BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan prosedur kepemilikan senjata api bagi masyarakat sipil menurut Undang-Undang Darurat Nomor 12
tahun 1951, sebagaimana di atas, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaturan kepemilikan senjata api yaitumemberikan batasan kepada siapa
senjata api dapat diberikan. Pada dasarnya senjata api diberikan kepada aparat keamanan yaitu TNIPOLRI. Tetapi senjata api dapat diberikan kepada
masyarakat sipil tertentu seperti;Pengusaha dan Pejabat Pemerintah. Sejumlah pengaturan mengenai senjata api yang dianggap ketat ternyata dapat ditembus
oleh oknum-oknum tertentu, sehingga celah-celah dalam pengaturan kepemilikan senjata api dapat dengan mudah ditemukan.
Dalam standar administratif perizinan senjata api yang terdapat pada UU Darurat No.12 Tahun
1951 tentang Senjata Api, UU No.8 Tahun 1948 tentang Pendaftaran dan Pemberian Izin Pemakaian Senjata Api.
2. Prosedur kepemilikan senjata api yang berlaku di negara Indonesia menurut
ketentuan yang berlaku, cara kepemilikan senjata api harus memenuhi persyaratan-persyaratan. Setelah memenuhi persyaratan, maka pemohon juga
harus mengetahui bagaimana prosedur selanjutnya yang diarahkan menurut ketentuan yang ada. Prosedur awal pengajuan harus mendapatkan
rekomendasi dari Kepolisian Daerah Polda setempat, dengan maksud untuk
71
mengetahui domisili pemohon agar mudah terdata, sehingga kepemilikan senjata mudah terlacak.Proses pemberian izin dan tes memiliki senjata harus
diselesaikan dalam rentang waktu antara tiga sampai enam bulan. Bila gagal dalam batas waktu tersebut, Polri akan menolak melanjutkan uji
kepemilikan.Dalam undang-undang disebutkan bahwa ijin kepemilikan senjata api hanya diberikan kepada pejabat tertentu.
3. Hak dari kepemilikan senjata api adalah berhak melindungi diri dari ancaman
perbuatan atau perbuatan pelaku kejahatan atau tersangka yang dapat menimbulkan luka parah atau mematikan. Berhak melindungi kehormatan
kesusilaan atau harta benda diri sendiri atau dari serangan yang melawan hak danatau mengancam jiwa manusia. Kewajiban adalah memelihara, merawat
serta mempedomani ketentuan-ketentuan penggunaan senjata api yang berlaku dilingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Wajib meminta
meregistrasi senjata api yang telah memiliki izin dari yang berwenang sesuai pasal 7 ayat 3 dan 4 dengan formulir pasal 14 ayat 7. Wajib membuat
laporan pertanggung jawaban penggunaan senjata api, amunisi serta mengajukan pengganti amunisi. Sedangkan sanksi Memiliki senjata api tanpa
ijin. Menggunakan senjata api untuk berburu binatang yang dilindungi. Meminjamkanmenyewakan senjata api kepada orang lain. Serta
menggunakan senjata api untuk mengancam atau menakut-nakuti orang lain.
B. Saran