Pengertian Bunga Bank Bagi Hasil

Sumber: Muhammad 2014

2.3.3 Pengertian Bunga Bank

Bunga bank sendiri dapat diartikan berupa ketetapan nilai mata uang oleh bank yang memiliki tempotenggang waktu, untuk kemudian pihak bank memberikan kepada pemiliknya atau menarik dari si peminjam sejumlah bunga tambahan tetap sebesar beberapa persen, seperti lima atau sepuluh persen. Dengan kata lain bunga bank adalah sebuah system yang diterapkan oleh bank- bank konvensional non Islam sebagai suatu lembaga keuangan yangmana fungsi utamanya menghimpun dana untuk kemudian disalurkan kepada yang memerlukan dana pendanaan, baik perorangan maupun badan usaha, yang berguna untuk investasi produktif dan lain-lain. Pendapat para ulama ahli fiqh bahwa bunga yang dikenakan dalam transaksi pinjaman utang-piutang, al-qardh; al-qardh wa al-iqtiradh telah memenuhi kriteria riba yang diharamkan Allah SWT., seperti dikemukakan, antara lain, oleh : Imam Nawawi dalam Al-Majmu’: Al-Nawawi berkata, al-Mawardi berkata: Sahabat-sahabat kami ulama mazhab Syafi’i berbeda pendapat tentang pengharaman riba yang ditegaskan oleh al-Qur’an, atas dua pandangan. Pertama, pengharaman tersebut bersifat mujmal global yang dijelaskan oleh sunnah. Setiap hukum tentang riba yang D Bagian nisbah pendapatanpemilik modal, diperolehdariporsinisbahdikalikandenganpendapatan actual mudharib. E Bagian nisbah pendapatanpelakuusaha mudharib, diperolehdariporsinisbahdikalikandenganpendapatan actual mudharib. F Pengembalianpokok modal, yaitubesarandana yang dibayarpadaakhirperjanjian. G Total pemberiannasabahkepadapemilikdanaberdasarkanporsi yang disepakatisetiapbulannya. Universitas Sumatera Utara dikemukakan oleh sunnah adalah merupakan penjelasan bayan terhadap kemujmalan al-Qur’an, baik riba naqd maupun riba nasi’ah. Kedua, bahwa pengharaman riba dalam al-Qur’an sesung-guhnya hanya mencakup riba nasa’ yang dikenal oleh masyarakat Jahiliah dan permintaan tambahan atas harta piutang disebabkan penambahan masa pelunasan. Salah seorang di antara mereka apabila jatuh tempo pembayaran piutangnya dan pihak berhutang tidak membayarnya, ia menambahkan piutangnya dan menambahkan pula masa pembayarannya. Hal seperti itu dilakukan lagi pada saat jatuh tempo berikutnya. Itulah maksud firman Allah: “… janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda…”.QS Ali Imran 130QS. 3:130 2.3.4 Perbedaan Bagi Hasil dengan Sistem Bunga Tabel 2.3 Perbedaan Bagi Hasil dengan Sistem Bunga Bunga Bagi Hasil Besarnya bunga ditetapkan pada saat perjanjian dan mengikat kedua pihak yang melaksanakan perjanjian dengan asumsi bahwa pihak penerima pinjaman akan selalu mendapatkan keuntungan. Bagi hasil ditetapkan dengan rasio nisbah yang disepakati antara pihak yang melaksanakanakad pada saat akad dengan berpedoman adanya kemungkinan keuntungan atau kerugian. Besarnya bunga yang diterima berdasarkan perhitungan persentase bunga dikalikan dengan jumlah dana yang dipinjamkan. Besarnya bagi hasil dihitung berdasarkan nisbah yang diperjanjikan dikalikan dengan jumlah pendapatan danatau keuntungan yang diperoleh. Jumlah bunga yang diterima tetap, meskipun usaha peminjam meningkat atau menurun. Jumlah bagi hasil akan dipengaruhi oleh besarnya pendapatan danatau keuntungan. Bagi hasil akan berfluktuasi. Sistem bunga tidak adil, karena tidak terkait dengan hasil usaha peminjam. Sistem bagi hasil adil,karena perhitungannya berdasarkan hasil usaha. Eksistensi bunga diragukan oleh semua agama. Tidak ada agama satu pun yang meragukan bagi hasil. Sumber : Ismail 2013 Universitas Sumatera Utara

2.4 Mudharabah