55
4. Melakukan pengorbanan pribadi. Guru dengan komitmen jenis ini akan berperilaku dengan cara
menempatkan kepentingan organisasi sekolah diatas kepentingan pribadi, pengorbanan dalam hal pilihan
pribadi, serta mendukung keputusan yang mengun- tungkan organisasi sekolah walaupun keputusan
tersebut tidak disenangi.
C. Membangun Komitmen Organisasional
Mengacu teori yang dikemukakan McShane and Glinow 2005:128 tentang cara membangun komitmen,
maka cara membangun komitmen seorang guru terhadap organisasi sekolah sebagai berikut :
1. Keadilan dan dukungan Sekolah sebagai sebuah organisasi yang dibangun
dengan nilai-nilai keadilan dan dukungan yang kuat dari bawah merupakan cara efektif membangun
komitmen seorang guru kepada sekolahnya. Sekolah yang memenuhi kewajiban kepada guru, pegawai,
wali murid, masyarakat, dan siswa dengan mentaati nilai-nilai perikemanusiaan seperti keadilan, kehor-
matan, pengampunan, integritas moral jauh lebih mudah diterima dan akan memudahkan pegawai
mening
katkan komitmennya kepada sekolah tersebut.
2. Keamanan kerja Aspek lain yang ikut menentukan komitmen seorang
guru kepada institusisekolahnya adalah ancaman
56
pemberhentian. Membangun komitmen guru tidak membutuhkan jaminan sepanjang waktu akan tetapi
sekolah harus menawarkan jaminan kerja dimana guru merasakan beberapa ketetapan dan timbal balik
dari hubungan kerja.
3. Organisasi secara keseluruhan Sikap loyal seorang guru dengan organisasi sekolah
juga bisa dibangun bagaimana komunikasi dan interaksi yang dibangun secara keseluruhan.
dihubungkan dengan orang dan peristiwa di organisasi.
4. Keterlibatan guru Guru merasa menjadi bagian dari organisasi sekolah
ketika mereka dilibatkan dalam membuat keputusan dalam organisasi di masa yang akan datang.
Melalui partisipasi, guru mulai mengkaji bagaimana
organisasi sekolah mereleksikan keputusannya. Keterlibatan guru akan membangun loyalitas karena
memberikan kekuasaan yang ditunjukkan oleh kepercayaan sekolah.
5. Kepercayaan guru Kepercayaan merupakan pernyataan psikologis yang
berisikan untuk menerima sifat yang sensitif ber- dasarkan harapan positif dari perilaku orang lain.
Kepercayaan sangatlah penting untuk komitmen organisasi karena kepercayaan menyangkut hati
dari hubungan pimpinan Kepala Sekolah dengan
guru sebagai mitra. Guru diidentiikasikan dengan
57
perasaaan kewajiban untuk mengajar secara profesional bagi organisasi sekolah hanya jika guru
percaya pada pemimpinKepala Sekolah.
Dessler dalam Luthan 2008:149 memberikan pedoman untuk meningkatkan komitmen organisasional
yaitu sebagai berikut : 1. Komitmen terhadap orang.
Membangun komitmen guru pada organisasi sekolah merupakan proses yang panjang dan tidak bisa
dibentuk secara instan. Organisasi sekolah sebaiknya dibuat dalam bentuk tulisan bukan sekedar bahasa
lisan dan tindakan jauh lebih efektif dari sekedar kata-kata. Jika pimpinanKepala Sekolah ingin guru
berbuat sesuatu maka sebaiknya Kepala Sekolah tersebut mulai berbuat sesuatu, tidak sekedar kata-
kata atau bicara serta bila ingin menanamkan nilai- nilai, kebiasaan-kebiasaan, aturan-aturan, disiplin
dan lain-lain pada guru, sebaliknya Kepala Sekolah sendiri memberikan teladan dalam bentuk sikap dan
perilaku sehari-hari.
2. Menjelaskan dan mengkomunikasikan dengan baik setiap visi dan misi sekolah.
Memperjelas misi dan ideologi dalam arti jadikan visi dan misi organisasi sekolah sebagai sesuatu yang
karismatik, sesuatu yang dijadikan pijakan, dasar bagi setiap guru dan pegawai dalam berperilaku, bersikap
dan bertindak, menggunakan praktik perekrutan berbasis nilai-nilai, orientasi dan pelatihan mengelola
58
stres berbasis nilai-nilai, membangun tradisi dalam arti segala sesuatu yang baik di organisasi jadikanlah
sebagai suatu tradisi yang secara terus-menerus dipelihara, dijaga oleh generasi berikutnya.
3. Memberikan jaminan keadilan organisasi bagi setiap pegawai.
Memiliki prosedur keluhan yang komprehensif artinya bila ada keluhan atau komplain dari pihak
luar ataupun dari internal organisasi sekolah maka sekolah harus memiliki prosedur untuk mengatasi
keluhan tersebut secara menyeluruh, menyediakan komunikasi dua arah di organisasi tanpa memandang
rendah pegawai.
4. Menciptakan rasa kebersamaan dalam kelompok. Membangun nilai-nilai yang didasarkan adanya
kesamaan, organisasi membuat kebijakan dimana diantara pegawai level bawah sampai yang paling
atas tidak terlalu berbeda atau mencolok dalam kompensasi yang diterima, gaya hidup, penampilan
isik dan organisasi sebagai suatu komunitas harus bekerjasama, saling berbagi, saling memberi manfaat
dan memberikan kesempatan yang sama pada anggota organisasi serta melibatkan semua anggota
organisasi sehingga kebersamaan bisa terjalin.
5. Memberikan dukungan terhadap pengembangan karir pegawai.
Setiap pegawai, baik guru sebagai pegawai edukatif maupun karyawan sebagai pegawai non edukatif diberi
59
kesempatan yang sama untuk mengaktualisasikan diri secara maksimal di organisasi sesuai dengan
kapasitas masing-masing. Setiap pegawai dan guru masuk suatu organisasi sekolah, tentu dengan mem-
bawa mimpi, kebutuhan, dan harapan masing- masing. Untuk itu, bila ada kesempatan sekolah
sebaiknya memberi kesempatan yang sama kepada semua pegawai untuk meningkatkan karir mereka.
60
61
A. Deinisi Motivasi