k. Kerja sama dengan lembaga – lembaga lain; l.
Penyelenggaraan dan pelaksanaan kebijakan, perencanaan dan program di bidang pertanahan;
m. Pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan; n. Pengkajian dan penanganan masalah,sengketa,konflik dan perkara di
bidang pertanahan; o. Pengkajian dan pengembangan hukum pertanahan;
p. Penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan; q. Pendidikan, latihan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang
pertanahan; r.
Pengelolaan data dan informasi di bidang pertanahan; s. Pembinaan fungsional lembaga – lembaga yang berkaitan dengan
bidang pertanahan; t.
Pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang, danatau badan hukum dengan tanah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang - undangan yang berlaku; u. Fungsi lain di bidang pertanahan sesuai peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
2. Tugas dan Fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi
Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi mempunyai tugas untuk melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional dalam
lingkungan wilayah Kabupaten Ngawi. Untuk menyelenggarakan tugas
tersebut Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana,program,
dan penganggaran
dalam rangka
pelaksanaan tugas pertanahan; b. Pelayanan,perijinan, dan rekomendasi di bidang pertanahan;
c. Pelaksanaan survey,pengukuran, dan pemetaan dasar,pengukuran, dan pemetaan bidang,pembukuan tanah,pemetaan tematik, dan survey potensi
tanah; d. Pelaksanaan
penatagunaan tanah,landreform,konsolidasi
tanah,dan penataan pertanahan wilayah pesisir,pulau – pulau kecil,perbatasan, dan
wilayah tertentu; e. Pengusulan dan pelaksanaan penetapan hak tanah,pendaftaran hak
tanah,pemeliharaan data pertanahan dan administrasi tanah asset pemerintah;
f. Pelaksanaan pengendalian pertanahan,pengelolaan tanah negara,tanah
terlantar dan tanah kritis,peningkatan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat;
g. Penanganan konflik,sengketa,dan perkara pertanahan; h. Pengkoordinasian pemangku kepentingan penggunan tanah;
i. Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen
Pertanahan Nasional SIMTANAS;
j. Pemberian
penerangan dan
informasi pertanahan
kepada masyarakat,pemerintah dan swasta;
k. Pengkoordinasian penelitian dan pengembangan; l.
Pengkoordinasian pengembangan sumberdaya manusia pertanahan; m. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian,keuangan,sarana dan
prasarana,perundang – undangan serta pelayanan pertanahan.
d. Struktur Organisasi
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang ditetapkan dibutuhkan
adanya struktur organisasi yang dapat membagi habis tugas dan fungsi tersebut,dengan
demikian operasional
tugas dan
fungsi dapat
dilakukan.Adapun struktur organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 Tanggal 16 Mei 2006, sebagaimana terlihat dalam lampiran 1.
Tugas dan fungsi Kantor Pertanahan dibagi habis kepada seluruh komponen - komponen struktur organisasi sebagai berikut:
a. Sub Bagian Tata Usaha Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif
kepada semua satuan organisasi Kantor Pertanahan,serta menyiapkan bahan evaluasi kegiatan,penyusunan program, dan peraturan perundang – undangan.
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi: 1. Pengelolaan data dan informasi;
2. Penyusunan rencana,program dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah;
3. Pelaksanaan urusan kepegawaian; 4. Pelaksanaan urusan keuangan dan anggaran;
5. Pelaksanaan urusan tata usaha,rumah tangga,sarana dan prasarana; 6. Penyiapan bahan evaluasi kegiatan dan penyusunan program;
7. Koordinasi pelayanan pertanahan. Sub Bagian Tata Usaha terdiri dari:
1. Urusan Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan rencana,program
dan anggaran
serta laporan
akuntabilitas kinerja
pemerintah,keuangan dan penyiapan bahan evaluasi. 2. Urusan Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan surat
menyurat,kepegawaian,perlengkapan,rumah tangga, sarana dan prasarana, koordinasi pelayanan pertanahan serta pengelolaan data dan informasi.
b. Seksi
Survei,Pengukuran dan
Pemetaan mempunyai
tugas melakukan
survey,pengukuran dan pemetaan bidang tanah,ruang dan perairan; perapatan kerangka dasar,pengukuran batas kawasanwilayah,pemetaan tematik dan survey
potensi tanah,penyiapan pembinaan surveyor berlisensi dan pejabat penilai tanah. Seksi Survei,Pengukuran dan Pemetaan mempunyai fungsi :
1. Pelaksanaan survey,pengukuran dan pemetaan bidang tanah,ruang dan perairan,perapatan kerangka dasar,pengukuran batas kawasanwilayah,pemetaan
tematik dan survey potensi tanah,pembinaan surveyor berlisensi; 2. Perapatan kerangka dasar orde 4 dan pengukuran batas kawasanwilayah;
3. Pengukuran,perpetaan,pembukuan bidang tanah,ruang dan perairan;
4. Survei, pemetaan,pemeliharaan dan pengembangan pemetaan tematik dan potensi tanah;
5. Pelaksanaan kerja sama tehnis surveyor berlisensi dan pejabat penilai tanah; 6. Pemeliharaan peralatan teknis.
Seksi Survei,Pengukuran dan Pemetaan terdiri dari: 1. Subseksi Pengukuran dan Pemetaan mempunyai tugas menyiapkan perapatan
orde 4,penetapan batas bidang tanah dan pengukuran bidang tanah,kerjasama teknis surveyor berlisensi pembinaan surveyor berlisensi dan pendaftaran,daftar
tanah,peta bidang tanah,surat ukur,gambar ukur dan daftar bidang pengukuran. 2. Subseksi Tematik dan Potensi Tanah mempunyai tugas menyiapkan surat
ukur,pemeliharaan dan pengembangan pemetaan tematik,survey potensi tanah,pemeliharaan teknis komputerisasi dan pembinaan pejabat penilai tanah.
c. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah mempunyai tugas menyiapkan bahan dan menyiapkan penetapan hak dalam rangka pemberian,perpanjangan dan pembaruan
hak tanah,pengadaan tanah,perijinan,pendataan dan penertiban bekas tanah hak,pendaftaran ,peralihan ,pembebanan hak tanah serta pembinaan Pejabat
Pembuat Akta Tanah PPAT. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah mempunyai fungsi:
1. Pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidang hak tanah; 2. Penyiapan rekomendasi pelepasan,penaksiran harga dan tukar menukar,saran
dan pertimbangan serta melakukan kegiatn perijinan,saran dan pertimbangan usulan penetapan hak pengelolaan tanah;
3. Penyiapan telaahan dan pelaksanaan pemberian rekomendasi perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan atau pendaftaran hak;
4. Pengadministrasian atas tanah yang dikuasai danatau milik negara,daereah bekerjasama dengan pemerintah,termasuk tanah badan hukum pemerintah;
5. Pendataan dan penertiban tanah bekas tanah hak; 6. Pelaksanaan pendaftaran hak dan komputerisasi pelayanan pertanahan;
7. Pelaksanaan penegasan dan pengakuan hak; 8. Pelaksanaan peralihan,pembebanan hak atas tanah dan pembinaan PPAT.
Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah terdiri dari: 1. Subseksi Penetapan Hak Tanah mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan
pemeriksaan, saran, dan pertimbangan mengenai penetapan Hak Milik,Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai, perpanjangan jangka waktu,pembaharuan
hak,perijinan,peralihan hak
atas tanah;penetapan
danrekomendasi perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan atau
pendaftaran hak tanah perorangan. 2. Subseksi Pengaturan Tanah Pemerintah mempunyai tugas menyiapkan
pelaksanaan pemeriksaan,saran dan pertimbangan mengenai penetapan hak milik dan hak pakai, hak guna bangunan dan hak pengelolaan bagi instansi
pemerintah, badan hukum pemerintah, perpanjangan jangka waktu, pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak atas tanah;rekomendasi
pelepasan dan tukar menukar tanah pemerintah. 3. Subseksi Pendaftaran Hak mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan
pendaftaran hak atas tanah,pengakuan dan penegasan konversi hak – hak
lain,hak milik atas satuan rumah susun,tanah hak pengelolaan,tanah wakaf,data yuridis lainnya, data fisik bidang tanah,data komputerisasi
pelayanan pertanahan serta memelihara daftar buku tanah,daftar nama,daftar hak atas tanah,dan warkah serta daftar lainnya di bidang pendaftaran tanah.
4. Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah mempunyai
tugas menyiapkan
pelaksanaan pendaftaran,
peralihan,pembebanan hak atas tanah,pembebanan hak tanggungan dan bimbingan PPAT serta sarana daftar isian di bidang pendaftaran tanah.
d. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan penatagunaan tanah,landreform,konsolidasi tanah,penataan pertanahan
wilayah pesisir,pulau – pulau kecil,perbatasan dan wilayah tertentu lainnya. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan mempunyai fungsi:
1. Pelaksanaan penatagunaan tanah,landreform,konsolidasi tanah dan penataan pertanahan wilayah pesisir,pulau – pulau kecil,perbatasan dan wilayah tertentu
lainnya,penetapan kriteria kesesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah serta penguasaan dan pemilikan tanah dalam rangka perwujudan fungsi
kawasanzoning,penyesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah,penerbitan ijin perubahan penggunaan tanah,penataan tanah bersama untuk peremajaan
kota,daerah bencana dan daerah bekas konflik serta pemukiman kembali; 2. Penyusunan rencana persediaan,peruntukan,penggunaan dan pemeliharaan tanah,
neraca penatagunaan tanah kabupatenkota dan kawasan lainnya; 3. Pemeliharaan basis data penatagunaan tanah kabupatenkota dan kawasan;
4. Pemantauan dan evaluasi pemeliharaan tanah,perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasanzoning dan redistribusi
tanah,pelaksanaan konsolidasi tanah,pemberian tanah obyek landreform dan pemanfaatan tanah bersama serta penertiban administrasi landreform;
5. Pengusulan penetapanpenegasan tanah menjadi obyek landreform; 6. Pengambilalihan dan atau penerimaan penyerahan tanah – tanah yang terkena
ketentuan landreform; 7. Penguasaan tanah – tanah obyek landreform;
8. Pemberian ijin peralihan hak atas tanah pertanian dan ijin redistribusi tanah dengan luasan tertentu;
9. Penyiapan usulan ganti kerugian tanah obyek landreform dan penegasan obyek konsolidasi tanah;
10. Penyediaan tanah untuk pembangunan; 11. Pengelolaan sumbangan tanah untuk pembangunan;
12. Pengumpulan,pengolahan,penyajian dan dokumentasi data landreform. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan terdiri dari:
1. Subseksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan rencana persediaan, peruntukan,pemeliharaan
dan penggunaan tanah,rencana penataan kawasan,pelaksanaan koordinasi, monitoring dan evaluasi pemeliharaan tanah,perubahan penggunaan dan
pemanfaatan tanah
pada setiap
fungsi kawasanzoning,penerbitan
pertimbangan teknis penatagunaan tanah,penetapan penatagunaan tanah dan pemanfaatan tanh,penyesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah, serta
melaksanakan pengumpulan dan pengolahan dan pemeliharaan data tekstual dan spasial.
2. Subseksi Landreform dan Konsolidasi tanah mempunyai tugas menyiapkan bahan
usulan penetapanpenegasan
tanah menjadi
obyek landreform;penguasaan tanah – tanah obyek landreform;pemberian ijin
peralihan hak atas tanah dan ijin redistribusi tanah dan pengeluaran tanah dari obyek landreform;monitoring dan evaluasi redistribusi tanah, ganti kerugian,
pemanfaatan tanah bersama dan penertiban administrasi landreform serta fasliltasi bantuan keuangan permodalan,teknis dan pemasaran;usulan
penegasan obyek penatan tanah bersama untuk peremajan pemukiman kumuh,daerah bencana dan daerah bekas konflik serta permukiman
kembali;penyediaan tanah dan pengelolaan sumbangan tanah untuk pembangunan,pengembangan
teknik dan
metode;promosi dan
sosialisasi;pengorganisasian dan pembimbingan masyarakat;kerja sama dan fasilitasi;pengelolaan basis data dan informasi;monitoring dan evaluasi serta
koordinasi pelaksanaan konsolidasi tanah. e. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan
melakukan kegiatan pengendalian pertanahan,pengelolaan tanah negara,tanah terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat.
Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan mempunyai fungsi: 1. Pelaksanaan pengendalian pertanahan,pengelolaan tanah negara,tanah terlantar
dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat;
2. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi pemenuhan hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah,pemantauan dan evaluasi penerapan kebijakan dan
program pertanahan dan program sektoral,pengelolaan tanah negara,tanah terlantar dan tanah kritis;
3. Pengkoordinasian dalam
rangka penyiapan
rekomendasi, pembinaan,
peringatan,harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara serta penanganan tanah terlantar dan
tanah kritis; 4. Penyiapan saran tindak dan langkah – langkah penanganan serta usulan
rekomendasi,pembinaan,peringatan, harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara serta
penanganan tanah terlantar dan tanah kritis; 5. Inventarisasi potensi masyarakat marjinal,asistensi dan pembentukan kelompok
masyarakat,fasilitasi dan peningkatan akses ke sumber produktif; 6. Peningkatan partisipasi masyarakat,lembaga swadaya masyarakat dan mitra kerja
teknis pertanahan dalam rangka pemberdayaan masyarakat; 7. Pemanfaatan tanah negara,tanah terlantar dan tanah kritis untuk pembangunan;
8. Pengelolaan basis data hak atas tanah, tanah negara,tanah terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat;
9. Penyiapan usulan keputusan pembatalan dan penghentian hubungan hukum atas tanah terlantar.
Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan terdiri dari: 1. Subseksi Pengendalian Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan pengelolaan
basis data,dan melakukan inventarisasi dan identifikasi,penyusunan saran tindak dan langkah penanganan,serta menyiapkan bahan koordinasi usulan penertiban
dan pendayagunaan dalam rangka penegakan hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah ;pemantauan,evaluasi,harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan
program pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara,penanganan tanah terlantar dan tanah kritis;
2. Subseksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas menyiapkan bahan inventarisasi potensi, asistensi, fasilitasi dalam rangka penguatan penguasaan, dan
melaksanakan pembinaan partisipasi masyarakat, lembaga masyarakat, mitra kerja teknis dalam pengelolaan pertanahan, serta melakukan kerjasama
pemberdayaan dengan pemerintah kabupatenkota,lembaga keuangan dan dunia usaha,serta bimbingan dan pelaksanaan kerjasama pemberdayaan.
f. Seksi Sengketa,Konflik dan Perkara mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan penanganan sengketa,konflik dan perkara pertanahan.
Seksi Sengketa,Konflik dan Perkara mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Pelaksanaan penanganan sengketa,konflik dan perkara pertanahan;
2. Pengkajian masalah,sengketa dan konflik pertanahan; 3. Penyiapan bahan dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan secara
hukum ,penanganan
dan penyelesaian
perkara,pelaksanaan alternatif
penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan melalui bentuk mediasi, fasilitasi dan lainnya,usulan dan rekomendasi pelaksanaan putusan – putusan lembaga
peradilan serta usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang,danatau badan hukum dengan tanah;
4. Pengkoordinasian penanganan sengketa dan konflik pertanahan dan perkara pertanahan;
5. Pelaporan penanganan dan penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan dan perkara pertanahan;
Seksi Sengketa,Konflik dan Perkara terdiri dari: 1. Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan menyiapkan pengkajian
hukum,sosial,budaya,ekonomi dan politik terhadap sengketa dan konflik pertanahan, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan
hukum antara orang,danatau badan hukum dengan tanah,pelaksanaan alternatif penyelesaian sengketa melalui mediasi,fasilitasi,dan koordinasi
penanganan sengketa dan konflik; 2. Subseksi Perkara Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan penanganan dan
penyelesaian perkara,koordinasi penanganan perkara,usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang
danatau badan hukum dengan tanah, sebagai pelaksanaan putusan lembaga peradilan.
e. Sumber Daya Organisasi Suatu organisasi dapat melaksanakan tugas dan fungsinya bilamana didukung
oleh sumber daya yang memadai. Berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi mempunyai sumber daya manusia,pembiayaan
dan fasilitas sebagai berikut:
1. Keadaan Pegawai
Dalam bagian ini dikemukakan secara berurutan tentang jumlah pegawai
berdasarkan golongan dan jumlah pegawai berdasarkan pendidikan. a. Jumlah Pegawai Menurut Golongan
Golongan pegawai membedakan tingkatan atau urutan pegawai yang ada
dalam suatu organisasi yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku.Adapun golongan pegawai yang ada
di lingkungan Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi adalah seperti pada tabel sebagai berikut:
TABEL 1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Golongan
Di Lingkungan Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi Tahun 2008
Tingkat Golongan No.
Golongan
A B
C D
Jumlah
1 IV
1 1
- -
2 4
2 III
14 13
11 3
41 80
3 II
1 -
4 1
6 12
4 I
- -
1 1
2 4
Total 51
100
Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi
Berdasarkan pada tabel tersebut diatas, terlihat bahwa yang paling banyak adalah III sebanyak 40 orang atau 40 dari jumlah pegawai yang ada di Kantor
Pertanahan Kabupaten Ngawi, hal tersebut menunjukkan ketidakseimbangan golongan karena pada golongan III lebih banyak daripada golongan II dan I yang
seharusnya distribusi tersebut menganut prinsip kerucut.
b. Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan
Adapun jumlah pegawai menurut pendidikan di lingkungan Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi adalah seperti tabel sebagai berikut:
TABEL 2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan
Di Lingkungan Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi Tahun 2008 No.
Pendidikan Jumlah
1 S3
- -
2 S2
1 2
3 S1
25 49
4 DIII
- -
5 SLTA
17 33
6 SLTP
8 16
7 SD
- -
Jumlah 51
100 Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi
Berdasarkan pada tabel tersebut di atas, apabila dikaitkan dengan prinsip
ketidakseimbangan pegawai yaitu prinsip kerucut, maka nampak bahwa distribusi pendidikan tersebut masih belum seimbang, hal tersebut terlihat bahwa
pendidikan S2 sebanyak 1 orang atau 2, pendidikan SI sebanyak 25 orang atau 49,pendidikan SLTA Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sebanyak 17 orang atau
33, dan pendidikan SLTP Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama sebanyak 8 orang atau 16.
c. Sumber Dana Pembiayaan Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi merupakan kantor yang masih berstatus
instansi vertikal di daerah,mempunyai sumber pembiayaan dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara. Sumber daya keuangan tertuang dalam bentuk Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DIPA pertahun anggaran. Untuk laporan
realisasi fisik dan keuangan pelaksanaan kegiatan periode Januari sampai dengan Desember 2008 dapat dilihat dalam lampiran 2.
d. Sarana dan Prasarana Fisik Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi beralamat di Jalan Basuki Rahmat
Nomor 5 Ngawi menempati bangunan di atas tanah dengan luas 2.050 M2. Dalam pelayanan kepada masyarakat telah menggunakan sistem loket.Loket pelayanan
dibagi menjadi 4 loket, yang terdiri dari Loket 1 menangani Informasi,Loket 2 menangani tentang Penyerahan berkas permohonan dan pengaduan ,Loket 3
menangani Pembayaran biaya dan Loket 4 tentang penyerahan produk sertipikat. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat sarana
dan prasarana kantor sangat berperan dalam rangka menunjang keberhasilan dalam pelaksanaan tugas.Sarana dan prasarana dapat dilihat dalam lampiran 3.
2. Implementasi Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan Pendaftaran Tanah Pertama Kali di Kantor Pertanahan Kabupaten
Ngawi.
a. Wilayah Pelayanan
Wilayah pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi seluas
1.298,58 km2, dimana 39 atau 504,8 km2 berupa lahan pertanian. Administrasi pemerintah terdiri dari 19 kecamatan dan 217 desa, dimana 4
dari 217 desa tersebut adalah kelurahan.jumlah penduduk pada tahun 2007 adalah sebesar 882.221 jiwa. Wilayah Kabupaten Ngawi sebagian besar
merupakan wilayah kawasan hutan.Mata pencaharian penduduk Kabupaten Ngawi yang dominan adalah petani karena wilayahnya sebagian besar
merupakan daerah pertanian. b. Jenis Pelayanan
Tugas dan fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2006, dioperasionalkan dalam dua kelompok kegiatan.Kelompok pertama merupakan kegiatan menyiapkan perangkat –
perangkat yang berhubungan dengan kelompok kegiatan kedua.Kelompok kegiatan pertama adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan dan pemeliharaan fasilitas pertanahan di lapangan berupa tugu – tugu dasar teknis yang berguna bagi peningkatan bidang tanah.
b. Pembuatan dan pemeliharaan peta – peta pendaftaran tanah. c. Pembinaan Pejabat Pembuat Akta Tanah.
d. Mengumpulkan,mengolah dan menyajikan data penatagunaan tanah berupa peta topografi,peta penggunaan tanah,peta kemampuan tanah
dan peta perubahan penggunaan tanah. e. Pembuatan rencana penatagunaan tanah.
f. Menyiapkan dan melakukan pengumpulan data pengendalian
penguasaan tanah. g. Pendataan tanah obyek landreform.
h. Menyiapkan dan mengolah data – data pengurusan hak atas tanah. i.
Penyuluhan hukum pertanahan.
Sedangkan kelompok kegiatan kedua merupakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Pendaftaran peralihan hak atas tanah. b. Pendaftaran dan penghapusan hak tanggungan.
c. Pendaftaran Tanah Untuk Pertama Kali. d. Pemberian ijin perubahan penggunaan tanah.
e. Pemberian ijin Pemindahan Hak. c. Sistem Loket Pelayanan
Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi telah menerapkan pelayanan
sistem loket.Adapun loket pelayanan adalah sebagai berikut: 1. Loket 1, sebagai loket informasi yang berfungsi untuk memberikan
informasi kepada masyarakat yang berkaitan dengan pengajuan dan permohonan sertipikat hak atas tanah.
2. Loket 2, merupakan loket penerimaan berkas pengajuan dan permohonan sertipikat hak atas tanah dan berkas pengaduan dari masyarakat.
3. Loket 3, merupakan loket yang menangani tentang Perincian biaya dan pembayaran biaya pengajuan dan permohonan sertipikat.
4. Loket 4 , mengenai loket untuk penyerahan produk atau pengambilan sertipikat hak atas tanah.
d. Prosedur Pelayanan Sertifikasi Hak Atas Tanah Untuk Pendaftaran Tanah Pertama Kali.
Yang menjadi titik fokus dalam pembahasan tesis ini adalah mengenai
standar prosedur operasi pengaturan dan pelayanan pendaftaran tanah pertama
kali. Sertipikat tanah yang dimiliki oleh seseorang dimaksudkan untuk menjamin kepastian hak atas tanah, baik dari segi fisik tanah dalam arti luas
dan letak tanah, segi tata ruang tanah dalam arti kesesuaian perencanaan dan peruntukkan penggunaan tanah, maupun dari segi hukum, karena dengan
adanya sertipikat tanah maka diperoleh adanya kepastian hak dan kepastian hukum atas tanah yang dikuasai oleh seseorang maupun badan hukum.
Dalam proses sertifikasi hak atas tanah memerlukan adanya prosedur,waktu dan biaya.Proses sertifikasi tanah untuk pendaftaran tanah pertama kali dibagi
menjadi dua jenis prosedur, yang didasarkan pada status tanah, yaitu tanah negara dan tanah adat perseorangan.Tanah negara adalah bidang tanah
diatasnya tidak melekat sesuatu hak dan atau bidang tanah yang diatasnya melekat bekas hak.Sedangkan tanah adat perseorangan adalah sebagian dari
bidang tanah yang dikuasai oleh sekelompok masyarakat adat secara turun temurun dan oleh karena hubungan emosional ataupun hubungan ekonomi
telah diakui secara komunal oleh masyarakat adat itu sendiri menjadi hak milik dari seseorang anggota masyarakat adat.
Perbedaan dalam prosedur kedua status tanah terletak pada penggunaan lembaga pengumuman pada tanah adat, sedangkan pada tanah negara tidak
menggunakan pengumuman.Pada tanah adat tidak dipungut uang pemasukan ke kas negara, namun dipungut bea perolehan hak atas tanah bila telah
memenuhi ketentuan pemungutan bea perolehan hak atas tanah yang berlaku di daerah setempat.Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut:
1. Prosedur Memperoleh Tanah Negara