2.4. Kemiri
Tanaman kemiri Alleurites Moluccana termasuk suku Euphorbiacea. Ketinggian tanaman dapat mencapai 40 meter dan diameter batang bagian bawah dapat
mencapai 1,25 meter. Tanaman kemiri ada yang berumah satu dan ada pula yang berumah dua. Disebut berumah satu jika pada satu pohon terdapat bunga jantan
yang mengandung benang sari dan terdapat pula bunga betina yang mengandung putik. Disebut berumah dua jika pada satu pohon hanya terdapat bunga-bunga
jantan saja, atau hanya terdapat bunga-bunga betina saja.
Buah kemiri termasuk buah batu, berbentuk bulat telur dan ada bagian yang menonjol kesamping. Daging buahnya kaku dan mengandung 1-2 biji yang
diselimuti oleh kulit biji yang keras. Kemiri merupakan salah satu pohon serbaguna yang sudah dibudidayakan secara luas didunia. Tanaman kemiri banyak
dibudidayakan diprovinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan barat, Kalimantan selatan,
Kalimantan timur, Bali , Sulawesi Selatan, Maluku, dan NTT Sunanto, H. 1994.
2.5 Kegunaan Kemiri
Tanaman kemiri merupakan tanaman industri, sebab produk yang dihasilkan dapat dipakai untuk bahan berbagai barang industri. Kayunya yang ringan dapat
digunakan untuk bahan pembuat perabot rumah tangga atau bahan industri lain seperti korek api dan kotak korek api. Batang kemiri juga dapat dimanfaatkan
untuk pembuatan bahan pulp bahan pembuatan kertas. Biji kemiri mempunyai tiga bagian, yaitu lapisan tipis pelapis biji, cangkang kemiri, dan biji dalam
kemiri. Bagian biji dalam kemiri yang berwarna putih sangat banyak mempunyai manfaat diantaranya adalah sebagai bahan obat-obatan tradisional, sebagai
rempah-rempah, dan untuk perawatan rambut khususnya untuk memanjangkan rambut. Didalam biji banyak sekali mengandung kadar minyak, minyak yang
diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk digunakan sebagai bahan campuran cat Ketaren, 1986 .
Universitas Sumatera Utara
Tempurung kemiri biasa dimanfaatkan untuk bahan bakar nyamuk. Berdasarkan penelitian tempurung kemiri dapat dibuat sebagai produk karbon
aktif. Tempurung kemiri yang telah lama terpendam di tanah dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk N, P dan K Sinaga. J. 2010 . Gambar dan komponen
kimia tempurung kemiri dapat dilihat pada gambar 2.2 dan tabel 2.2 dibawah ini :
Gambar.2.2 Tempurung kemiri
Tabel 2.2 Komponen kimia tempurung kemiri
No Komponen
Kadar
1 Holoselulosa
49,22 2
Pentosa 14,22
3 Lignin
54,46 4
Ekstraktif - Kelarutan dalam air dingin
1.96 - Kelarutan dalam air panas
6,18 - Kelarutan dalam alkohol : Benzen 1 : 2
2,69 5
Kelarutan dalam NaOH 1 17,14
6 Abu
8,73
Sumber : Lempang, M. 2011
Universitas Sumatera Utara
Lignin merupakan komponen kimia yang terkandung dalam tempurung kemiri dimana, Lignin merupakan komponen kimia yang dalam tumbuhan yang
selalu bergabung dengan selulosa dan bukan merupakan karbohidrat, melainkan didominasi oleh gugus aromatis berupa fenil propana. Didalam struktur jaringan
kayu, lignin terutama terdapat dalam lamela tengah dan dinding sel primer.
Zat ekstraktif merupakan komponen kimia non struktural didalam sel organ tumbuhan. Jumlah bahan ekstraktif yang terdapat dalam tumbuhan
tergantung pada jenis tumbuhan dan letaknya dalam bagian tumbuhan. Komponen utama dari tempurung kemiri larut dalam air dingin yaitu: karbohidrat, protein,
dan garam-garam organik. Komponen kimia yang larut dengan air panas yaitu: tanin, getah gula, bahan pewarna dan pati sedangkan komponen kimia yang larut
dalam alkohol benzen yaitu: lilin, lemak, resin, minyak, dan tanin serta komponen lain yang tidak larut dalam eter. Abu merupakan komponen penyusun sel
tumbuhan yang tidak larut dalam air pelarut organik. Kandungan abu tempurung kemiri sangat tinggi yaitu 8,73 Fengel, D, 1995.
2.6 Karakteristik Arang Aktif Tempurung Kemiri 2.6.1 Rendemen Arang aktif