D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dalam penulisan tesis ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis
a. Dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran atau memberikan solusi bagi pemecahan masalah yang timbul dalam pelaksanaan Pelayanan Pendaftaran
Tanah Pertama Kali sesuai Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2005 yang belum dapat dilaksanakan secara baik di Kantor
Pertanahan Kabupaten Ngawi. b. Dapat menyumbangkan pengetahuan dan pemikiran yang bermanfaat di
bidang ilmu hukum, khususnya konsentrasi hukum kebijakan publik dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan
pendaftaran tanah.
2. Manfaat Praktis
a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat lebih meningkatkan pelaksanaan pelayanan pendaftaran tanah pada kantor pertanahan.
b. Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan dalam rangka pelaksanaan pelayanan pendaftaran tanah pada kantor pertanahan.
c. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan referensi bagi penelitian berikutnya.
BAB. II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Teori Kebijakan Publik
Kebijakan Pemerintah atau sering juga diterjemahkan sebagai kebijakan publik memiliki berbagai macam arti. Para ahli memberikan pengertian berbeda – beda
mengenai kebijaksanaan pemerintah ini, menurut Thomas R.Dye dalam Esmi Warassih, 2005: 131 mendefinisikan bahwa
public policy is whatever goverments choose to do or not to do kebijakan publik sebagai pilihan tindakan
apapun yang dilakukan atau tidak ingin dilakukan oleh pemerintah . Menurut Harold D.Laswell,Carl J. Frederick dan David Easton yang dikutip oleh Setiono 2007 : 1-2
sebagai berikut: 1. Harold D.Laswell mengemukakan bahwa kebijakan publik adalah suatu program
pencapaian tujuan, nilai –nilai dan praktek – praktek yang terarah. 2. Carl J. Frederick mengemukakan bahwa kebijakan publik adalah serangkaian
tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan – hambatan dan
kesempatan – kesempatan terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
3. David Easton mengemukakan bahwa kebijakan publik adalah sebuah proses pengalokasian nilai – nilai secara paksa kepada seluruh masyarakat yang
dibebankan oleh lembaga yang berwenang seperti pemerintah.
Menurut Anderson dan Dye dalam Solichin Abdul Wahab,1997:12-13 ada 3 tiga alasan mempelajari kebijakan negara yaitu:
Pertama, dilihat dari sudut ilmiah, kebijakan negara dipelajari dengan maksud untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai hakikat dan asal
mula kebijakan negara, berikut proses – proses yang mengantarkan
perkembangannya serta akibat – akibatnya pada masyarakat.Kedua, dilihat dari sudut alasan professional, maka studi kebijakan negara dimaksudkan untuk
menerapkan pengetahuan ilmiah di bidang kebijakan negara guna memecahkan masalah – masalah sosial sehari – hari.Sehubungan dengan ini, terkandung suatu
pemikiran tentang faktor – faktor yang membentuk kebijakan negara, katau akibat – akibat yang ditimbulkan oleh kebijakan tertentu, maka perlu dipertimbangkan
bagaimana individu, kelompok atau pemerintah dapat bertindak guna mencapai tujuan mereka.Ketiga, dilihat dari sudut alasan politis, maka mempelajari kebijakan
negara pada dasarnya dimaksudkan agar pemerintah dapat menempuh kebijakan yang tepat, guna mencapai tujuan yang tepat pula.Dengan kata lain, studi
kebijakan negara dalam hal ini dimaksudkan untuk menyempurnakan kebijakan negara yang dibuat oleh pemerintah.
Definisi tentang kebijakan tidak ada pendapat yang tunggal, tetapi menurut konsep demokrasi modern kebijakan negara tidaklah hanya berisi cetusan pikiran
atau pendapat para pejabat yang mewakili rakyat, tetapi opini publik juga mempunyai porsi yang sama besarnya untuk diisikan dalam kebijakan negara.
2. Hubungan Hukum dan Kebijakan Publik Hubungan hukum dan kebijakan publik mempunyai hubungan yang sangat
erat bagaikan dua sisi mata uang, maksudnya adalah produk hukum yang baik harus melalui proses komunikasi antara stakeholders dan antarkomponen masyarakat yang
biasa dilakukan dalam proses penyusunan kebijakan publik.Hubungan hukum dan kebijakan publik dapat dilihat dari pembentukan hukum dan formulasi
publik,implementasi dan evaluasi, menurut Bambang Sunggono 1997:63 dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Proses pembentukan kebijakan publik berangkat dari realitas yang ada di dalam masyarakat.
b. Dalam melakukan penerapan hukum membutuhkan kebijakan publik sebagai sarana yang mampu mengaktualisasikan dan mengkontekstualisasikan hukum
tersebut dengan kebutuhan dan kondisi riil yang ada di masyarakat, sebab jika responsifitas aturan masyarakat hanya sepenuhnya diserahkan pada hukum
semata, maka bukan tidak mungkin pada saatnya akan terjadi pemaksaan – pemaksaan hukum yang tidak sejalan dengan cita – cita hukum itu sendiri yang
ingin menyejahterakan masyarakat. c. Hubungan hukum dan kebijakan publik dalam hal evaluasi dapat dilakukan
dengan evaluasi peradilan administrasi dan evaluasi kebijakan publik.
Hubungan hukum dan kebijakan publik adalah saling memperkuat satu dengan yang lain.Sebuah produk hukum tanpa adanya proses kebijakan publik didalamnya
maka produk hukum itu akan kehilangan makna substansinya.Sebaliknya sebuah proses kebijakan publik tanpa adanya legitimasi hukum akan lemah pada tatanan
operasionalnya.
3. Implementasi Kebijakan