeri tenggorokan Potatoes voice 2 3 40 60 Total 5 100 Berdasarkan tabel 5.2.9 didapatkan keluhan pembengkakan di leher dikeluhkan 3 60 penderita. Keluhan trismus 2 40 penderita.

5.2.5. Distribusi frekuensi abses leher dalam berdasarkan keluhan tambahan

Tabel 5.2.10. Distribusi frekuensi abses leher dalam secara umum berdasarkan keluhan tambahan Universitas Sumatera Utara Keluhan utama N Trismus Pembengkakan di leher Nyeri leher Sulit menelan Nyeri menelan Demam Nyeri tenggorokan Potatoes voice 4 8 9 5 9 8 2 6 7,8 15,7 17,6 9,8 17,6 15,7 3,9 11,8 Total 51 100 Berdasarkan tabel 5.2.10 didapatkan nyeri leher dan nyeri menelan masing-masing 9 17,6 adalah yang terbanyak. Nyeri tenggorokan paling sedikit dikeluhkan 2 3,5. Tabel 5.2.11. Distribusi frekuensi abses retrofaring berdasarkan keluhan tambahan Keluhan utama N Trismus Pembengkakan di leher Nyeri leher Sulit menelan Nyeri menelan Demam Nyeri tenggorokan Potatoes voice 1 2 33,3 66,7 Total 3 100 Berdasarkan tabel 5.2.11 didapatkan 2 66,7 penderita abses retrofaring dengan keluhan tambahan nyeri menelan. Keluhan utama nyeri leher dikeluhkan 1 33,3 penderita. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2.12. Distribusi frekuensi abses parafaring berdasarkan keluhan tambahan Keluhan utama N Trismus Pembengkakan di leher Nyeri leher Sulit menelan Nyeri menelan Demam Nyeri tenggorokan Potatoes voice 2 1 1 1 40 20 20 20 Total 5 100 Berdasarkan tabel 5.2.12 didapatkan 2 40 penderita abses parafaring dengan keluhan pembengkakan di leher. Keluhan nyeri menelan, nyeri leher dan demam masing-maisng dikeluhkan 1 20 penderita. Tabel 5.2.13. Distribusi frekuensi abses submandibula berdasarkan keluhan tambahan Keluhan utama N Trismus Pembengkakan di leher Nyeri leher Sulit menelan Nyeri menelan Demam Nyeri tenggorokan Potatoes voice 1 4 5 2 4 4 1 3 4,2 16,7 20,8 8,3 16,7 16,7 4,2 12,5 Total 24 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 5.2.13 didapatkan 5 20,8 penderita abses submandibula mengeluhkan nyeri leher. Keluhan pembengkakan di leher, nyeri menelan dan demam masing-masing 4 16,7 penderita. Tabel 5.2.14. Distribusi frekuensi abses peritonsilar berdasarkan keluhan tambahan Keluhan utama N Trismus Pembengkakan di leher Nyeri leher Sulit menelan Nyeri menelan Demam Nyeri tenggorokan Potatoes voice 3 2 2 2 3 1 1 35,7 14,3 14,3 14,3 35,7 7,1 7,1 Total 14 100 Berdasarkan tabel 5.2.14 didapatkan keluhan terbanyak adalah trismus dan demam masing-masing 3 35,7 penderita yang mengeluhkan. Keluhan yang paling sedikit dikeluhkah adalah nyeri tenggorokan dan potatoes voice maisng- maisng 1 7,1 penderita Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2.15. Distribusi frekuensi angina ludwig berdasarkan keluhan tambahan Keluhan utama N Trismus Pembengkakan di leher Nyeri leher Sulit menelan Nyeri menelan Demam Nyeri tenggorokan Potatoes voice 1 2 2 20 40 40 Total 5 100 Berdasarkan tabel 5.2.15 didapatkan keluhan nyeri menelan dan potatoes voice masing-masing 2 40 penderita. Keluhan nyeri leher 1 20 penderita.

5.2.6. Distribusi frekuensi abses leher dalam berdasarkan riwayat penyakitetiologi