setelah lahir bayi mendadak tidak dapat menetek karena mulut sulit dibuka diikuti kaku seluruh tubuh dan kejang. Dan pada anak biasanya timbul melalui luka yang
tercemar Clostridium Tetani, mulut kaku dan sukar dibuka, punggung kaku dan melengkung mulai dari bahu sampai pimggul, kejang seluruh tubuh terutama bila ada
rangsangan cahaya atau bunyi.
2.1.3 Kebijakan dan Strategi Program Imunisasi
Menurut Depkes RI 2005, dalam melaksanakan program imunisasi Pemerintah Republik Indonesia mengambil kebijakan:
1. Penyelenggaraan Imunisasi dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat,
dengan mempertahankan prinsip keterpaduan antara pihak terkait. 2.
Mengupayakan pemerataan jangkauan pelayanan imunisasi baik terhadap sasaran masyarakat maupun sasaran wilayah.
3. Mengupayakan kualitas pelayanan yang bermutu.
4. Mengupayakan kesinambungan penyelenggaraan melalui perencanaan program dan
anggaran terpadu. 5.
Perhatian khusus diberikan untuk wilayah rawan sosial, rawan penyakit KLB dan daerah-daerah sulit secara geografis.
Melaksanakan kebijakan tersebut Pemerintah Republik Indonesia menerapkan beberapa strategi, yakni:
1. Memberikan akses pelayanan kepada swasta dan masyarakat.
2. Membangun kemitraan dan jejaring kerja.
3. Ketersediaan dan kecukupan vaksin, peralatan rantai vaksin dan alat suntik.
Universitas Sumatera Utara
4. Menerapkan sistem Pemantauan Wilayah Setempat PWS untuk menentukan prioritas
kegiatan serta tindakan perbaikan. 5.
Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga profesionalterlatih. 6.
Pelaksanaan sesuai dengan standar. 7.
Memanfaat perkembangan metoda dan teknologi. 8.
Meningkatkan advokasi, fasilitasi dan pembinaan.
2.1.4 Mekanisme Penyelenggaraan Program Imunisasi
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 2005 Nomor 1611MENKESSKXI2005 telah ditetapkan pedoman penyelenggaran program imunisasi
yang terdiri dari:
1. Penyusunan Perencanaan Program Imunisasi
Perencanaan merupakan bagian yang sangat penting dalam pengelolaan program imunisasi. Masing-masing kegiatan terdiri dari analisa situasi, alternatif pemecahan
masalah, alokasi sumber daya tenaga, dana, sarana dan waktu secara efisien untuk mencapai tujuan program. Termasuk di dalam perencanaan dirumuskan penentuan
jumlah sasaran, penentuan target cakupan, cara pencapaian target, penentuan kebutuhan vaksin, penentuan kebutuhan peralatan cold chain.
2. Pelaksanaan Pelayanan Program Imunisasi
Proses pelaksanaan pelayanan program imunisasi meliputi persiapan petugas, persiapan masyarakat, pemberian pelayanan imunisasi, dan terakhir koordinasi pelaksanaan.
Termasuk di dalam persiapan petugas adalah inventarisasi sasaran, persiapan vaksin dan peralatan rantai vaksin, dan persiapan ADS dan safety box.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya untuk mensukseskan pelayanan imunisasi, persiapan dan penggerakkan masyarakat mutlak harus dilakukan. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan kerjasama
lintas program, lintas sektoral, organisasi profesi, LSM dan petugas masyarakatkader. Kegiatan pelayanan imunisasi terdiri dari kegiatan imunisasi rutin dan tambahan. Dengan
semakin mantapnya unit pelayanan imunisasi, maka proporsi kegiatan imunisasi tambahan semakin kecil.
Program imunisasi dituntut untuk melaksanakan ketentuan program secara efektif dan efisien. Untuk itu pengelola program imunisasi harus dapat menjalankan fungsi
koordinasi dengan baik. Ada dua macam fungsi koordinasi, yaitu vertikal dan horizontal. Koordinasi horizontal terdiri dari kerjasama lintas program dan kerjasama lintas sektoral.
3. Pengelolaan Rantai Vaksin
Pengelolaan rantai vaksin meliputi pengelolaan sensitivitas vaksin terhadap suhu, pengadaan, penyimpanan, pemakaian dan distribusi vaksin.
4. Penanganan Limbah
Penyuntikan dan penanganan limbah alat suntik dalam Program Imunisasi memenuhi harus memnuhi standar “safe injection practices and safe waste disposal management”.
5. Standar Tenaga dan Pelatihan Teknis
Pemenuhan standar yang memenuhi kualifikasi terkait dengan imunisasi dengan tugas pemberian penyuluhan dan pelaksanaan imunisasi.
6. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan dalam manajemen program imunisasi memegang peranan penting dan sangat menentukan. Selain menunjang pelayanan imunisasi juga menjadi
dasar untuk membuat perencanaan maupun evaluasi.
Universitas Sumatera Utara
7. Supervisi dan Bimbingan Teknis
Tingginya cakupan saja tidak cukup untuk mencapai tujuan akhir program imunisasi yaitu menurunkan angka kesakitan dan kematian terhadap PD3I. Cakupan yang tinggi
harus disertai dengan mutu program yang tinggi pula. Untuk meningkatkan mutu program pembinaan dari atas supervisi sangat diperlukan.
8. Penelitian dan Pengembangan
Dalam melaksanakan program imunisasi, kegiatan pengembangan yang didukung dengan penelitian dan pengembangan perlu diprogramkan. Kegiatan pengembangan ini
dimaksudkan untuk menemukan, meneliti dan mencari pemecahan masalah yang timbul, sehingga kegiatan program dapat berjalan optimal dan berkembang sesuai dengan
perkembangan epidemiologi, perkembangan ilmu dan teknologi
2.1.5 Kartu Menuju Sehat KMS