Pembuatan Larutan DPPH Uji Aktivitas Antioksidan Ramawasmy, 2011 a.Uji Larutan Blanko

serbuk ampas jahe gajah kering disokletasi dengan 150 mL pelarut etanol 96 selama 5 jam. Setelah itu, dilakukan perulangan soklet selama 3 jam kembali dengan 125 mL etanol 96. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan alat rotarievaporator sampai diperoleh ekstrak etanol ampas jahe gajah kering dan ditimbang.

3.3.3. Skrining Fitokimia

Dilakukan skrining fitokimia untuk ekstrak etanol ampas jahe gajah kering :  golongan alkaloid - Pereaksi wagner - Pereaksi maeyer - Pereaksi bouchardat - Pereaksi dragendorf  golongan flavonoid - Pereaksi FeCl 3 1 - Pereaksi NaOH 10 - Pereaksi H 2 SO 4  golongan steroidterpenoid - Pereaksi Lieberman-bouchard - Pereaksi CeSO 4 1 dalam H 2 SO 4 10 - Pereaksi Salkowsky 3.3.4. Uji Sifat Antioksidan Minyak Atsiri Jahe Gajah Segar dan Ekstrak Etanol Ampas Jahe Gajah Kering dengan Metode DPPH Radikal Bebas

3.3.4.1. Pembuatan Larutan DPPH

Larutan DPPH 0.3 mM dibuat dengan melarutkan 11,85 mg serbuk DPPH dalam etanol p.a. pada labu takar 100 mL, kemudian dihomogenkan. 3.3.4.2. Pembuatan Variasi Minyak Atsiri Jahe Gajah Segar dan Ekstrak Etanol Jahe Gajah Kering yang akan Diuji Minyak atsiri jahe gajah segar dibuat larutan induk 1000ppm : dengan melarutkan 0.025 g dengan pelarut etanol dalam labu takar 25 mL. Kemudian dari larutan induk dibuat lagi variasi konsentrasi larutan 25, 50, 125, 250 ppm untuk diuji aktivitas antioksidannya. Dilakukan perlakuan yang sama untuk membuat variasi dari ekstrak etanol ampas jahe gajah kering. Universitas Sumatera Utara

3.3.4.3. Uji Aktivitas Antioksidan Ramawasmy, 2011 a.Uji Larutan Blanko

Sebanyak 1 mL larutan DPPH 0.3 mM ditambahkan 2,5 mL etanol, dihomogenkan dalam tabung reaksi dan dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap. Setelah itu, diukur absorbansi dengan panjang gelombang maksimum = 518 nm.

b. Uji Aktivitas Antioksidan Sampel

Sebanyak 1 mL larutan DPPH 0.3 mM ditambahkan 2,5 mL sampel, dihomogenkan dalam tabung reaksi dan dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap. Setelah itu, diukur absorbansi dengan panjang gelombang maksimum = 518 nm. [ sampel yang dipakai : minyak atsiri jahe gajah segar serta ekstrak etanol ampas rimpang jahe gajah kering dengan variasi konsentrasi 25, 50, 125, 250 ppm] 3.3.5. Aplikasi Sifat Antioksidan Minyak Atsiri Jahe Gajah Segar, Ekstrak Etanol Ampas Jahe Gajah Kering terhadap Lipida pada Daging Ikan Nila Oreochromis Niloticus

3.3.5.1. Penyiapan Sampel Daging Ikan Nila Tabel 3.1.Formulasi Sampel

Keterangan : a = kondisi segar b = penyimpanan selama 5 hari pada suhu 4 o C Disiapkan kebutuhan untuk penyiapan sampel daging ikan nila sesuai formulasi sampel diatas. Setelah itu pencampuran untuk S a , S b , S 1 b dan S 2 b diblender agar campuran daging merata. Sampel Jenis Ekstrak Daging ikan nila g Volume ekstrak mL S a - 100 S b - 100 - S 1 b Minyak atsiri jahe gajah segar 5 100 1 S 2 b Ekstrak etanol ampas jahe gajah kering 5 100 1 Universitas Sumatera Utara

3.3.5.2. Ekstraksi Lipida dari Sampel Daging Ikan Nila Hara, 1978

Sebanyak 100 g sampel daging ikan nila yang telah dipreparasi “S a ” ditambah 400 ml heksana : isopropanol 3:2. Campuran diblender selama 2 menit. Kemudian suspensi disaring dengan penyaring Buchner hingga residu menjadi kering. Residu kembali diblender dengan 180 ml heksana : isopropanol 3:2 selama 1 menit, disaring dan residu yang diperoleh dicuci lagi dengan 150 ml heksana : isopropanol 3:2, disaring. Filtrat hasil ekstraksi dikumpulkan pada corong pisah. Kemudian dicampurkan dengan penambahan 80 ml larutan Na 2 SO 4 6,67 dan dihomogenkan selama 1 menit, didiamkan dan dipisahkan. Lapisan atas ditambah dengan 5 gram Na 2 SO 4 anhidrous, disaringdan dipekatkan dengan menggunakan alat rotari evaporator. Ditimbang lipida yang diperoleh. Dengan prosedur yang sama seperti diatas dilakukan untuk sampel S b , S 1 b dan S 2 b . [larutan Na 2 SO 4 6,67 yang dipakai adalah dengan melarutkan 1 g Na 2 SO 4 anhidrous ke dalam 15 ml air suling] Lipida yang diperoleh dari hasil ekstraksi sampel “S a ” dilakukan uji GC sedangkan yang diperoleh dari hasil ekstraksi sampel “S b , S 1 b dan S 2 b . ” dianalisa dengan spektrofotometer FT-IR.

3.3.5.3. PenentuanBilangan Peroksida

Sebanyak 0.5 g minyak dari “S b ” dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Kemudian ditambahkan 30 ml campuran larutan asam asetat glasial-kloroform dengan perbandingan 3:2. Setelah itu, ditambahkan 0.5 ml larutan KI jenuh, ditutup dan dikocok selama + 2 menit. Kemudian ditambahkan 30 ml air suling dan dilakukan titrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 0.0036N hingga larutan kuning pucat, ditambahkan 1 ml indikator amilum 1 yang kemudian dititrasi kembali dengan Na 2 S 2 O 3 0.0036N sampai warna yang terbentuk hilang, dihitung dan dicatat volume Na 2 S 2 O 3 0.0036N. Dengan prosedur yang sama seperti diatas dilakukan untuk sampel S 1 b dan S 2 b . Universitas Sumatera Utara 3.4. Bagan Penelitian 3.4.1. Ekstraksi Jahe Gajah

3.4.1.1. Ekstraksi Minyak Atsiri Jahe Gajah Segar

Jahe gajah segar dicuci bersih dirajang kecil-kecil ditimbang 600 gram 600 gram jahe gajah segar dimasukkan ke dalam labu Stahl 2L ditambah air suling + ¾ isi labu dipasang alat destilasi Stahl dipanaskan selama 4-5 jam minyak atsiri dan sedikit air residu ampas jahe gajah dipindahkan dalam botol vial ditambahkan Na 2 SO 4 anhidrous ditutup rapat dan disimpan dalam lemari pendingin minyak atsiri dikering-anginkan selama 7 hari pada ruang terbuka ampas jahe gajah kering diblender serbuk ampas jahe gajah GC-MS Uji aktivitas antioksidan Aplikasi pada daging ikan nila didekantasi ditimbang Universitas Sumatera Utara 3.4.1.2.Ekstraksi Ampas Jahe Gajah Kering dengan Etanol 25 g serbuk ampas jahe gajah kering disokletasi dengan 150 mL etanol 96 selama 5 jam filtrat I residu I disokletasi kembali dengan 125 mL etanol 96 selama 3 jam filtrat II residu II ekstrak etanol ampas jahe gajah diuapkan dengan rotarievaporator ekstrak etanol jahe gajah kering ditimbang Uji Skrining fitokimia Uji Aktivitas Antioksidan Aplikasi pada daging ikan nila dimasukkan ke dalam labu rotarievaporator Universitas Sumatera Utara 3.4.2. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Ampas Jahe Gajah Kering 3.4.3. Uji Sifat Antioksidan Minyak Atsiri Jahe Gajah Segar dan Ekstrak Etanol Ampas Jahe Gajah Kering dengan Metode DPPH Radikal Bebas

3.4.3.1. Pembuatan Larutan DPPH

ekstrak etanol ampas jahe gajah kering dimasukkan ke dalam tabung reaksi secukupnya diskrining fitokimia dengan penambahan pereaksi untuk masing-masing golongan golongan alkaloid golongan flavonoid golongan steroidterpenoid dengan pereaksi wagner dengan pereaksi maeyer dengan pereaksi bouchardart dengan pereaksi dragendorf dengan pereaksi FeCl 3 1 dengan pereaksi NaOH 10 dengan pereksi H 2 SO 4 dengan pereaksi Lieberman-bouchard dengan pereaksiCeSO 4 1 dalam H 2 SO 4 10 dengan pereaksi salkowsky Hasil Hasil Hasil 11,85 mg serbuk DPPH dimasukkan ke dalam labu takar 100mL ditambahkan etanol p.a. hingga garis batas dihomogenkan larutan DPPH 0.3mM Universitas Sumatera Utara 3.4.3.2. Pembuatan Variasi Minyak Atsiri Jahe Gajah Segar dan Ekstrak Etanol Ampas JaheGajah Kering 0.025 gram sampel dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL dihomogenkan ditambahkan dengan pelarut yang sesuai dengan sampel hingga garis tanda 25 mL larutan induk 1000 ppm dimasukkan ke dalam labu takar 100mL ditambahkan dengan pelarut yang sesuai dengan sampel hingga garis tanda dihomogenkan 100 mL larutan 250 ppm dibuat variasi 125 ppm dan 50 ppm dipipet 12,5 mL dengan pipet ukur dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL dihomogenkan ditambahkan dengan pelarut yang sesuai dengan sampel hingga garis tanda dipipet 5 mL dengan pipet volum dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL dihomogenkan ditambahkan dengan pelarut yang sesuai dengan sampel hingga garis tanda 25 mL larutan 125 ppm 25 mL larutan 50 ppm dipipet 5 mL dengan pipet volum dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL dihomogenkan ditambahkan dengan pelarut yang sesuai dengan sampel hingga garis tanda 25 mL larutan 25 ppm Universitas Sumatera Utara

3.4.3.3. Uji Aktivitas Antioksidan Ramawasmy, 2011 a. Uji Blanko

b. Uji Sampel

1 mL larutan DPPH 0.3 mM dimasukkan ke dalam tabung reaksi ditambahkan 2,5 mL etanol p.a dihomogenkan dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap diukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum = 518 nm Hasil 1 mL larutan DPPH 0.3 mM dimasukkan ke dalam tabung reaksi ditambahkan 2,5 mL sampel dihomogenkan dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap diukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum = 518 nm Hasil Universitas Sumatera Utara 3.4.4.Aplikasi Antioksidan Minyak Atsiri Jahe Gajah Segar dan Ekstrak Etanol dari Jahe Gajah Kering terhadap Lipida pada Daging Ikan Nila 3.4.4.1.Penyiapan Sampel Daging Ikan 400 g daging ikan nila dibersihkan dipotong kecil-kecil dipisah menjadi 4 bagian sampel 100 g daging ikan disimpan selama 5 hari pada suhu 4 o C 100 g daging ikan 100 g daging ikan 100 g daging ikan sampel S a diaduk disimpan selama 5 hari pada suhu 4 o C diaduk disimpan selama 5 hari pada suhu 4 o C ditambah 1mL minyak atsiri jahe gajah segar 5 ditambah 1mL ekstrak etanol ampas jahe gajah kering 5 sampel S b sampel S 1 b sampel S 2 b diblender Universitas Sumatera Utara 3.4.4.2.Ekstraksi Lipida Sampel Daging Ikan Nila sampel S a ditambahkan 400 mL n-heksana : isopropanol 3:2 diblender selama 2 menit larutan suspensi disaring dengan corong buchner residu I filtrat I ditambahkan 180 mL n-heksana : isopropanol 3:2 selama 1 menit disaring dengan corong buchner residu II filtrat II dicuci dengan 150 mL n-heksana : isopropanol 3:2 selama 1 menit disaring dengan corong buchner residu III filtrat III filtrat bening kekuningan Universitas Sumatera Utara Dengan prosedur yang sama dilakukan untuk sampel “S b ”, “S 1 b ”dan” S 2 b ” Lipida hasil ekstraksi dari sampel “S a ” hanya dilakukan analisa GC Lipida hasil ekstraksi dari sampel “S b ”, “S 1 b ”,” S 2 b ” dilakukan penentuan bilangan peroksida dengan titrasi iodometri dan spektrofotometer FT-IR dimasukkan ke dalam corong pisah ditambahkan dengan 80 mL larutan Na 2 SO 4 6,67 dihomogenkan selama 1 menit didiamkan dipisahkan lapisan atas bening kekuningan lapisan bawah bening dipekatkan dengan alat rotarievaporator lipida ikan ditimbang dipindahkan dalam erlenmeyer ditambahkan 5 gram Na 2 SO 4 anhidrous disaring residu lapisan tengah bening keruh filtrat bening kekuningan filtrat bening kekuningan Universitas Sumatera Utara

3.4.4.3. Penentuan Bilangan Peroksida

Dengan prosedur yang sama dilakukan untuk sampel “S 1 b ” dan ” S 2 b ” 0,5 g minyak sampel S b dimasukkan ke dalam erlenmeyer ditambahkan 30 ml asam asetat glasial : kloroform 3 :2 ditambahkan 0,5 KI jenuh ditutup dikocok selama + 2 menit ditambahkan 30 ml aquadest dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 0,0036N larutan kuning pucat ditambahkan 1 ml indikator amilum 1 dititrasi kembali dengan Na 2 S 2 O 3 0,0036N larutan bening dicatat volume Na 2 S 2 O 3 0,0036N yang terpakai dihitung bilangan peroksida Hasil Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1.Ekstraksi Jahe Gajah

4.1.1.1. Hasil Isolasi Minyak Atsiri Jahe Gajah Segar

Minyak atsiri jahe gajah segar diperoleh dengan metode hidrodestilasi menggunakan alat stahl. Proses ini dilakukan secara triplo. Hasilnya seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 . Minyak Atsiri Jahe Gajah Segar yang Diperoleh dengan Metode Hidrodestilasi Hidrodestilasi Rata-rata 1 2 3 Berat minyakg Kadar minyak 0,64 0,107 0,58 0,097 0,60 0,1 0,61 0,101 Keterangan : berat sampel jahe gajah segar sebesar 600 g Kemudian minyak atsiri yang diperoleh dianalisis komponen senyawa kimianya dengan GC-MS seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1. Gambar 4.1. Kromatogram Komponen Kimia Minyak Atsiri Jahe Gajah Segar Waktu retensi Inte nsit as re latif Universitas Sumatera Utara Pada kromatogram tersebut ada terdapat 34 komponen senyawa kimia pada minyak atsiri jahe gajah segar dimana senyawa-senyawa tersebut diinterpretasi secara fragmentasi massa yang disesuaikan dengan Library Wiley 229. Hasil interpretasi tersebut menunjukkan komponen-komponen kimia senyawa atsiri yang dominan pada jahe gajah segar Tabel 4.2 dan komponen-komponen senyawa lain yang persentasenya dibawah 5 Tabel 4.2.1. Tabel 4.2. Komponen Senyawa Kimia Minyak Atsiri Jahe Gajah Segar yang dominan Peak Waktu retensi Kandungan Senyawa yang mungkin 17 13,238 13,97 Geranial 8 9,800 12,60 1,8-Sineole 15 12,705 10,94 Neral 4 6,558 8,63 Kamfen 24 16,718 6,17 Zingiberen Tabel 4.2.1. Komponen Senyawa Kimia Minyak Atsiri Jahe Gajah Segar lain yang persentasenya di bawah 5 Peak Waktu retensi Kandungan Senyawa yang mungkin 27 17,138 4,30 β-seskuifelandren 3 6,154 3,65 α-pinen 26 16,899 3,40 isokariofilen 28 17,537 3,30 Elemol 11 11,343 3,30 Borneol

4.1.1.2. Hasil Ekstraksi Ampas Jahe Gajah Kering dengan Metode Sokletasi

Ekstraksi ampas jahe gajah yang telah kering dilakukan secara triplo dengan alat soklet menggunakan pelarut etanol 96 sebanyak 150 mL sehingga diperoleh ekstrak yang berwarna cokelat dan persentasenya seperti pada Tabel 4.3 Tabel 4.3. Hasil Ekstraksi Ampas Jahe Gajah Kering Keterangan: berat sampel serbuk ampas jahe gajah kering sebesar 25 g Sokletasi Rata-rata 1 2 3 Berat ekstrak g Kadar ekstrak 3,4 13,6 3,12 12,48 2,78 11,12 3,1 12,4 Universitas Sumatera Utara Ekstrak etanol dari ampas jahe gajah kering yang diperoleh diuji dengan skrining fitokimia untuk mengetahui adanya komponen senyawa alkaloida, flavonoida, terpenoidasteroida, yang ditunjukkan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Ampas Jahe Gajah Kering Golongan Pereaksi Ekstrak etanol ampas jahe gajah Alkaloida Dragendorf - Bouchardart - Maeyer - Wagner - Terpenoida Steroida Salkowsky - Liebermann-Bouchard - CeSO 4 1 dalam H 2 SO 4 10 - Flavonoida NaOH 10 - FeCl 3 1 + H 2 SO 4 p - Keterangan : - : tidak terjadi perubahan warna + : terjadi perubahan warna Perubahan warna yang terjadi menunjukkan adanya kandungan komponen senyawa alkaloida, flavonoida, terpenoidasteroida sesuai dengan pereaksi yang ditambahkan. 4.1.2. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri Jahe Gajah Segar dan Ekstrak Etanol Ampas Jahe Gajah Kering Minyak atsiri dari jahe gajah segar dan ekstrak pekat etanol ampas jahe gajah dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH radikal bebas untuk diperoleh nilai IC 50 dengan dilakukan pengamatan secara spekstrofometri UV-Visible Absorbansi yang diukur terlampir pada Lampiran 3.2 pada panjang gelombang maksimum 518 nm Ramawasmy, 2011. IC 50 dari minyak atsiri jahe gajah segar = 1.218,70 µgml IC 50 dari ekstrak etanol ampas jahe gajah kering = 1.107,70 µgml Universitas Sumatera Utara 4.1.3. Hasil Aplikasi Minyak Atsiri Jahe Gajah Segar dan Ekstrak Etanol Ampas Jahe Gajah Kering pada Daging Ikan Nila Ekstraksi lipida dari daging ikan nila dilakukan dengan metode Hara yang dimodifikasi Hara, 1978. Dimana pada 100 g daging ikan nila diberi perlakuan yaitu penambahan minyak atsiri jahe gajah segar 5 sebanyak 1 ml dan ekstrak etanol ampas jahe gajah kering 5 sebanyak 1 ml dengan penyimpanan selama 5 hari pada suhu 4 o C. Ekstraksi yang dilakukan memakai pelarut n-heksana : isopropanol 3:2. Hasilnya seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Hasil Ekstraksi Lipida dari Sampel Daging Ikan Nila Sampel Daging S a S b S 1 b S 2 b Berat Lipida g Kadar Lipida 3.674 0,037 3.848 0,038 3.755 0,038 3.741 0,037 Keterangan : S a = Daging Ikan Nila Segar S b =Daging ikan nila penyimpanan 5 hari S 1 b =Daging ikan nila + 1 ml minyak atsiri jahe gajah 5 penyimpanan 5 hari S 2 b = Daging ikan nila + 1 ml ekstrak etanol ampas jahe gajah 5 penyimpanan 5 hari Untuk mengetahui pengaruh antioksidan terhadap oksidasi lipida maka dilakukan uji GC terhadap lipida dari daging ikan segar “S a ” agar mengetahui kadar asam lemak tidak jenuh yang menjadi sumber dari oksidasi lipida. Hasilnya seperti yang terdapat pada Lampiran 8. Sedangkan, lipida yang diperoleh dari ekstraksi sampel daging ikan nila yang ditambahkan minyak atsiri jahe gajah segar 5 dan ekstrak etanol ampas jahe gajah kering 5 maupun tanpa penambahan antioksidan “S b , S 1 b , S 2 b ” diuji bilangan peroksida dengan metode titrasi iodometri Tabel 4.6 dan FT-IR Lampiran 5 - 7 Tabel 4.6. Hasil Penentuan Bilangan Peroksida pada Minyak dari Daging Ikan Nila dengan Metode Iodometri Sampel Lipida dari Daging Ikan Nila S b S 1 b S 2 b Bilangan peroksida meqkg 16,992 13,824 13,104 Berdasarkan analisis FT- IR pada sampel minyak dari “S b , S 1 b , S 2 b ” diperoleh puncak-puncak serapan yang sekaligus menunjukkan Transmitansi pada masing- Universitas Sumatera Utara masing puncak. Adapun Transmitansi untuk puncak gugus hidroperoksida dari hasil ekstraksi lipida dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Hasil Analisis FT-IR untuk Transmitansi Hidroperoksida dari Hasil Ekstraksi Sampel Lipida “S b , S 1 b , S 2 b ” S b S 1 b S 2 b Transmitansi -OOH 16,125 20,7 32,521 Universitas Sumatera Utara 4.2. Pembahasan 4.2.1.Ekstraksi Jahe Gajah

4.2.1.1. Isolasi Minyak Atsiri Jahe Gajah Segar

Isolasi minyak atsiri jahe gajah segar dilakukan secara hidrodestilasi menggunakan stahl. Berat minyak atsiri diperoleh sebanyak 0,61 g 0,101. Minyak atsiri jahe gajah segar yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisa dengan GC-MS yang disesuaikan dengan library wiley 229, maka diperoleh kandungan utama dari minyak atsiri jahe gajah segar yaitu sitral 13,97, 1,8 sineol 12,06, neral 10,94, kamfen 8,63, dan zingiberen 6,17 dimana senyawa yang paling dominan adalah sitral sedangkan zingiberen hanya 6,47. Hasil yang diperoleh berbeda dengan hasil sebelumnya, yaitu minyak atsiri jahe segar dari Zingiber Officinale dan variasinya yang diperoleh secara hidrodestilasi yang dianalisis dengan kombinasi GC kapiler dan GC-MS. Komponen-komponen utama yang ditemukan antara lain : Z.Officinale common ginger yaitu zingiberen 16,70, [E,E]- α-farnesen 13,10, geranial 7,6; Z.officinale var. Rubrum jahe merah yaitu kamfen 15,76, geranial 12,66 dan ar-kurkumen 9,71; Z.Officinale var. Rubrum Theilade halia bara yaitu geranial 28,43, neral 14,20 dan geranil asetat 8,77; Z.Officinale var. Rubrum Theilade halia padi yaitu geranial 28,43, neral 15,58 dan β-seskuifelandren 6,44 Zachariah, 2008. Hal ini disebabkan karena faktor-faktor seperti asal, sampling, prosedur pengolahan, suhu, kondisi iklim dan metodologi analitis secara keseluruhan dapat berkontribusi pada variasi yang ditemukan dalam komposisi minyak atsiri Zachariah, 2008; Padalia, 2011. Berikut ini adalah pola fragmentasi yang mungkin dari beberapa senyawa McLafferty, 1988 antara lain:

1. Spektrum massa dari Geranial

Berdasarkan hasil analisis dengan GC-MS yang telah di sesuaikan dengan Library Wiley 229, maka spektrum geranial ditunjukkan pada Gambar 4.2. Keterangan : A = Data spektrum massa hasil analisa GC-MS ; B = Library Wiley 229 yang merupakan data pembanding Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2. Spektrum Massa Geranial Adapun pola fragmentasi yang mungkin dari senyawa geranial ditunjukkan Gambar 4.3. Gambar 4.3. Pola Fragmentasi yang mungkin dari Spektrum Senyawa Geranial A B O geranial + e - O -2e - me = 152 O HC CH C H 3 C H 2 C O CH 2 CH C me = 152 _ 83 CH 2 CH C H 2 C me = 69 CH 2 H 2 C 28 _ O me = 152 _ CH 3 15 C O C CH CH O C HC C CH CH O C HC me = 137 CH 2 CH 2 28 _ HC C C H CH O C C CH H 3 C _ 40 C HC CH O C C C O H H me = 109 me = 69 C O _ 28 H C me = 41 Universitas Sumatera Utara 2. Spektrum massa dari 1,8-sineol Berdasarkan hasil analisis dengan GC-MS yang telah di sesuaikan dengan Library Wiley 229, maka spektrum 1,8-sineol ditunjukkan pada Gambar 4.4. Gambar 4.4. Spektrum massa dari 1,8-sineol Adapun pola fragmentasi yang mungkin dari 1,8-sineol ditunjukkan pada gambar 4.5. Gambar 4.5. Pola Fragmentasi yang mungkin dari Spektrum Senyawa 1,8-Sineol B A O 1,8 - sineol +e - - 2e - O me = 154 me = 15 O H 2 C HC H 2 C CH 2 C CH 2 CH 3 C O _ me = 139 96 me = 43 me = 139 H 3 C C CH 3 O HC HC O _ 15 58 me = 81 40 _ me = 41 O O O O H H 2 C C H HC CH 3 CH 3 _ _ Universitas Sumatera Utara 3. Spektrum massa dari neral Berdasarkan hasil analisis dengan GC-MS yang telah di sesuaikan dengan Library Wiley 229, maka spektrum neral ditunjukkan pada Gambar 4.6. Gambar 4.6. Spektrum Massa dari Neral Adapun pola fragmentasi yang mungkin dari neral ditunjukkan pada gambar 4.7. Gambar 4.7. Pola Fragmentasi yang mungkin dari Spektrum Senyawa Neral B A O neral + e - O -2e - me = 152 _ O me = 152 HC CH C CH 3 H 2 C O CH 2 H C C CH 2 H C C H 2 C 83 _ me = 69 CH 2 H 2 C _ 28 C me = 41 O CH C O CH 3 _ me = 152 15 CH C O me = 137 CH C CH H C C O CH C C H H C CH O H CH CH 3 H 3 C C CH C O HC 43 me = 94 H H Universitas Sumatera Utara 4. Spektrum massa dari kamfen Berdasarkan hasil analisis dengan GC-MS yang telah di sesuaikan dengan Library Wiley 229, maka spektrum kamfen ditunjukkan pada Gambar 4.8. Gambar 4.8. Spektrum Massa dari Senyawa Kamfen Adapun pola fragmentasi yang mungkin dari kamfen ditunjukkan Gambar 4.9. Gambar 4.9. Pola Fragmentasi yang mungkin dari Spektrum Senyawa Kamfen A B kamfen + e - -2e - CH 2 me = 136 15 me = 121 _ H 2 C CH 2 28 C me = 93 _ HC CH C me = 67 26 CH 2 C CH 2 CH 2 H C H C CH 2 C H CH CH 2 CH 3 me = 136 _ H C C H CH Universitas Sumatera Utara 5. Spektrum massa dari zingiberen Berdasarkan hasil analisis dengan GC-MS yang telah di sesuaikan dengan Library Wiley 229, maka spektrum zingiberen ditunjukkan pada Gambar 4.10. Gambar 4.10. Spektrum Massa dari Senyawa Zingiberen Adapun pola fragmentasi yang mungkin dari zingiberen ditunjukkan Gambar 4.11. Gambar 4.11. Pola Fragmentasi yang mungkin dari Spektrum Senyawa Zingiberen B A Zingiberen +e - - 2e - me = 204 CH me = 204 HC CH 3 CH 3 _ 43 CH 2 CH me =161 42 _ CH CH CH CH _ me =119 26 me =93 H C C H 2 C CH 2 H 2 C C H 2 H H C CH HC H H 2 C CH CH Universitas Sumatera Utara

4.2.1.2. Ekstrak Ampas Jahe Gajah Kering dengan Metode Sokletasi

Ekstraksi dengan metode sokletasi dilakukan terhadap ampas jahe gajah kering dengan pelarut etanol 96 sehingga diperoleh ekstrak pekat 3,1 g 14,12. Berdasarkan uji skrining fitokimia, ekstrak etanol ampas jahe gajah kering hanya menunjukkan adanya senyawa golongan flavonoid dimana dengan pereaksi FeCl 3 1 terjadi perubahan warna cokelat menjadi warna hitam.Perubahan warna yang terjadi dan juga pereaksi yang dipergunakan pada skrining fitokimia sesuai dengan literatur metode fitokimia Harbone, 1987. 4.2.2. Aktivitas AntioksidanMinyak Atsiri Jahe Gajah Segar dan Ekstrak Etanol Ampas Jahe Gajah Kering Minyak atsiri dari jahe gajah segar dan ekstrak pekat etanol ampas jahe gajah kering dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH radikal bebas untuk diperoleh nilai IC 50 dengan dilakukan pengamatan secara spekstrofometri UV-Visible pada panjang gelombang maksimum 518 nm Ramawasmy, 2011. Adapun mekanisme utama peredaman radikal DPPH adalah sebagai berikut: DPPH· + AH DPPH-H + A· Pada uji DPPH, peredaman radikal DPPH diikuti dengan pemantauan penurunan absorbansi pada panjang gelombang maksimum yang terjadi karena pengurangan oleh antioksidan AH atau reaksi dengan spesiradikal R ·. Data yang sering dilaporkan sebagai IC 50 , merupakan konsentrasi antioksidan yang dibutuhkan untuk 50 peredaman radikal DPPH pada periode waktu tertentu 15-30 menit Pokorny, 2001. DPPH sering dipakai karena menunjukkan suatu radikal yang stabil seperti pada Gambar 4.12 Ionita, 2005. Gambar 4.12 . Kestabilan radikal bebas DPPH N N NO 2 O 2 N O 2 N H + _ N N NO 2 O 2 N O 2 N N N O 2 N O 2 N NO 2 Universitas Sumatera Utara Dari hasil analisis dengan UV-Visble diperoleh absorbansi dari masing-masing, dimana dengan persamaan Least square akan diperoleh nilai IC 50 Lampiran 3. Untuk minyak atsiri jahe gajah segar diperoleh IC 50 sebesar 1.218,70 µgmL dan untuk ekstrak etanol ampas jahe gajah kering diperoleh sebesar 1.107,70 µgmL. Bila dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yaitu dengan bahan jahe kering menunjukkan bahwa IC 50 minyak atsiri sebesar 65,5 µgmL El-baroty, dkk, 2010 dan ekstrak etanol memiliki peredaman terhadap radikal bebas DPPH sebesar 95,1 µgmL Morakinyo, dkk, 2011. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian minyak atsiri yang diperoleh, memberikan hasil peredaman radikal bebas DPPH sebesar 50 lebih kecil dibanding penelitian sebelumnya, yang disebabkan karena proses hidrodestilasi yang dilakukan akan membuat komponen minyak seperti ester sensitif terhadap hidrolisis sementara yang lain-lain seperti hidrokarbon asiklik monoterpen dan aldehida rentan terhadap polimerisasi karena pH air sering berkurang selama destilasi. Komponen teroksigenasi seperti fenol memiliki kecenderungan untuk larut dalam air Handa,2008. Ketika minyak atsiri di pisahkan oleh destilasi uap. Aktivitas antioksidannya, bagaimanapun, sebagian hilang bahkan sebagai minyak atsiri memiliki beberapa aktivitas antioksidan biasanya tidak terlalu tinggi Pokorny, 2001. Maka dari itu aktivitas antioksidan minyak atsiri yang diperoleh sangat lemah. Untuk aktivitas antioksidan dari ekstrak ampas jahe gajah kering yang diperoleh lebih kecil dari pada hasil penelitian terhadap jahe segar yang dikeringkan. Hal ini dikarenakan bahan ampas yang dipakai merupakan sisa hasil destilasi air stahl telah berkurang komponen senyawa fenolik yang bersifat sebagai antioksidan pada saat destilasi stahl sedang berlangsung, yang mungkin terjadinya kontak langsung antara sampel dengan air panas. Dimana Purnomo, 2010 menunjukkan bahwa ekstrak air panas jahe gajah segar dengan pemanasan 100 + 1 o C selama 6 menit menunjukkan aktivitas antioksidan metode DPPH sebesar 84,21 + 0,18 , dan juga karena pemisahan minyak atsiri secara destilasi air karena tidak hanya resin non-volatil dari rempah-rempah, tetapi juga minyak atsiri dari berbeda jenis rempah adalah aktif sebagai antioksidan. Setelah pemisahan minyak atsiri dari rempah tersebut, maka sisa fraksi non-volatil akan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih rendah daripada bahan aslinya Zeuthen, 2003. Oleh karena itu, aktivitas antioksidan untuk ekstrak etanol ampas jahe gajah kering yang diperoleh sangat lemah. Universitas Sumatera Utara

4.2.3. Aplikasi Sifat Antioksidan terhadap Daging Ikan Nila

Dokumen yang terkait

Aktivitas Antioksidan Edible Film Galaktomanan Yang Diinkorporasi Dengan Ekstrak Rimpang Jahe Pada Daging Ikan Nila

3 79 89

Analisis Secara GC-MS Komponen Minyak Atsiri dari Rimpang Tanaman Jerangau (Acorus calamus) Hasil isolasi Menggunakan Metode Hidrodestilasi Dibandingkan dengan Destilasi Uap

8 80 131

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. amarum) dengan GC-MS dan Uji Antioksidan Menggunakan Metode DPPH

32 249 106

Aktivitas Antioksidan Komponen Minyak Atsiri Bahan Segar Dan Ekstrak Etanol Dari Ampas Rimpang Jahe Gajah Serta Aplikasi Terhadap Daging Ikan Nila

1 51 97

Analisis Secara Gc-Ms Komponen Minyak Atsiri Dari Rimpang Tanaman Jerangau (Acoruscalamus) Hasil Isolasi Menggunakan Metode Hidrodestilasi Dibandingkan Dengan Destilasi Uap

7 81 131

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Aktivitas Antioksidan Komponen Minyak Atsiri Bahan Segar Dan Ekstrak Etanol Dari Ampas Rimpang Jahe Gajah Serta Aplikasi Terhadap Daging Ikan Nila

0 0 28

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMPONEN MINYAK ATSIRI BAHAN SEGAR DAN EKSTRAK ETANOL DARI AMPAS RIMPANG JAHE GAJAH SERTA APLIKASI TERHADAP DAGING IKAN NILA SKRIPSI EDY TANTONO

0 0 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Aktivitas Antioksidan Komponen Minyak Atsiri Bahan Segar Dan Ekstrak Etanol Dari Ampas Rimpang Jahe Gajah Serta Aplikasi Terhadap Daging Ikan Nila

0 0 28

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMPONEN MINYAK ATSIRI BAHAN SEGAR DAN EKSTRAK ETANOL DARI AMPAS RIMPANG JAHE GAJAH SERTA APLIKASI TERHADAP DAGING IKAN NILA SKRIPSI EDY TANTONO

0 0 14