Pola Gerusan di Sekitar Pilar Segiempat dengan debit 1.5 literdet

bagian hilir pilar. Dengan pola kedalaman gerusan yang terjadi, pada pilar siegiempat debit 1.0 litdet terlihat lebih besar dari pada pilar segiempat dengan pilar segiempat debit 0.5 litdet.

3. Pola Gerusan di Sekitar Pilar Segiempat dengan debit 1.5 literdet

Hasil pengukuran point gauge kedalaman gerusan di sekitar pilar segiempat dengan debit 1.5 literdet terlihat seperti pada Lampiran 3. Berdasarkan hasil pengukuran point gauge kedalaman gerusan di sekitar pilar segiempat dengan debit 1.5 literdet ditampilkan sebagai kontur gerusan dalam Gambar 4.11 dan isometri gerusan dalam Gambar 4.12. Gambar 4.19 Kontur Pola Gerusan pada Pilar Segiempat dengan debit 1.5 literdet Universitas Sumatera Utara Gambar 4.20 Isometri pola gerusan pada pilar Segiempat dengan debit 1.5 literdet Pola gerusan yang terjadi pada pilar segiempat dengan debit 1.5 literdet relatif sama dengan pola gerusan yang terjadi pada pilar segiempat dengan debit 1.0 literdet. Berawal dari aliran yang berasal dari hulu yang terhalang dengan adanya pilar persegi. Hal ini menyebabkan timbulnya pusaran yang terjadi akibat kecepatan aliran yang membentur pilar depan menjadi gaya tekan pada permukaan pilar depan tersebut. Pusaran yang menggerus dari bagian depan pilar persegi kemudian menggerus ke samping pilar dan menyebabkan terjadinya gerusan lokal local scour pada pilar segiempat. Universitas Sumatera Utara Dari gambar kontur dan gambar isometri pola gerusan pada pilar segiempat dengan debit 1.5 literdet seperti yang ditunjukan dalam Gambar 4.19 dan Gambar 4.20. Lubang gerusan terjadi dengan jarak 40 mm dari pilar bagian depan dan jarak 160 dari pilar bagian belakang . Bentuk kontur yang tidak beraturan dengan perkembangan gerusan terbesar tercapai pada titik pengamatan 1 pada sisi bagian depan. Perkembangan gerusan terkecil terjadi pada titik pengamatan 1 bagian belakang pilar, dimana pada bagian belakang pilar terlihat penumpukan material dasar sedimen yang diakibatkan adanya proses transpor sedimen. Dari peta kontur yang didapat terlihat bahwa permukaan-permukaan dasar saluran yang terjadi karena penggerusan membentuk suatu pola gerusan yang khas yaitu berupa lubang dengan diameter dan kedalaman yang cukup besar, dimana lubang gerusan di bagian hulu pilar lebih besar dibandingkan dengan pada pada bagian hilir pilar. Dengan pola kedalaman gerusan yang terjadi, pada pilar segiempat dengan debit 1.5 literdet terlihat lebih besar dari pada pilar silinder dengan debit 1.0 literdet.

4.4.4 Pengaruh Debit Aliran Terhadap Kedalaman Gerusan