kecil kemudian ditingkatkan sampai debit yang ditentukan. Setelah mencapai debit yang ditentukan dan besarnya konstan maka penambahan kedalaman gerusan akan
terlihat semakin besar seiring dengan lama waktu pengamatan dan selanjutnya besarnya penambahan kedalaman gerusan semakin kecil setelah mendekati kondisi
kesetimbangan equilibrium scour depth. Untuk setiap kali pengamatan gerusan dilakukan selama 250 menit, karena
dapat dianggap hingga waktu tersebut tidak lagi terjadi perubahan kedalaman gerusan atau dengan kata lain telah mendekati kondisi kesetimbangan. Hal ini
ditunjukan oleh trend grafik yang dibentuk mendekati garis lurus seperti terlihat pada gambar hasil analisis.
4.4.1 Perkembangan Kedalaman Gerusan terhadap Waktu
Perkembangan kedalaman gerusan terhadap waktu pada pilar silinder dengan berbagai debit untuk masing-masing pilar adalah sebagai berikut :
a. Perkembangan Kedalaman Gerusan terhadap Waktu pada Pilar Segiempat dengan debit Q = 0.5 liters
Berdasarkan hasil pengamatan perkembangan kedalaman gerusan terhadap waktu pada pilar segiempat dengan debit, Q = 0.5 liters seperti yang terdapat pada
Lampiran 2, dapat diketahui hubungan kedalaman gerusan terhadap waktu seperti yang tersaji dalam Gambar 4.2 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.10 Perkembangan kedalaman gerusan terhadap waktu pada pilar
Segiempat dengan debit Q = 0.5 liters
Arah aliran
Dari trend grafik di atas dapat dilihat bahwa gerusan yang terjadi pada pilar segiempat dengan debit 0.5 liters mengalami peningkatan kedalaman gerusan yang
pada awalnya besar kemudian semakin lama penambahan kedalaman gerusannya semakin mengecil hingga pada saat menit tertentu telah mencapai kesetimbangan
equilibrium scour depth. Mulai menit pertama sampai menit ke 20 pada hampir semua titik pengamatan, terjadi penggerusan material butiran dasar yang cukup
signifikan. Dari pola gerusan yang terjadi dapat dilihat bahwa gerusan yang terjadi
1
2 7
4 5
6 3
8
Universitas Sumatera Utara
hampir sama antara titik pengamatan 2 dan 5, dalam trend grafik garis saling bersinggungan. Seperti halnya antara titik pengamatan 4 dan 8.
b. Perkembangan Kedalaman Gerusan terhadap Waktu pada Pilar Segiempat dengan debit 1.0 liters
Berdasarkan hasil pengamatan perkembangan kedalaman gerusan terhadap waktu pada pilar segiempat dengan debit 1.0 liters seperti yang terdapat pada
Lampiran 2, dapat diketahui hubungan kedalaman gerusan terhadap waktu seperti yang tersaji dalam Gambar 4.11 berikut ini.
Gambar 4.11 Perkembangan kedalaman gerusan terhadap waktu pada pilar
Segiempat dengan debit Q = 1.0 liters
Dari trend grafik di atas seperti halnya pada trend grafik perkembangan kedalaman gerusan terhadap waktu untuk pilar segiempat dengan debit 0.5 liters
yaitu gerusan yang terjadi pada pilar segiempat dengan debit 1.0 liters mengalami peningkatan kedalaman gerusan yang pada awalnya besar kemudian semakin lama
penambahan kedalaman gerusannya semakin mengecil hingga pada saat menit tertentu telah mendekati kondisi kesetimbangan equilibrium scour depth.
Universitas Sumatera Utara
Sama juga halnya dengan pilar segiempat dengan debit 1.0 liters, yaitu pada hampir seluruh titik pengamatan antara pada menit pertama hingga menit ke 25
mengalami gerusan yang cukup signifikan. Namun pola gerusan yang sangat berbeda ditunjukkan dengan pola gerusan yang terjadi di setiap titik pengamatan. Dalam
trend grafik pilar segiempat dengan debit 1.0 liters titik pengamatan yang berseberangan besarnya nilai kedalaman gerusan hampir sama. Hal ini dikarenakan
sudut yang terbentuk telah merubah posisi simetris pilar terhadap arah aliran. Kondisi inilah yang mengakibatkan perbedaan pola gerusan yang terjadi pada
masing-masing titik pengamatan. Pada Gambar 4.11 terlihat bahwa perkembangan gerusan terbesar tercapai
pada titik pengamatan 5 pada sisi samping pilar bagian depan. Perkembangan gerusan terkecil tercapai pada titik pengamatan 1.
c. Perkembangan Kedalaman Gerusan terhadap Waktu pada Pilar Segiempat dengan Debit 1.5liters