125
Spencer Spencer 2003 dalam kajian kritisnya sampai pada kesimpulan bahwa kompetensi merupakan
traits individual yang bersifat permanen dan dapat
mempengaruhi kinerja seseorang. Sebab dengan kompetensi yang tinggi seorang guru akan mempunyai
motivasi diri yang tinggi pula untuk terus maju dan berkembang; mempunyai konsep diri yang jelas; serta
mempunyai bekal pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa kompe
tensi wajib dimiliki oleh seorang guru, hal ini dikarenakan kompetensi merupakan unsur
pengetahuan serta ketrampilan seseorang dalam suatu bidang. Bersinerginya pengetahuan dan ketrampilan
akan membentuk abilitas. Abilitas merupakan faktor penting dalam meningkatkan kinerja guru. Menurut
Samana dalam Rusman 2011:95 kecakapan profesional guru menunjuk pada suatu tindakan kependidikan yang
berdampak positif bagi proses belajar dan perkembangan pribadi siswa. Guru yang memiliki kompetensi yang
tinggi akan dapat menyampaikan pembelajarannya dengan baik sehingga mudah dimengerti oleh anak
didiknya.
F. Kontribusi Komitmen terhadap Kinerja Guru
Selain faktor kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru, kinerja guru juga ditentukan oleh bagaimana
komitmennya terhadap profesi sebagai seorang guru dan organisasi sekolah tempat guru tersebut bekerja.
Berikut ini penulis paparkan bagaimana sumbangan
126
komitmen guru terhadap kinerjanya, sesuai dengan hasil penelitian penulis di beberapa sekolah di Daerah
Istimewa Yogyakarta, yang dapat digambarkan sebagai berikut.
Kompetensi Kinerja Guru
0.286
0.223 0.032
0.375 0.285
0.926 JW
KTK Kualitas
Kuantitas SK
0.905 0.100
0.371 KKTS
KKTS KN
Gambar 6.2. Kontribusi Komitmen terhadap Kinerja Guru
Gambar di atas menggambarkan bahwa komitmen memiliki pengaruh sebesar 0,286 terhadap kinerja
guru. Artinya bahwa komitmen memiliki hubungan yang positif dengan kinerja guru sebesar 28,6. Dalam
penelitian ini komitmen seorang guru dilihat dari 3 dimensi, yaitu komitmen afektif KAF, komitmen
kontinuens KKTS, dan komitmen normative KN. Hasilnya menunjukan bahwa dimensi komitmen
memiliki nilai loading berturut-turut sebesar 0,905, 0,100 dan 0,371. Sedangkan untuk dimensi kinerja guru
memiliki nilai loading 0,223, 0,032, 0,375, 0,285 dan 0,926.
Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa komitmen memiliki pengaruh positif terhadap kinerja guru, hal ini
menunjukkan bahwa guru yang mempunyai komitmen yang tinggi dan berusaha menjalankan pekerjaannya
dengan baik, sebaliknya guru dengan komitmen yang rendah tidak menjalankan pekerjaannya dengan baik,
akan tetapi guru dengan komitmen rendah cenderung
127
mementingkan pribadinya dibandingkan dengan pekerjaan dan organisasi sekolah. Komitmen merupakan
kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan
tujuan organisasi.
Menurut Kreitner Kinicki 2005:274 komitmen organisasi mencerminkan bagaimana seorang individu
mengidentiikasikan dirinya dengan organisasi dan terikat dengan tujuan-tujuannya. Komitmen organi-
sasional memberi titik berat secara khusus pada kekontinuan faktor komitmen yang menyarankan
keputusan untuk tetap atau meninggalkan organisasi yang pada akhirnya tergambar dalam statistik
kehadiran dan turnover tenaga kerja. Seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya atau yang kurang
berkomitmen pada organisasi akan menarik diri dari organisasi melalui ketidakhadiran atau masuk-keluar.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arlina 2008 yang
menyatakan bahwa komitmen guru dan persepsi gaya
kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru SMA Negeri di kota Sawahlunto.
Komitmen merupakan sikap yang menggambar- kan kesetiaan guru terhadap organisasimadrasahnya.
Guru yang memiliki komitmen organisasional adalah guru yang mempunyai keinginan kuat untuk menjadi
anggota utama dari organisasinya, mempunyai kemauan kuat untuk bekerja dan berusaha bagi kepentingan
organisasi, mempunyai kepercayaan dan penerimaan
128
terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi Meyer and Allen dalam Luthan,2008:147.
Komitmen merupakan kemampuan dan kema
u an untuk menyelaraskan perilaku pribadi
dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi. Hasil penelitian ini bersesuaian dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Roesly 2012 yang
menyatakan bahwa komunikasi organisasi, komitmen, dan iklim organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru di
lingkungan sekolah. Hasil penelitian ini juga mendukung
dengan hasil penelitian Hubermen Chan, 2006:113 dan penelitian Elliot Croswell 2001 yang menyatakan
bahwa komitmen guru merupakan faktor utama penentu kinerja guru yang akhirnya akan berdampak
pada suksesnya pendidikan di masa depan.
G. Kontribusi Motivasi terhadap Kinerja Guru