Analisis Bivariat Tabel 5.11. Hubungan kepesertaan Prolanis dengan pengetahuan Mengenai

35 ketika menjalani program. Buku ini bertujuan untuk mencatat segala tindakan dan juga terapi yang telah didapat oleh pasien untuk melihat apakah ada perubahan atau tidak. Tabel 5.7. dapat dilihat bahwa pasien yang memiliki pengetahuan mengenai prolanis dengan kategori baik sebanyak 26 orang 38,8 sedangkan yang memiliki kategori kurang sebanyak 41 orang 61,2. Hal ini dapat terjadi walaupun jumlah peserta banyak tetapi kunjungan mereka jarang sehingga walaupun pasien menjadi peserta tetapi pengetahuan pasien mengenai prolanis masih kurang. Beberapa kemungkinan penyebabnya adalah: 1 pemahaman peserta yang rendah tentang manfaat dan tujuan PPDM Tipe 2; 2 masih adapeserta PPDM Tipe 2 yang tidak berdiagnosa DM; 3 sistem pengingat reminder tidak berjalan dengan baik; 4 rendahnya kesadaran peserta untuk berkunjung, dan; 5 masih lemahnya pemantauan terhadap kunjungan peserta yang disebabkan terlalu banyaknya jumlah peserta Idris, 2014. Dari tabel 5.9. dapat dilihat bahwa pasien yang memiliki pengetahuan mengenai DM dengan kategori baik sebanyak 52 orang 77,6 sedangkan yang memiliki kategori kurang sebanyak 15 orang 22,4. Hal ini dapat terjadi, tingginya pengetahuan mengenai DM pada pasien dikarenakan penyakit ini sudah cukup akrab di telinga pasien. Banyak pasien yang sudah mengetahui gejala dari DM itu sendiri, sehingga jumlahnya berbanding terbalik dengan pengetahuan mengenai prolanis. Walaupun demikian berdasarkan table 5.8. jenis pertanyaan yang paling banyak dijawab benar adalah pertanyaan 4 yaitu 51 85.1 diikuti dengan pertanyaan 1 sebanyak 49 73.1 lalu pertanyaan 3 sebanyak 48 71.6 dan pertanyaan yang sedikit dijawab benar adalah pertanyaan 4 sebesar 42 62.7. Pertanyaan yang paling banyak mendapat jawaban salah adalah pertanyaan mengenai faktor risiko dari DM. Hal ini terjadi karena pasien tidak dapat membedakan faktor risiko dan gejala dari DM. Banyak pasien yang beranggapan bahwa ketika gejala telah muncul maka seseorang itu berisiko DM. Faktor risiko adalah seberapa besar seseorang akan terkena suatu penyakit tetapi orang tersebut belum terkena penyakit, sedangkan gejala adalah tanda awal dari suatu penyakit. 36 Berdasarkan tabel 5.10. diketahui bahwa pasien yang rutin berobat ke Puskesmas Teladan sebanyak 51 orang 76,1 sedangkan yang tidak rutin sebanyak 16 orang 23,9. Hal ini menunjukkan sudah mengertinya pasien tentang pentingnya berobat dan mengontrol penyakit ini walaupun seringnya kunjungan untuk berobat ini berbeda-beda pada setiap pasien. Menurut Rahmadiliyani Muhlisin 2008 jika pengetahuan tentang penyakit diabetes Mellitus baik akan mempengaruhi tindakan penderita dalam mengontrol kadar gula darah. Sehingga rutinitas pasien dalam berobat akan menjadi tinggi. Dari tabel 5.11. dapat dilihat bahwa pasien yang menjadi peserta prolanis di Puskesmas Teladan memiliki pengetahuan mengenai Prolanis yang baik sebanyak 26 orang 59,1 sedangkan pasien yang menjadi peserta prolanis memiliki pengetahuan mengenai Prolanis kurang sebanyak 18 orang 40,9. Pasien yang tidak menjadi peserta prolanis memilki pengetahuan kurang sebanyak 23 orang 100,0 dan tidak ada yang memiliki pengetahuan baik. Pada penelitian ini didapatkan nilai p0,05 p=0,000, hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kepesertaan Prolanis dengan pengetahuan mengenai prolanis. Hal ini dapat terjadi karena angka kunjungan peserta yang sedikit sehingga pengetahuan mengenai prolanis dapat menjadi kurang walaupun termasuk kedalam kepesertaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Idris 2014 terjadi peningkatan jumlah peserta program yang terdaftar tetapi jumlah kunjungan peserta justru sebaliknya mengalami penurunan. Selain rendahnya kunjungan peserta, pencapaian indikator kesehatan juga beragam. Beberapa kemungkinan penyebabnya adalah belum terbentuknya kemandirian peserta untuk hidup sehat, lemahnya sistem dukungan yang seharusnya diberikan melalui klub DM, serta peranan fasilitas kesehatan yang belum optimal. Untuk tabel 5.12. dapat dilihat bahwa pasien yang menjadi peserta prolanis di Puskesmas Teladan memiliki pengetahuan mengenai DM yang baik sebanyak 41 orang 93,2 sedangkan pasien yang menjadi peserta prolanis memiliki pengetahuan kurang sebanyak 3 orang 6,8. Pasien yang tidak menjadi peserta prolanis memiliki pengetahuan mengenai DM kurang sebanyak 12 orang 52,2 dan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 11 orang 47,8. Pada penelitian

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus Tentang Komplikasi Diabetes Mellitus Di Rsup H. Adam Malik, Medan

1 79 67

Pengaruh Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 dan Obat Antidiabetes Oral Terhadap Hasil Terapi di Poliklinik Endokrin RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

1 45 99

Pengaruh Edukasi Diabetes Mellitus Prolanis terhadap Perubahan Perilaku Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Kabupaten Karanganyar.

2 4 11

Hubungan Kepesertaan Prolanis dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Pengetahuan Tentang Prolanis di Puskesmas Teladan, Kota Medan Tahun 2015

0 0 12

Hubungan Kepesertaan Prolanis dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Pengetahuan Tentang Prolanis di Puskesmas Teladan, Kota Medan Tahun 2015

1 3 2

Hubungan Kepesertaan Prolanis dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Pengetahuan Tentang Prolanis di Puskesmas Teladan, Kota Medan Tahun 2015

0 1 3

Hubungan Kepesertaan Prolanis dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Pengetahuan Tentang Prolanis di Puskesmas Teladan, Kota Medan Tahun 2015

1 1 14

Hubungan Kepesertaan Prolanis dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Pengetahuan Tentang Prolanis di Puskesmas Teladan, Kota Medan Tahun 2015

0 1 17

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kunjungan Antenatal Care di Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2015

0 0 2

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIABETES MELLITUS DENGAN PERILAKU GAYA HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI PUSKESMAS PRAMBANAN KLATEN

0 0 17