Karbon Aktif Pengaruh Suhu Adsorpsi Terhadap Mutu Minyak Goreng Bekas Oleh Arang Aktif Tempurung Kemiri (Aleurites Moluccana) Yang Diaktivasi Dengan H2SO4 10%

2.2.2 Kriteria Adsorben Untuk Menjadi Adsorben Komersil

Kriteria yang harus dipenuhi suatu adsorben untuk menjadi adsorben komersial adalah : 1. Memiliki permukaan dan unit massa yang besar sehingga kapasitas adsorpsi akan semakin besar pula. 2. Secara alamiah dapat berinteraksi dengan adsorbat pasangan. 3. Ketahanan struktur fisik yang tinggi. 4. Mudah diperoleh, harga tidak mahal, tidak korosif dan tidak beracun. 5. Tidak ada perubahan volume yang berarti selama proses adsorpsi. 6. Mudah dan ekonomis untuk diregenerasi Hendra, R. 2008. Beberapa jenis adsorben berpori telah digunakan secara komersial antara lain silika gel, zeolit, karbon aktif, dan alumina. Seperti pada gambar 2.1 dibawah ini: silika gel zeolite karbon aktif alumina Gambar 2.1 Contoh Adsorben Komersial

2.3 Karbon Aktif

Karbon aktif secara komersial diketahui pertama kali karena penggunaannya sebagai Topeng Uap pada perang dunia I. Penerapan secara komersil arang kayu digunakan dalam sebuah pabrik gula di Inggris. Karbon aktif merupakan adsorben terbaik dalam sistem adsorpsi. Ini di karenakan arang aktif memiliki luas permukaan besar dan daya adsorpsi tinggi sehingga pemanfaatannya dapat optimal. Luas permukaan karbon aktif umumnya berkisar antara 300 – 3000 m 2 g Universitas Sumatera Utara dan ini terkait dengan struktur pori pada karbon aktif tersebut. Karbon aktif adalah material berpori dengan kandungan karbon 87 - 97 dan sisanya berupa hidrogen, oksigen, sulfur, dan material lain. Karbon aktif merupakan karbon yang telah diaktivasi sehingga terjadi pengembangan struktur pori yang bergantung pada metode aktivasi yang digunakan. Struktur pori menyebabkan ukuran molekul teradsorpsi terbatas, sedangkan bila ukuran partikel tidak masalah, kuantitas bahan yang diserap dibatasi oleh luas permukaan karbon aktif Austin, 1996. Perbedaan antara karbon dan karbon aktif adalah pada bagian permukaannya. Bagian permukaan arang masih ditutupi oleh deposit hidrokarbon yang menghalangi keaktifannya, sementara bagian permukaan arang aktif relatif bebas dari deposit dan permukaannya lebih luas serta porinya terbuka sehingga dapat melakukan penyerapan. Kemampuan adsorpsi arang aktif tidak hanya bergantung pada luas permukaannya saja tetapi juga struktur pori-pori arang aktif Wibowo, S. 2011. Kualitas arang aktif dapat dilihat dari Standar Nasional Indonesia pada tabel 2.1 dibawah ini : Tabel.2.1 Standar kualitas arang aktif menurut Standar Nasional Indonesia SNI tahun 1995 No. Uraian Persyaratan Kualitas Butiran Serbuk 1 Bagian yang hilang pada Maks.15 Maks.25 Pemanasan 950 o C 2 Kadar Air Maks.4,5 Maks.15 3 Kadar abu Maks.2,5 Maks.10 4 Bagian tidak mengarang Min.750 Min.750 5 Daya serap terhadap I 2 , mgg Min.80 Min.65 6 Karbon aktif murni Min.25 - 7 Daya serap terhadap benzena Min.60 Min120 8 Daya serap terhadap biru metilen, mgg 0,45-0,55 0,3-0,35 9 Berat Jenis Curah, 9ml - 90 10 Lolos mesh 325 90 - 11 Jarak mesh 80 - 12 Kekerasan Sumber : Anonim,1995 Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Jenis – Jenis Karbon Aktif

1. Karbon aktif untuk fasa cair Karbon aktif untuk fasa cair biasanya berbentuk serbuk dan biasanya dibuat dari bahan yang memiliki berat jenis rendah seperti kayu, batu bara, lignit, dan bahan yang mengandung lignin seperti limbah hasil pertanian. Karbon aktif ini banyak digunakan untuk pemurnian larutan dan penghilangan rasa dan bau pada zat cair misalnya untuk penghilangan polutan berbahaya seperti gas amonia dan logam berbahaya pada proses pengolahan air. 2. Karbon aktif untuk fasa uap Karbon aktif untuk fasa uap biasanya berbentuk butiran granula. Karbon aktif jenis ini biasanya dibuat dari bahan yang memiliki berat jenis lebih besar seperti tempurung kelapa, batu bara, cangkang kemiri, dan residu minyak bumi. Karbon aktif jenis ini digunakan dalam adsorpsi gas dan uap misalnya adsorpsi emisi gas hasil pembakaran bahan bakar pada kendaraan seperti CO dan NO x Shofa, 2012.

2.3.2 Kegunaan Arang Aktif

Terdapat beberapa kegunaan arang aktif yaitu : a. Untuk gas 1. Pemurnian gas Desulfurisasi, menghilangkan gas racun, bau busuk, asap, menyerap racun. 2. Pengolahan LNG Desulfurisasi dan penyaringan berbagai bahan mentah dan reaksi gas. 3. Katalisator Reaksi katalisator atau pengangkut vinil klorida dan vinil asetat. 4. Lain- lain Menghilangkan bau dalam kamar pendingin dan mobil. Universitas Sumatera Utara b. Untuk zat cair 1. Industri obat dan makanan Menyaring dan menghilangkan warna, bau, dan rasa yang tidak enak pada makanan. 2. Minuman ringan dan minuman keras Menghilangkan warna dan bau pada arak minuman keras dan minuman ringan. 3. Kimia perminyakan Penyulingan bahan mentah, zat perantara. 4. Pembersih air Menyaring dan menghilangkan bau, warna dan zat pencemar dalam air sebagai pelindung atau penukar resin dalam penyulingan air. 5. Pembersih air buangan Mengatur dan membersihkan air buangan dan pencemaran. 6. Penambakan udang dan benur Pemurnian, menghilangkan bau dan warna. 7. Pelarut yang digunakan kembali Penarikan kembali berbagai pelarut sisa metanol, etil asetat, dan lain- lain Kurniati, E. 2008.

2.3.3 Proses Pembuatan Arang Aktif

a. Dehidrasi Dehidrasi merupakan proses penghilangan air dalam bahan baku karbon aktif dengan tujuan untuk menyempurnakan proses karbonisasi dan dilakukan dengan cara menjemur bahan baku dibawah sinar matahari memanaskannya dalam oven. b. Karbonisasi Proses karbonisasi terdiri dari empat tahap yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Pada suhu 100 – 120 o C terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 o C mulai terjadi peruraian selulosa. Distilat mengandung asam organik dan sedikit metanol. Asam cuka terbentuk pada suhu 200 – 270 o C. 2. Pada suhu 270 – 310 o C reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan pirolignat, gas kayu dan sedikit tar. Asam merupakan asam organik dengan titik didih rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan CO 2. 3. Pada suhu 310 – 500 o C terjadi peruraian lignin, dihasilkan lebih banyak tar sedangkan larutan pirolignat menurun, gas CO 2 menurun sedangkan gas CO dan CH 4 dan H 2 meningkat. 4. Pada suhu 500- 1000 o C merupakan tahap dari pemurnian arang atau kadar karbon Sudrajat,1994. Dari penjelasan diatas didapatkan bahwa pada proses karbonisasi berlangsung terdapat gas-gas yang terbakar seperti CO, CH 4 dan H 2 , Formaldehid, Asam Formiat, dan Asam asetat serta gas-gas yang tidak terbakar seperti CO 2 , H 2 O dan tar cair akan dilepaskan Borman, G, L. 1998. c. Aktivasi Proses aktivasi dilakukan untuk meningkatkan luas permukaan dan daya adsorpsi karbon aktif. Pada proses ini terjadi pelepasan hidrokarbon, tar, dan senyawa organik yang melekat pada karbon tersebut. Proses aktivasi terdapat 2 jenis yaitu : 1. Aktivasi Fisika Pada aktivasi secara fisika, karbon dipanaskan pada suhu sekitar 800 – 1000 o C dan dialirkan gas pengoksida seperti uap air, oksigen CO 2 . Gas pengoksida akan bereaksi dengan karbon dan melepaskan karbon monoksida dan hidrogen untuk gas pengoksida berupa uap air. Senyawa-senyawa produk samping pun akan terlepas pada proses ini sehingga akan memperluas pori dan meningkatkan daya Universitas Sumatera Utara adsorpsi. Klasifikasi karbon dengan uap air dan CO 2 terjadi melalui reaksi bersifat endotermis berikut ini : C + H 2 O → CO + H 2 117 kjmol C + CO 2 → 2 CO 159 kj mol Sedangkan aktivasi fisika dengan oksigen melalui reaksi bersifat eksotermis berikut ini : C + O 2 → CO 2 -406 kj mol Pada aktivasi fisika terjadi pengurangan massa karbon dalam jumlah yang besar karena adanya pembentukan struktur karbon. Namun pada aktivasi fisika seringkali terjadi kelebihan oksida eksternal sewaktu gas pengoksida berdifusi pada karbon sehingga terjadi pengurangan ukuran adsorben. Selain itu, reaksi sulit dikontrol Marsh, 2006. 2.Aktivasi kimia Menurut Ioannidou, O. dan Zabaniotou, A. 2006, proses aktivasi dilakukan dengan menggunakankan bahan kimia sebagai agen pengaktif. Aktivasi arang dilakukan dengan merendam arang kedalam larutan kimia seperti NaCl, ZnCl 2, KOH, KCl, H 3 PO 4 , dan K 2 CO 3 Sehingga bahan kimia akan meresap dan membuka permukaan arang yang semula tertutup oleh deposit tar dan volume kontraksi pada proses karbonisasi. Pada proses aktivasi karbon atau arang dipanaskan dengan suhu tinggi dalam sistem tertutup tanpa udara sambil dialiri gas Inert. Saat ini terjadi proses lanjutan pemecahan atau peruraian sisa deposit tar dan senyawa hidrokarbon sisa karbonisasi keluar dari permukaan karbon sebagai akibat gas suhu tinggi dan adanya aliran gas inert, sehingga akan dihasilkan karbon dengan luas permukaan yang cukup luas atau disebut dengan arang aktif Murat, B. 2012. Universitas Sumatera Utara

2.4. Kemiri

Dokumen yang terkait

Pengaruh Suhu Adsorpsi Terhadap Mutu Minyak Goreng Bekas Oleh Arang Aktif Tempurung Kemiri (Aleurites Moluccana) Yang Diaktivasi Dengan H2SO4 10%

5 71 76

Pengaruh Suhu Adsorpsi Terhadap Mutu Minyak Goreng Bekas Oleh Arang Aktif Tempurung Kemiri (Aleurites Moluccana) Yang Diaktivasi Dengan H2SO4 10%

0 8 76

Pengaruh Suhu Adsorpsi Terhadap Mutu Minyak Goreng Bekas Oleh Arang Aktif Tempurung Kemiri (Aleurites Moluccana) Yang Diaktivasi Dengan H2SO4 10%

0 0 12

Pengaruh Suhu Adsorpsi Terhadap Mutu Minyak Goreng Bekas Oleh Arang Aktif Tempurung Kemiri (Aleurites Moluccana) Yang Diaktivasi Dengan H2SO4 10%

0 0 2

Pengaruh Suhu Adsorpsi Terhadap Mutu Minyak Goreng Bekas Oleh Arang Aktif Tempurung Kemiri (Aleurites Moluccana) Yang Diaktivasi Dengan H2SO4 10%

0 0 6

Pengaruh Suhu Adsorpsi Terhadap Mutu Minyak Goreng Bekas Oleh Arang Aktif Tempurung Kemiri (Aleurites Moluccana) Yang Diaktivasi Dengan H2SO4 10%

0 0 22

Pengaruh Suhu Adsorpsi Terhadap Mutu Minyak Goreng Bekas Oleh Arang Aktif Tempurung Kemiri (Aleurites Moluccana) Yang Diaktivasi Dengan H2SO4 10%

0 0 4

Pengaruh Suhu Adsorpsi Terhadap Mutu Minyak Goreng Bekas Oleh Arang Aktif Tempurung Kemiri (Aleurites Moluccana) Yang Diaktivasi Dengan H2SO4 10%

0 0 9

Cover Pengaruh Suhu Adsorpsi Terhadap Mutu Minyak Goreng Bekas Oleh Arang Aktif Tempurung Kemiri (Aleurites Moluccana) Yang Diaktivasi Dengan H2SO4 10%

0 0 12

Abstract Pengaruh Suhu Adsorpsi Terhadap Mutu Minyak Goreng Bekas Oleh Arang Aktif Tempurung Kemiri (Aleurites Moluccana) Yang Diaktivasi Dengan H2SO4 10%

0 0 1