Distribusi frekuensi infeksi leher dalam berdasarkan jenis abses leher dalam

Berdasarkan tabel 5.2.16 didapatkan riwayat penyakit abses leher dalampaling banyak adalah infeksi gigi, yaitu 29 56,9 penderita. Riwayat penyakit paling sedikit adalah infeksi telinga dijumpai 4 7,8 penderita.

5.3 Pembahasan

Penelitian yang menggunakan cross sectionalini merupakan data sekunder dari 51 penderita abses leher dalam di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2012- 2014. Distribusi penderita dijabarkan di bawah ini.

5.3.1 Distribusi frekuensi infeksi leher dalam berdasarkan jenis abses leher dalam

Dari hasil penelitian ini didapatkan penderita abses leher dalam berdasarkan ruang yang terlibat terbanyak adalah ruang submandibula yaitu 24 47,1 diikuti dengan ruang peritonsilar 14 27,5 penderita, ruang parafaring dan angina ludwid masing-masing 5 9,8 penderita, serta yang paling sedikit ruang retrofaring 3 5,9 penderita. Pada penelitian ini ruang submandibula adalah ruang yang terbanyak dijumpai. Abses submandibula lebih sering terjadi karena penyebab abses submandibula bersumber dari infeksi gigi molar dua dan tiga, rongga mulut, wajah, faring. Kelanjutan infeksi dari ruang leher dalam lain dapat juga menjadi penyebab terjadinya abses submandibula Raharjo, 2008; Ballenger, 1994. Pada penelitian ini abses retrofaring adalah ruang yang paling sedikit terjadi dan dialami oleh penderita dewasa dengan riwayat faringitis. Hal ini jarang terjadi karena pada umumnya abses retrofaring lebih sering terjadi pada anak-anak. Namun seperti kita ketahui bahwa abses retrofaring pada orang dewasa sering terjadi akibat adanya trauma tumpul atau infeksi pada mukosa faring dan perluasan abses dari struktur yang berdekatan Fachruddin D, 2007 Pada penelitian Yang et al2008 pada 100 kasus infeksi leher dalam yang dilakukan April 2001 sampai Oktober 2006 didapatkan abses submandibula 35, parafaring 20, mastikator 13, peritonsil 9, sublingual 7, parotis 3, infra Universitas Sumatera Utara hyoid 26, retrofaring 13, dan ruang karotis 11. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan di rumah sakit Juan Canalejo di Spanyol pada 77 kasus infeksileher dalam, dijumpai abses submandibula adalah ruang yang paling banyak terlibat, 23 penderita 29 Regiero et al., 2006. Hal tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Murray et al tahun 2011 pada 117 penderita infeksi leher dalam, dijumpai ruang leher dalam yang paling banyak dijumpai adalah peritonsil yaitu 49 diikuti dengan abses retrofaring 22 dan yang paling sedikit adalah abses parafaring 2.

5.3.2 Distribusi frekuensi infeksi leher dalam berdasarkan umur dan jenis kelamin