Hidroperoksida juga bisa terbentuk oleh foto-oksidasi jika cahaya bekerja pada lemak  dengan  kehadiran  sebuah  sensitizer.  Namun,  dekomposisi  hidroperoksida
adalah  reaksi  energi  rendah  untuk  inisiasi  autoksidasi,  dan  komposisi  dari  volatil aroma-tak sedap yang terbentuk biasanya merupakan karakteristik produk autoksidasi
Pokorny, 2001.
2.3.3. Mekanisme Autoksidasi
Sebagai reaksiradikal bebas, autoksidasiberlangsung dalam tigalangkah yang berbeda. Gambar 2.2
Inisiasi X·
+ RH
R· +
XH Propagasi
R· +
O
2
ROO· ROO·  +
R’-H ROOH  +
R ’·
Terminasi ROO·  +
ROO· ROOR  +
O
2
ROO·  + R·
ROOR R·
+ R·
RR Inisiasi Sekunder
ROOH RO·
+ ·OH
2ROOH RO·
+ ROO·  + H
2
O Inisiasi pengkatalisis logam
M
n+
+ ROOH
RO· +
-
OH +M
n+1+
M
n+1+
+ ROOH
ROO·  + H
+
+M
n+
Gambar 2.2. Mekanisme Autoksidasi Lipida
Langkah  pertama  adalah  inisiasi  di  mana  radikal  lipida  terbentuk  dari  lipida molekul. Abstraksi atom hydrogen oleh spesies reaktif seperti radikal hidroksil dapat
menyebabkan  inisiasi  oksidasi  lipida.  Namun,  dalam  minyak  sering  kali  ada  jejak hidroperoksida,  yang  mungkin  telah  dibentuk  oleh  aksi  lipoksigenase  sebelum  dan
selama  ekstraksi  minyak.  Inisiasi  sekunder  dengan  pemecahan  homolitik  dari hidroperoksida berlangsung pada energi reaksi yang relatif rendah dan biasanya reaksi
inisiasi  utama  terdapat  dalam  minyak  yang  dimakan.  Reaksi  ini  biasanya  dikatalisis oleh ion logam.
Setelah  inisiasi,  reaksi  propagasi  terjadi  dimana  satu  lipida  radikal  diubah menjadi  berbeda  lipida  radikal.  Reaksi  ini  umumnya  melibatkan  abstraksi  atom
hidrogen dari molekul lipida atau penambahan oksigen ke suatu alkil radikal. Entalpi
Universitas Sumatera Utara
reaksi  tersebut  relatif  rendah  dibandingkan  dengan  reaksi  inisiasi,  sehingga  reaksi propagasi terjadi dengan cepat dibandingkan dengan reaksi inisiasi.
Padatekananatmosfer,  reaksi  radikal  alkildengan  oksigen  sangat  cepat, sehingga konsentrasi radikal peroksi lebih tinggi dari radikal alkil. Abstraksi hydrogen
terjadi  secara  istimewa  pada  atom  karbon  yang  energi  disosiasinya  rendah.  Karena energi disosiasi ikatan C-H dikurangi dengan tetangga fungsi alkena, maka abstraksi
hidrogen  terjadi  paling  cepat  pada  kelompok  metilen  antara  dua  kelompok alkenadalam asam lemak tak jenuh ganda PUFA.
Para radikal yang terbentuk awalnya dari sebuah PUFA yang terdelokalisasi di lima  atom  karbon  dari  bagian  1,4-pentadienil,  dan  reaksi  dengan  oksigen  terjadi
secara  istimewa  dengan  penambahan  pada  satu  dari  karbon  akhir  struktur  ini.  Ini mengarah  pada  pembentukan  9-  dan  13-hidroperoksida  dari  asam  linoleat  seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar  2.3. Pembentukan13-hidroperoksida  dari  Asam  Linoleat  senyawa  9-
hidroperoksida merupakan produk utama yang terbentuk melalui jalur seperti diatas
Radikal alkoksi dibentuk oleh dekomposisi hidroperoksida dapat terurai untuk melepaskan  hidrokarbon  yang  mudah  menguap,  seperti  alkohol  atau.  Alkohol  dan
keton yang non volatil juga dapat terbentuk seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4.
CH
3
CH
2
CH
2
CH
2
CH
2
CH=CH-CH
2
-CH=CHCH
2 7
COOH
CH
3
CH
2
CH
2
CH
2
CH
2
CH=CH-CH-CH=CHCH
2 7
COOH
CH
3
CH
2
CH
2
CH
2
CH
2
CH-CH=CH-CH=CHCH
2 7
COOH
CH
3
CH
2
CH
2
CH
2
CH
2
CH-CH=CH-CH=CHCH
2 7
COOH OO
CH
3
CH
2
CH
2
CH
2
CH
2
CH-CH=CH-CH=CHCH
2 7
COOH OOH
Asam Linoleat
Radikal Linoleil
Radikal peroksil
13-hidroperoksida O
2
RH ROO
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4. Pembentukan Produk Sekunder dari Dekomposisi Hidrokperoksida
Aldehida volatil sangat penting sebagai kontributor aroma minyak teroksidasi, dan  heksanal  biasanya  dimonitor  dalam  menilai  pembentukan  produk  oksidasi
sekunder  selama  oksidasi  lipida.  Heksanal  biasanya  terbentuk  dalam  jumlah  yang relatif besar selama oksidasi lipida melalui 13-hidroperoksida Gambar 2.5.
Gambar  2.5.
Dekomposisi  13-Hidroperoksida  dari  Asam  Linoleat  Membentuk Heksanal
Selain  heksanal  juga  terbentuk  produk  lain  yang  mudah  menguap  dapat berkontribusi lebih dari heksanal untuk rasa aroma-tak sedap dalam penilaian sensorik
minyak  teroksidasi.  Ambang  batas  rasa  dari  beberapa  aldehida  terbentuk  pada autoksidasi asam linoleat ditampilkan pada Tabel 2.2.
RCHR + OH
O RCHR
O OH RCHO  +  R
RCHR +  R OH
RCR  +  RH O
RCR  +  ROH O
R RH
RO
CH
3
CH
2
CH
2
CH
2
CH
2
CH-CH=CH-CH=CHCH
2 7
COOH O-OH
13-hidroperoksida
CH
3
CH
2
CH
2
CH
2
CH
2
CH-CH=CH-CH=CHCH
2 7
COOH -OH
O
CH
3
CH
2
CH
2
CH
2
CH
2
CHO CH=C-CH=CHCH
2 7
COOH +
Radikal alkoksil
heksanal
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Ambang Batas Aroma Asam Linoleat yang mungkin dari Oksidasi Produk
dalam Minyak Parafin Senyawa
Ambang batas mg. Kg
-1
Heksanal 0.08 - 0.6
Heptanal 0.04 - 0.055
Oktanal 0.04 - 0.6
Trans-2-nonenal 0.04 - 0.4
Cis-2-dekenal 0.1
Trans,trans-2,4-nonadienal 0.46
Trans,cis -2,4- dekadienal 0.02
Selain dekomposisi
untuk membentuk
produk oksidasi
sekunder, hidroperoksida  yang  terbentuk  dari  asam  lemak  tak  jenuh  ganda  dapat  mengalami
oksidasi  lanjut  dari  dihidroperoksida  dan  molekul  yang  memiliki  oksigen  yang menghasilkan  cincin  seperti  hidroperoksi  epidioksida  dan  bisiklo-endoperoksida.
Mekanisme  untuk  pembentukan  hidroperoksi  epidioksida  dari-linolenat  ditunjukkan pada Gambar 2.6.
Gambar  2.6. Reaksi  12-H
idroperoksida  dari  α-  Asam  Linolenat  membentuk  9- Hidroperoksi Endoperoksida
OOH
12
OO
12
O
12
O
12
O
10
-H
O
2
, H O
10 9
OOH Hidroperoksi epidioksida
Radikal Linolenil Asam Linolenat
COOH
COOH
COOH
COOH
Universitas Sumatera Utara
2.3.4. Titik Kritis Oksidasi