2. Pembahasan Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Jenis Gangguan Pendengaran

sampel dengan lama menderita hipertensi adalah 5 tahun yaitu sebanyak 2 orang 4,3. Gangguan pendengaran jenis campuran dialami paling banyak oleh sampel yang menderita hipertensi selama 5- 10 tahun yaitu sebanyak 2 orang 66,7.

5. 2. Pembahasan

Hipertensi diduga sebagai salah satu penyakit yang menyebabkan terjadinya gangguan pendengraran. Pada penelitian yang dilakukan oleh Santoso dan Muyassaroh 2012, dikemukakan bahwa hipertensi mempunyai risiko terjadinya gangguan pendengaran sensori-neural yang lebih besar dibandingkan normotensi. Berdasarkan hasil penelitian, jenis kelamin sampel yang lebih banyak mengalami gangguan pendengaran adalah perempuan 51, hal ini berbeda dengan pendapat Metsler 2008, dimana gangguan pendengaran kurang terjadi pada perempuan karena adanya hormon estradiol yang bekerja melalui reseptor estrogen beta yang dapat memelihara sistem auditori dari trauma. Perbedaan ini mungkin disebabkan karena mayoritas sampel berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan data umur penderita hipertensi yang banyak mengalami gangguan pendengaran seperti yang bisa diliht di tabel 5.3. Sampel berusia 21-30 tahun yang mengalami gangguan pendengaran sebanyak 12 orang 15,4, sampel berusia 31-40 tahun yang mengalami gangguan pendengaran sebanyak 21 orang 26,9, sampel berusia 41 – 50 tahun yang mengalami gangguan pendengaran sebanyak 31 orang 39,7 dan sampel berusia 51 – 60 tahun yang mengalami gangguan pendengaran sebanyak 14 orang 17,9. Dapat disimpulkan bahwa penderita hipertensi yang berumur diantar 41 tahun sampai 50 tahun merupakan yang terbanyak mengalami gangguan pendengaran. Kemudian Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa gangguan pendengaran jenis konduktif dialami oleh paling banyak oleh sampel berumur 41 – 50 tahun, yaitu sebanyak 10 orang dan dialami paling sedikiti oleh sampel Universitas Sumatera Utara berumur 51 – 60, yaitu sebanyak 3 orang . Gangguan pendengaran jenis sensori- neural dialami paling banyak oleh sampel berumur 41 – 50 tahun, yaitu sebanyak 20 orang dan dialami paling sedikiti oleh sampel berumur 21 – 30, yaitu sebanyak 5 orang. Gangguan pendengaran jenis campuran dialami paling banyak oleh sampel berumur 51 – 60 tahun, yaitu sebanyak 2 orang dan tidak dialami oleh sampel berumur kurang dari 40 tahun. Dapat disimpulkan bahwa gangguan pendengaran jenis sensori- neural paling banyak dialami oleh sampel dengan usia 41 tahun sampai 50 tahun. Hal ini mungkin disebabkan pengaruh degeneratif umur yang sudah tua, sehingga mengganggu fungsi organ pendengaran dan bertambahnya proses aterosklerosis pada usia tua .Hal tersebut juga dihubungkan dengan pendapat Menurut duck, et al 1997, hipertensi menyebabkan terjadinya kerusakan pada sel-sel rambut koklea organ pendengaran. Kerusakan sel-sel rambut koklea ini disebabkan oleh proses arteriosklerosis vaskuler telinga dalam. Lama seseorang menderita hipertensi juga turut mempengaruhi terjadinya gangguan pendengaran,seperti yang dapat dilihat pada tabel 5.4. Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa sampel yang menderita hipertensi kurang dari 5 tahun sebanyak 3 orang 3,8 mengalami gangguan pendengaran, sampel yang menderita hipertensi selama 5-10 tahun sebanyak 57 orang 73,1 mengalami gangguan pendengaran dan sampel yang menderita hipertensi selama lebih dari 10 tahun sebanyak 18 orang 23,1 mengalami gangguan pendengaran. Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa gangguan pendengaran jenis konduktif, sensori-neural dan campuran dialami oleh paling banyak oleh sampel yang menderita hipertensi selama 5- 10 tahun dan paling sedikit dijumpai pada sampel yang menderita hipertensi kurang dari 5 tahun. Terjadinya gangguan pendengaran sensori-neural pada pasien yang menderita hipertensi dalam jangka waktu lama mungkin disebabkan oleh gangguan mikrosirkulasi dan iskemia pada vaskularisasi telinga dalam. Sesuai yang dikemukakan oleh suryaatmaja 2012, Telinga dalam yang mendapatkan vaskularisasi end artery sangat rentan terhadap efek dari vasospasme dan iskemia. Suplai darah koklea yang normal sangat penting untuk proses depolarisasi dan repolarisasi selrambut, Jika jaringan kapiler pada stria vaskularis tidak tersuplai darah, potensial endolimfatik akan turun, sirkulasi Universitas Sumatera Utara kalium menjadi minimal. Dengan demikian iskemia koklea diikuti penurunan fungsi koklea secara dramatis dalam beberapa detik. Dalam jangka panjang, suplai darah kaya oksigen yang tidak adekuat akan mengganggu fungsi koklea Dari seluruh data dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya hipertensi merupakan penyebab gangguan pendengaran jenis sensori- neural. Terjadinya gangguan pendengaran jenis sensori-neural pada penderita hipertensi juga dipengaruhi oleh umur dan lama nya pasien tersebut menderita hipertensi. Mekanisme terjadinya gangguan pendengaran jensi sensori-neural pada pasien hipertensi sendiri masih banyak diperdebatkan, beberapa diantaranya mengemukakan bahwa hipertensi menyebabkan kerusakan saraf pada organ pendengaran dan gangguan vaskularisasi, Penelitian terkait oleh Mondelli dan Lopes 2009 menyatakan bahwa terjadinya gangguan pendengaran sensori-neural pada pasien hipertensi adalah akibat ganguan pada mikrosirkulasi organ pendengaran oleh karena emboli, hemoragik dan vasospasme pembuluh darah. Selain hipertensi, masih banyak penyakit sistemik penyebab terjadinya gangguan pendengaran, misalnya saja diabetes meilitus, seperti yang dikemukakan oleh Bainbridge 2008 pada penelitian nya bahwa penderita diabetes mellitus mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan pendengaran berbanding yang non diabetes. Dimana gangguan pendengaran jenis sensorineural lebih banyak dialami oleh penderita diabetes mellitus dibandingkan jenis konduktif. Ini diduga karena adanya masalah perubahan patologi pada sistem vestibular dan sistem neural telinga dalam, sehingga gangguan pendengaran sensorineural terjadi. Oleh karena itu masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut bagaimana pengaruh diabetes meilitus itu sendiri terhadap organ pendengaran dan terjadinya gangguan pendengaran jenis sensori-neural. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN