disiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh instansi atau lembaga terkait seperti Badan Pusat Statistika Deli Serdang, Badan Pusat
Statistika Provinsi Sumatera Utara, Kantor Kecamatan Kutalimbaru, dan instansi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.4 Metode Analisis Data Untuk Hipotesis 1
dianalisis menggunakan metode regresi, dimana yang dianalisis adalah bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja. Secara sistematis dapat
ditulis sebagai berikut :
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ e
Keterangan : Y
= Produksi a
= Konstanta b
= Koefisien e
= Variabel Kesalahan X
1
= Bibit X
2
= Pupuk X
3
= Tenaga kerja
Uji Kesesuaian Model Test of Goodness of Fit
a. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R
2
merupakan besaran untuk menunjukkan tingkat kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam bentuk persen, atau
dengan kata lain untuk mengukur kuatnya hubungan antara variabel atau lebih secara bersama-sama terhadap Y. Jika R
2
= 1, berarti besarnya persentase
sumbangan X terhadap variasi Y secara bersama-sama adalah 100. Semakin dekat R
2
dengan satu, maka makin cocok garis regresi untuk meramalkan Y.
b. Uji F
Uji F adalah uji secara menyeluruh simultan signifikansi pengaruh perubahan variabel independent terhadap variabel dependent. Artinya parameter X
1
, X
2
, X
3,
X
4,
dan X
5,
secara bersamaan diuji apakah memiliki signifikansi atau tidak. Kriteria pengujian :
Jika sig. F ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H
1
diterima. Jika sig. F 0,05 maka Ho diterima dan H
1
ditolak. Jika Ho diterima artinya faktor-faktor X
1
, X
2
, dan X
3
secara serempak tidak berpengaruh signifikan terhadap Y produksi petani jambu biji yang baru
menghasilkan dan yang sudah lama menghasilkan. Jika H
1
diterima artinya faktor-faktor X
1
, X
2
, dan X
3
secara serempak berpengaruh signifikan terhadap Y produksi petani jambu biji yang baru menghasilkan dan
yang sudah lama menghasilkan.
c. Uji t
Uji t adalah uji secara parsial pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara
parsial berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat.Taraf signifikansi α yang digunakan dalam ilmu sosial adalah 5.
Kriteria pengujian : Jika sig. t
≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H
1
diterima. Jika sig. t 0,05 maka Ho diterima dan H
1
ditolak.
Jika Ho diterima artinya tidak ada pengaruh faktor-faktor secara parsial terhadap Y produksi petani jambu biji yang baru menghasilkan dan yang sudah lama
menghasilkan. Jika H
1
diterima artinya ada pengaruh faktor-faktor X
1
, X
2
, X
3,
X
4,
dan X
5
secara parsial terhadap Y produksi petani jambu biji yang baru menghasilkan dan yang
sudah lama menghasilkan.
Untuk hipotesis 2 dianalisis menggunakan metode analisis pendapatan. Secara
sistematis dapat ditulis sebagai berikut :
� = TR –TC
Keterangan : π
= Pendapatan petani TR
= Total Penerimaan TC
= Total Biaya
TR = Q x P
Keterangan : TR
= Total penerimaan Rp Q
= Jumlah produksi yang dihasilkan kg P
= Harga jual Rp Tenaga kerja di daerah penelitian digunakan untuk mempersiapkan pengolahan
tanah, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Tenaga kerja yang digunakan adalah TKDK Tenaga Kerja Dalam Keluarga dan TKLK Tenaga Kerja Luar
Keluarga. Penggunaan tenaga kerja luar keluarga paling banyak digunakan ketika masa pemeliharaan. Adapun perhitungan HKP tenaga kerja adalah sebagai berikut
: HKP =
Jumlah tenaga kerja x jumlah hari kerja x jam kerja x HKP
8
Dimana jumlah HKP untuk laki-laki adalah 1 dan perempuan 0,8. Arifin, 2009
Untuk hipotesis 3,
dianalisis dengan menggunakan metode analisis RC Ratio dan BC Ratio. RC Ratio Return Cost Ratio, atau dikenal sebagai perbandingan
atau nisbah antara penerimaan dan biaya. Secara matematika dapat dituliskan sebagai berikut:
a = RC R = Py. Y
C = FC + VC a = {Py.YFC+VC}
dimana : R
= penerimaan C
= biaya Py
= harga output Y
= output FC
= biaya tetap fixed cost VC
= biaya variabel variable cost RC menunjukkan berapa besarnya penerimaan yang diperoleh sebagai manfaat
dari setiap rupiah yang dikeluarkan. Adapun kriteria keputusan dari nilai RC yaitu:
• Jika RC 1, maka usaha menguntungkan secara ekonomi sehingga layak
dikembangkan dari segi modal. •
Jika RC = 1, maka usaha impas •
Jika RC 1, maka usaha tidak menguntungkan rugi secara ekonomi sehingga tidak layak untuk dikembangkan dari segi modal
Soekartawi,1995. BC Ratio atau Benefit Cost Ratio bisa digunakan dalam analisis kelayakan
usahatani, yaitu perbandingan antara total pendapatan dan total biaya yang dikeluarkan.
BC =
Total Pendapatan Rp Total Biaya Rp
Kriteria : •
Jika BC 1, maka usahatani menguntungkan. •
Jika BC = 1, maka usahatani impas •
Jika BC 1, maka usahatani tidak menguntungkan Cahyono, 2002. Pada dasarnya fungsi analisis RC dan BC adalah sama. Namun dalam
hipotesisnya analisis BC hanya menyimpulkan untung atau tidak nya suatu usaha dan besarnya manfaat, dengan demikian perlu dilakukan analisis RC yaitu agar
diketahui usaha tersebut layak atau tidak layak dikembangkan secara ekonomi, seperti penambahan modal usaha Anonimous, 2011.
3.5 Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1 Definisi