b. Pajak Daerah
Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah tingkat I pajak provinsi maupun daerah tingkat II pajak kabupatenkota dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing. Contoh: Pajak Provinsi meliputi:Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan
diatas Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, serta Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan.
c. Pajak KabupatenKota meliputi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan,
Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C; dan Pajak Parkir.
2. Tarif Pajak
Salah satu unsur yang menentukan rasa keadilan dalam pemungutan pajak bagi Wajib Pajak adalah tarif pajak yang besarnya harus dicantumkan dalam UU
pajak.Besarnya tarif pajak dalam UU pajak tidak selalu ditentukan secara nilai persentase, tetapi bisa dengan nilai nominal.
Tarif pajak yang dikenal dan diterapkan menurut Suandy 2011:67 ada empat, yaitu:
a Tarif Tetap Tarif tetap adalah tarif pajak yang jumlah nominalnya tetap walaupun dasar
pengenaan pajaknya berbedaberubah, sehingga jumlah pajak yang terutang selalu tetap.
Contoh: Bea materai untuk cek dan bilyet giro, berapa pun nominalnya dikenakan Rp. 1.000.
b Tarif Proporsional Tarif proporsional atau sebanding adalah tarif pajak yang merupakan presentase
yang tetap, tetapi jumlah pajak yang terutangakan berubah secara proporsional dengan dasar pengenaan pajaknya.
c Tarif Progresif Tarif progresif adalah tarif pajak yang presentasenya semakin besar jika dasar
pengenaan pajaknya meningkat. Jumlah pajak yang terutang akan semakin berubah sesuai dengan perubahan tarif dan perubahan dasar pengenaan pajaknya.
Tarif progresif ini dapat dibedakan menjadi tiga, antara lain: 1. Tarif progresif-proporsional
Tarif pajak ini merupakan tarif pajak yang presentasenya semakin besar jika dasar pengenaan pajaknya meningkat dan besarnya peningkatan dari tarifnya sama
besar. Jumlah pajak yang terutang akan berubah sesuai dengan perubahan tarif dan perubahan dasar pengenaan pajakanya. Tarif progresif-proporsional masih dapat
dibagi menjadi dua, yaitu: tarif progresif-proporsional absolut dan tarif progresif- proporsional berlapisan.
2. Tarif progresif-progresif Tarif pajak ini adalah tarif pajak yang persentasenya semakin besar jika dasar
pengenaan pajaknya meningkat dan besarnya peningkatan tarifnya semakin besar. Jumlah pajak yang terutang akan berubah sesuai dengan perubahan tarif dan
berubahan dasar pengenaan pajaknya. Tarif progresi-progresif masih dapat dibagi
menjadi dua, yaitu: tarif progresif-progresif absolut dan tarif progresif-progresif berlapisan.
3. Tarif progresif-degresif Tarif pajak ini adalah tarif pajak yang persentasenya semakin besar jika dasar
pengenaan pajaknya meningkat dan besar peningkatan tarifnya semakin kecil. Jumlah pajak yang terutang akan berubah sesuai dengan perubahan tarif dan perubahan dasar
pengenaan pajaknya. Tarif progresif-degresif masih dapat dibagi menjadi dua, yaitu progresif-degresif absolut dan progresif-degresif berlapisan.
d Tarif Degresif Tarif degresif dalah tarif pajak yang presentasenya semakin kecil jika dasar
pengenaan pajaknya meningkat. Jumlah pajak yang terutang akan berubah sesuai dengan perubahan tarif dan perubahan dasar pengenaan pajaknya.
Tarif degresif ini dapat dibedakan menjadi tiga, sebagai berikut: 1. Tarif degresif-proporsional
Tarif degresif-proporsional adalah tarif pajak yang persentasenya semakin kecil jika dasar pengenaan pajaknya meningkat dan besarnya penurunan dari tarifnya sama
besar. Jumlah pajak yang terutang akan berubah sesuai dengan perubahan tarif dan perubahan dasar pengenaan pajaknya. Tarif degresif-proporsional masih dapat dibagi
menjadi dua, yaitu : Tarif degresif-proporsional absolut dan Tarif degresif- proporsional berlapisan. Dalam praktiknya, tarif degresif ini tidak digunakan karena
tidak memenuhi asas keadilan. 2. Tarif degresif-progresif