menjadi dua, yaitu: tarif progresif-progresif absolut dan tarif progresif-progresif berlapisan.
3. Tarif progresif-degresif Tarif pajak ini adalah tarif pajak yang persentasenya semakin besar jika dasar
pengenaan pajaknya meningkat dan besar peningkatan tarifnya semakin kecil. Jumlah pajak yang terutang akan berubah sesuai dengan perubahan tarif dan perubahan dasar
pengenaan pajaknya. Tarif progresif-degresif masih dapat dibagi menjadi dua, yaitu progresif-degresif absolut dan progresif-degresif berlapisan.
d Tarif Degresif Tarif degresif dalah tarif pajak yang presentasenya semakin kecil jika dasar
pengenaan pajaknya meningkat. Jumlah pajak yang terutang akan berubah sesuai dengan perubahan tarif dan perubahan dasar pengenaan pajaknya.
Tarif degresif ini dapat dibedakan menjadi tiga, sebagai berikut: 1. Tarif degresif-proporsional
Tarif degresif-proporsional adalah tarif pajak yang persentasenya semakin kecil jika dasar pengenaan pajaknya meningkat dan besarnya penurunan dari tarifnya sama
besar. Jumlah pajak yang terutang akan berubah sesuai dengan perubahan tarif dan perubahan dasar pengenaan pajaknya. Tarif degresif-proporsional masih dapat dibagi
menjadi dua, yaitu : Tarif degresif-proporsional absolut dan Tarif degresif- proporsional berlapisan. Dalam praktiknya, tarif degresif ini tidak digunakan karena
tidak memenuhi asas keadilan. 2. Tarif degresif-progresif
Tarif degresif-progresif adalah tarif pajak yang persentasenya semakin kecil jika dasar pengenaan pajaknya meningkat dan besarnya penurunan dari tarifnya semakin
besar. Jumlah pajak yang terutang akan berubah sesuai dengan perubahan tarif dan perubahan dasar pengenaan pajaknya. Tarif degresif-progresif masih dapat dibagi
menjadi dua, yaitu tarif degresif-proporsional absolut dan tarif degresif-progresif berlapisan.
3. Tarif degresif-degresif Tarif degresif-degresif adalah tarif pajak yang persentasenya semakin kecil jika
dasar pengenaan pajaknya meningkat dan besarnya penurunan dari tarifnya semakin kecil. Jumlah pajak yang terutang akan berubah esuai dengan perubahan tarif dan
perubahan dasar pengenaan pajaknya. Tarif degresif-degresif masih dapat dibagi menjadi dua, yaitu tarif degresif-degresif absolut dan tarif degresif-degresif
berlapisan.
D. OBJEK DAN SUBJEK PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PKB 1. Objek Pajak Kendaraan Bermotor
Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor. Termasuk dalam Objek adalah di semua jenis jalan darat, antara
lain di kawasan bandara, pelabuhan laut, perkebunan, kehutanan, pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, dan sarana olahraga dan rekreasi. Pengertian
kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor meliputi kepemilikan dan atau
penguasaan kendaraan bermotor yang berdasarkan jenis kendaraan, merek kendaraan, besarnya isi silinder cc, dan tahun pembuatan.
2. Subjek Pajak Kendaraan Bermotor
Subjek Pajak adalah Orang pribadi dan Badan Usaha yang memiliki dan atau menguasai kendaraan bermotor. Sementara itu, yang menjadi wajib pajak adalah
orang pribadi atau badan yang memiliki kendaraan bermotor. Jika wajib pajak berupa badan, kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa badan tersebut.
Dengan demikian, pada pajak kendaraan bermotor subjek pajak sama dengan wajib pajak, yaitu orang pribadi atau badan yang memiliki dan atau menguasai
kendaraan bermotor. Dalam menjalankan kewajiban perpajakannya, wajib pajak diwakili oleh pihak tertentu yang diperkenankan oleh undang-undang dan peraturan
daerah tentang Pajak Kendaraan Bermotor PKB. Wakil wajib pajak bertanggung jawab secara pribadi dan atau secara tanggung renteng atas pembayaran pajak
terutang. Selain itu, wajib pajak dapat menujukkan seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya.
E. DASAR PENGENAAN, TARIF, DAN CARA PERHITUNGAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PKB
1. Dasar Pengenaan PKB
Dasar pengenaan PKB dihitung sebagai unsur pokok yaitu : Nilai Jual Kendaraan Bermotor NJKB yaitu nilai jual kendaraan bermotor
yang diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor
sebagaimana tercantum dalam tabel Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang berlaku. Jika harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor tidak diketahui, NJKB
ditentukan berdasarkan faktor-faktor berikut ini : a. Besarnya Isi silinder, yaitu isi ruang yang berbentuk bulat torak pada mesin
kendaraan bermotor yang ikut menentukan besarnya kekuatan mesin dan atau satuan daya.
b. Penggunaan kendaraan bermotor. c. Jenis kendaraan bermotor.
d. Merek kendaraan bermotor. e. Tahun pembuatan kendaraan bermotor.
f. Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang diizinkan. g. Dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor tertentu.
Faktor-faktor di atas tidak harus semuanya digunakan dalam menghitung Nilai Jual Kendaraan Bermotor NJKB. Faktor di atas disesuaikan dengan kondisi
daerah yang memberlakukan PKB tersebut. Dasar pengenaan PKB yang melampaui NJKB ditetapkan dengan Keputusan
Gubernur berdasarkan yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. Untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar dasar pengenaan pajak adalah perkalian
tarif, klasifikasi kendaraan umum dan bukan umum, dan nilai jual yang ditetapkan oleh Gubernur.