Dari gambar kontur dan gambar isometri pola gerusan pada pilar segiempat dengan debit 1.5 literdet seperti yang ditunjukan dalam Gambar 4.19 dan Gambar
4.20. Lubang gerusan terjadi dengan jarak 40 mm dari pilar bagian depan dan jarak 160 dari pilar bagian belakang . Bentuk kontur yang tidak beraturan dengan
perkembangan gerusan terbesar tercapai pada titik pengamatan 1 pada sisi bagian depan. Perkembangan gerusan terkecil terjadi pada titik pengamatan 1 bagian
belakang pilar, dimana pada bagian belakang pilar terlihat penumpukan material dasar sedimen yang diakibatkan adanya proses transpor sedimen.
Dari peta kontur yang didapat terlihat bahwa permukaan-permukaan dasar saluran yang terjadi karena penggerusan membentuk suatu pola gerusan yang khas
yaitu berupa lubang dengan diameter dan kedalaman yang cukup besar, dimana lubang gerusan di bagian hulu pilar lebih besar dibandingkan dengan pada pada
bagian hilir pilar. Dengan pola kedalaman gerusan yang terjadi, pada pilar segiempat dengan debit 1.5 literdet terlihat lebih besar dari pada pilar silinder dengan debit 1.0
literdet.
4.4.4 Pengaruh Debit Aliran Terhadap Kedalaman Gerusan
Perbandingan kedalaman gerusan maksimum terhadap sudut pilar pada tiap sudut pilar seperti terlihat dalam Tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Kedalaman gerusan maksimum di sekitar pilar silinder sebagai
fungsi variasi debit Debit
ls Kedalaman Gerusan zb Titik Pengamatan
1 2
3 4
5 6
7 8
0.5
-0.833 -0.600
-0.767 -0.600
-0.533 -0.133
-0.400 -0.667
1.0
-1.200 -1.167
-1.167 -0.933
-0.700 -0.300
-0.500 -0.900
1.5
- 1.200
-1.133 -1.167
-1.067 -0.800
-0.367 -0.667
-0.967
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.4 hasil pengukuran kedalaman gerusan maksimum di sekitar pilar segiempat dengan berbagai debit aliran ditampilkan dalam grafik
hubungan kedalaman gerusan maksimum pada pilar segiempat sebagai fungsi debit, seperti terlihat dalam Gambar 4.21.
Gambar 4.21 Kedalaman gerusan maksimum pada pilar segiempat sebagai fungsi
variasi debit Dari gambar kontur dan gambar isometri pola gerusan pada pilar segiempat
mulai dari Gambar 4.15 sampai Gambar 4.20, serta dari gambar kedalaman gerusan maksimum seperti terlihat pada Gambar 4.21. Pola gerusan yang terjadi pada semua
pilar segiempat dengan berbagai variasi debit relatif sama. Kedalaman gerusan maksimum dari semua pilar segiempat terjadi pada debit 1.5 literdet titik
pengamatan 1. Sedangkan kedalaman gerusan minimum dari semua pilar segiempat terjadi pada titik 6. Kedalaman gerusan yang terjadi semakin bertambah seiring
dengan bertambahnya atau peningkatan debit aliran. Nilai kedalaman gerusan
Universitas Sumatera Utara
maksimum terhadap debit pada pilar segiempat dengan debit 0.5 literdet, 1.0 literdet, dan 1.5 literdet secara berturut-turut adalah 25 mm, 36 mm, dan 40 mm.
Pola gerusan disekitar pilar segiempat dengan berbagai variasi debit menunjukkan adanya pendangkalan kedalaman gerusan seiring dengan peningkatan
debit aliran pada pilar segiempat, dimana pada bagian belakang pilar terlihat penumpukan material dasar sedimen yang diakibatkan adanya proses transpor
sedimen. Dari Gambar 4.21 di atas ternyata terjadi perbedaan pola kedalaman gerusan yang disebabkan oleh perbedaan debit. Hal ini dikarenakan sudut pada sisi
pilar mempengaruhi besarnya kedalaman proses penggerusan.
4.5. Perhitungan empiris kedalaman gerusan lokal
Perhitungan empiris kedalaman gerusan dilakukan untuk dibandingkan dengan hasil uji laboratorium. Perhitungan dilakukan dengan dua metode yaitu
metode menurut Raudkivi dan menurut Melville dan Satherland
4.5.1. Karakteristik Aliran a. Karakteristik Aliran 1
Aliran 1 memiliki karakteristik sebagai berikut:
Data Parameter Aliran B
= 0.076 m h
= 0.055 m Q
= 0.5 lts d
50
= 0.51 mm Gs = 2.65
Menghitung Kecepatan Aliran U :
Menghitung Angka Reynold Re :
Universitas Sumatera Utara