39
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Faktor Input yang Mempengaruhi Produksi Antara Usahatani Jambu Biji yang Baru Menghasilkan dan yang Sudah Lama Menghasilkan
5.1.1 Faktor Input yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Jambu Biji yang Baru Menghasilkan
Petani jambu biji yang menjadi responden di Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten
deli Serdang sebanyak 60 orang dimana 30 orang petani jambu biji yang baru menghasilkan dan 30 orang petani jambu biji yang sudah lama menghasilkan.
Adapun input produksi yang digunakan para petani jambu biji yang baru menghasilkan adalah bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan peralatan. Input-
input produksi ini digunakan sesuai kebutuhan umur tanaman jambu biji yang baru menghasilkan. Berikut adalah jumlah input yang digunakan jambu biji yang
baru menghasilkan :
Tabel 17. Jumlah Input yang Digunakan Jambu Biji yang Baru Menghasilkan
No Faktor Input
Jumlah
1. Bibit
5.990 2.
Pupuk 275.915
3. Pestisida
39,75 4.
Tenaga Kerja 1.387,4
5. Peralatan
102 Sumber : Analisis Data Primer 2015
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa bibit digunakan sebanyak 5.990 pohon, pupuk digunakan sebanyak 275.915 Kg, pestisida digunakan sebanyak
39,75 Liter, Tenaga kerja digunakan sebanyak 1.387,4 HKP, dan peralatan digunakan sebanyak 102 buah.
Dengan menggunakan persamaan linier, dibentuk fungsi persamaan produksi petani jambu biji yang baru menghasilkan. Variabel-variabel yang dianggap
berpengaruh terhadap produksi petani jambu biji yang baru menghasilkan adalah bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja dan peralatan. Seluruh variabel tersebut secara
serentak dimasukkan kedalam persamaan linier sebagai berikut: Y= 421,410 + 0,010X
1
+ 0,004X
2
+ 314,521 X
3
+27,533 X
4
– 228,687X
5
Tabel 18. Pengaruh Input Terhadap Produksi Dalam Usahatani Jambu Biji yang Baru Menghasilkan
Variabel Koefiesien
t Hitung Signifikansi
Konstanta 421,410
0,641 0,527
Bibit 0,010
0,008 0,993
Pupuk 0.004
0,496 0,624
Pestisida 314,524
1,877 0,73
Tenaga Kerja 27,533
3,429 0,002
Peralatan -228,687
-1,197 0,243
R
2
0,723 Uji F
0,000 F Hitung
12,544 F Tabel
2,62 T Tabel
2,06390 Sumber: Analisis Data Primer
Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan persamaan dalam menerangkan
variable produksi petani jambu biji yang baru menghasilkan maka dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya R
2
. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien determinasi untuk persamaan ini adalah 0,723. Artinya bahwa 72,3
produksi petani jambu biji yang baru menghasilkan dalam usahataninya dipengaruhi oleh faktor bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan peralatan.
Sedangkan 27,7 sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam persamaan ini.
Hasil uji pengaruh variabel secara serempak dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa nilai signifikansi F adalah sebesar 0,000. Nilai yang
diperoleh lebih kecil pro bablititas kesalahan yang ditolerir, yaitu sebesar α 5
atau 0,05. Hal ini menunjukkan H ditolak dan H
1
diterima, yaitu bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan peralatan secara serempak berpengaruh nyata terhadap
produksi usahatani jambu biji yang baru menghasilkan. Dengan pengujian simultan di atas telah diketahui bahwa seluruh variabel bebas
secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Namun perlu diketahui pula variabel bebas mana yang memiliki pengaruh lebih signifikan
terhadap pendapatan petani jambu biji yang baru menghasilkan. Untuk melihat itu perlu dilakukan pengujian parsial uji t.
a. Bibit X
1
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel bibit memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,993. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang
ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H diterima H
1
ditolak, artinya variabel bibit X
1
secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani jambu biji yang baru menghasilkan Y.
b. Pupuk X
2
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel pupuk memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,624. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang
ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H diterima H
1
ditolak, artinya variabel pupuk X
2
secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani jambu biji yang baru menghasilkan Y.
c. Pestisida X
3
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel bibit memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,73. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang ditolerir,
yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H diterima H
1
ditolak, artinya
variabel pestisida X
3
secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani jambu biji yang baru menghasilkan Y.
d. Tenaga Kerja X
4
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel bibit memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,002. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir,
yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H ditolak H
1
diterima, artinya variabel tenaga kerja X
4
secara parsial berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani jambu biji yang baru menghasilkan Y.
e. Peralatan X
5
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel bibit memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,243. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang
ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H diterima H
1
ditolak, artinya variabel peralatan X
5
secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani jambu biji yang baru menghasilkan Y.
5.3.2 Faktor Input Terhadap Produksi Dalam Usahatani jambu Biji yang Sudah Lama Menghasilkan
Petani jambu biji yang sudah lama menghasilkan di daerah penelitian sebanyak 30 orang. Adapun input produksi yang digunakan para petani jambu biji yang sudah
lama menghasilkan adalah bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan peralatan. Input-input produksi ini digunakan sesuai kebutuhan umur tanaman jambu biji
yang sudah lama menghasilkan.
Tabel 19. Jumlah Input yang Digunakan Jambu Biji yang Sudah lama Menghasilkan
No. Faktor Input
Jumlah
1. Bibit
5.890 2.
Pupuk 144.110
3. Pestisida
35,7 4.
Tenaga Kerja 1.357,65
5. Peralatan
101 Sumber : Analisis Data Primer 2015
Berdasarkan pada tabel dapat dilihat bahwa bibit yang digunakan sebanyak 5.890 pohon, pupuk digunakan sebanyak 144.110 kg, pestisida digunakan 35,7 Liter,
tenaga kerja digunakan sebanyak 1.357, 65 HKP, dan peralatan digunakan sebanyak 101 buah.
Dengan menggunakan persamaan linier, dibentuk fungsi persamaan produksi petani jambu biji yang baru menghasilkan. Variabel-variabel yang dianggap
berpengaruh terhadap produksi petani jambu biji yang sudah lama menghasilkan adalah bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja dan peralatan. Seluruh variabel
tersebut secara serentak dimasukkan kedalam persamaan linier sebagai berikut: Y= 946,590 + 0,718X
1
+ 0,005X
2
+ 127,877 X
3
+ 17,512 X
4
– 136,043X
5
Tabel 20. Pengaruh Input Terhadap Produksi Dalam Usahatani Jambu Biji yang Sudah Lama Menghasilkan
Variabel Koefiesien
t Hitung Signifikansi
Konstanta 946,590
1,690 0,104
Bibit 0,718
1,377 0,181
Pupuk 0.005
0,155 0,878
Pestisida 127,877
1,099 0,283
Tenaga Kerja 17,512
3,335 0,003
Peralatan -136,043
-0,946 0,354
R
2
0,439 Uji F
0,012 F Hitung
3,763 F Tabel
2,62 T Tabel
2,06390
Sumber: Analisis Data Primer 2015
Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan persamaan dalam menerangkan variable produksi petani jambu biji yang baru menghasilkan maka dapat dilihat
dari nilai koefisien determinasinya R
2
. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien determinasi untuk persamaan ini adalah 0,439. Artinya bahwa 43,9
produksi petani jambu biji yang baru menghasilkan dalam usahataninya dipengaruhi oleh faktor bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan peralatan.
Sedangkan 56,1 sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam persamaan ini.
Hasil uji pengaruh variabel secara serempak dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa nilai signifikansi F adalah sebesar 0,012. Nilai yang
diperoleh lebih kecil probablititas kesalahan yang ditolerir, yaitu sebesar α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan Ho ditolak dan H
1
diterima, yaitu bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan peralatan secara serempak berpengaruh nyata terhadap
produksi usahatani jambu biji yang sudah lama menghasilkan. Dengan pengujian simultan di atas telah diketahui bahwa seluruh variabel bebas
secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Namun perlu diketahui pula variabel bebas mana yang memiliki pengaruh lebih signifikan
terhadap pendapatan petani jambu biji yang baru menghasilkan. Untuk melihat itu perlu dilakukan pengujian parsial uji t.
a. Bibit X
1
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel bibit memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,181. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang
ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H diterima H
1
ditolak, artinya variabel bibit X
1
secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani jambu biji yang baru menghasilkan Y.
b. Pupuk X
2
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel pupuk memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,878. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang
ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H diterima H
1
ditolak, artinya variabel pupuk X
2
secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani jambu biji yang baru menghasilkan Y.
c. Pestisida X
3
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel bibit memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,283. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang
ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H diterima H
1
ditolak, artinya variabel pestisida X
3
secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani jambu biji yang baru menghasilkan Y.
d. Tenaga Kerja X
4
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel bibit memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,003. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir,
yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H ditolak H
1
diterima, artinya variabel tenaga kerja X
4
secara parsial berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani jambu biji yang baru menghasilkan Y.
e. Peralatan X
5
Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel bibit memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,354. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang
di tolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H
diterima H
1
ditolak, artinya variabel peralatan X
5
secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani jambu biji yang baru menghasilkan Y.
5.4 Perbedaan Pendapatan Usahatani Jambu Biji yang Baru Menghasilkan Dan yang Sudah Lama Menghasilkan
Setelah kita menghitung pengaruh input produksi bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan peralatan terhadap produksi selanjutnya kita menghitung biaya input
yang sudah dikorbankan oleh petani dalam usahatani jambu bijinya. Biaya input produksi yang dikorbankan oleh petani dihitung dalam satuan RupiahTahun.
Biaya-biaya tersebut dikorbankan untuk menghasilkan produksi dan pendapatan yang maksimal pula.
Didalam pendapatan terdapat penerimaan dan biaya produksi. Sebelum mendapatkan pendapatan terlebih dahulu kita menghitung penerimaan. Didalam
pnerimaan terdapat total produksi dan biaya produksi yang dikeluarkan. Dari hasil tersebut maka akan diuraikan penerimaan dan biaya produksi usahatani jambu biji
yang baru menghasilkan dan yang sudah lama menghasilkan. Nilai atau biaya input usahatani jambu biji yang baru menghasilkan dan yang sudah lama
menghasilkan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 21. Biaya Input Usahatani Jambu Biji yang Baru Menghasilkan dan
yang Sudah Lama Menghasilkan Biaya Input
Tanaman Baru Tanaman
Lama
9 Tahun 9 Tahun
No Keterangan
NilaiRpTahunHa NilaiRpTahunHa
1. Bibit
12.865.000 15.840.000
2. Pupuk
143.080.000 154.260.000
3. Pestisida
13.688.000 11.284.000
4. Tenaga Kerja
46.465.000 42.265.000
5. Penyusutan Peralatan
2.089.700 2.106.632
6. Plastik
253.440.000 282.960.000
7. Kertas Koran
21.312.000 25.440.000
TOTAL 492.939.700
534.155.632
Sumber: Analisis Data Primer 2015 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa biaya input usahatani jambu biji yang baru
menghasilkan dan yang sudah menghasilkan memiliki perbedaan yaitu lebih besar biaya yang dikeluarkan oleh petani jambu biji yang sudah lama menghasilkan
dalam menjalankan usahataninya daripada petani jambu biji yang baru menghasilkan. Jumlah biaya input produksi yang dikeluarkan oleh petani jambu
biji yang baru menghasilkan yaitu sebesar Rp 492.939.700 Hatahun. Sedangkan
biaya input produksi petani jambu biji yang sudah lama menghasilkan yaitu
sebesar Rp 534.155.632 Hatahun.
Perbedaan produksi usahatani jambu biji yang baru menghasilkan dan yang sudah lama menghasilkan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 22. Produksi Usahatani Jambu Biji yang Baru Menghasilkan dan yang Sudah Lama Menghasilkan
Biaya Input
Tanaman Baru Tanaman
Lama 9 Tahun
9 Tahun No
Keterangan NilaiRpTahunHa
NilaiRpTahunHa
1. Produksi KgHa
41.100 48.000
2. Harga Jual Rp
3.000 3.000
3. Penerimaan Rp
1.480.200.000 1.724.800.000
Sumber: Analisis Data Primer 2015 Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penerimaan dari penjualan usahatani
jambu biji yang baru menghasilkan adalah sebesar Rp 1.480.200.000 per Hatahun. Sedangkan jumlah penerimaan dari usahatani jambu biji yang sudah
lama menghasilkan adalah sebesar Rp 1.724.800.000 per Hatahun. Pendapatan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya produksi
yang dikeluarkan dalam rupiah per tahun. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang diperoleh jumlah pendapatan
jambu biji yang baru menghasilkan dan yang sudah lama menghasilkan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 23. Perbedaan Pendapatan Usahatani Jambu Biji yang Baru Menghasilkan dan yang Sudah Lama Menghasilkan
Biaya Input Tanaman Baru
Tanaman Lama
9 Tahun 9 Tahun
No Keterangan NilaiRpTahunHa
NilaiRpTahunHa
1. Total Penerimaan Rp
1.480.200.000 1.724.800.000
2. Total Biaya Produksi Rp
492.939.700 534.155.632
3. Total Pendapatan Rp
987.260.300 1.190.646.500
Sumber: Analisis Data Primer 2015 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah biaya produksi jambu biji yang baru
menghasilkan sebesar Rp 492.939.700 Hatahun, sedangkan jumlah biaya produksi jambu biji yang sudah lama menghasilkan sebesar Rp 534.155.632
Hatahun. Setelah itu diperoleh jumlah penerimaan jambu biji yang baru menghasilkan sebesar Rp 1.480.200.000Hatahun. Sedangkan penerimaan jambu
biji yang sudah lama menghasilkan sebesar Rp 1.724.800.000 Hatahun. Kemudian dari nilai selisih antara penerimaan dengan biaya produksi yang
dikeluarkan maka diperoleh pendapatan yang diterima petani jambu biji yang baru menghasilkan sebesar Rp 987.264.500 Hatahun. Sedangkan petani jambu biji
yang sudah lama menghasilkan memperoleh sebesar Rp 1.190.646.500 Hatahun. Artinya pendapatan petani jambu biji yang sudah lama menghasilkan lebih besar
daripada petani jambu biji yang baru menghasilkan.
5.5 Perbedaan Kelayakan Antara Usahatani Jambu Biji yang Baru Menghasilkan dan yang Sudah Lama Menghasilkan
Setelah mendapatkan hasil biaya produksi yang dikorbankan oleh petani, penerimaan serta pendapatan yang diterima oleh petani maka selanjutnya kita
akan menghitung kelayakan usahatani jambu biji yang baru menghasilkan dan yang sudah lama menghasilkan.
Salah satu cara untuk mengetahui kelayakan suatu usaha adalah dengan cara menganalisis perbandingan penerimaan dan biaya usaha tersebut, yaitu
menggunakan analisis RC. Makin besar nilai RC ratio usahatani itu semakin besar penambahan modal atau usahatani tersebut layak untuk dikembangkan
dalam jangka waktu panjang. Analisis lain yang dapat digunakan untuk menghitung kelayakan usahatani adalah analisis BC, ini pada prinsipnya sama
saja dengan analisis RC hanya saja pada analisis BC ratio ini data yang diperhitungkan adalah besarnya manfaat pada saat itu.
Pada tabel di bawah ini menujukkan nilai RC dan BC kelayakan usahatani jambu biji yang baru menghasilkan dan yang sudah lama menghasilkan.
Tabel 24. Nilai RC Kelayakan Usahatani Jambu Biji yang Baru Menghasilkan dan yang Sudah Lama Menghasilkan
No Keterangan
Tanaman Baru Tanaman
Lama
1. Total Penerimaan
1.480.200.000 1.724.800.000
2. Total Biaya Produksi
492.939.700 534.155.632
TOTAL 3,002
3,229
Sumber: Analisis Data Primer 2015 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa total nilai RC usahatani jambu biji yang
baru menghasilkan adalah sebesar 3,002 dan usahatani jambu biji yang sudah
lama menghasilkan adalah sebesar 3,229. Artinya bahwa kedua usahatani tanaman jambu biji tersebut lebih besar dari 1 maka kedua usahatani tersebut
menguntungkan sehingga layak untuk dikembangkan dalam jangka waktu panjang.
Tabel 25. Nilai BC Kelayakan Usahatani Jambu Biji yang Baru Menghasilkan dan yang Sudah Lama Menghasilkan
No Keterangan
Tanaman Baru Tanaman
Lama
1. Total Pendapatan
987.264.500 1.190.646.500
2.
Total Biaya Produksi 492.939.700
534.155.632 3.
TOTAL 2,002
2,229
Sumber: Analisis Data Primer 2015 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa total nilai BC usahatani jambu biji yang
baru menghasilkan adalah sebesar 2,002 dan usahatani jambu biji yang sudah lama menghasilkan adalah sebesar 2,229. Artinya bahwa kedua usahatani tanaman
jambu biji tersebut lebih besar dari 1 sehingga kedua usahatani tersebut menguntungkan.
52
BAB VI KESIMPULAN