Pengertian,Sasaran,dan Tujuan

Metode dakwah artinya cara-cara yang dipercayakan untuk seorang da’i untuk menyampaikan materi yaitu al-Islamserentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Sumber metode dakwah yang terdapat di dalam Al-Quran menunjukkan ragam yang banyak, seperti “hikmah, nasihat yang benar dan mujadalahdiskusiberbantah dengan cara paling baik” QS. Al-Nahl:125, dengan kekuatan anggota tubuh tangan dengan mulut lidah, dan maka dengan hati Hadist Riwayat Muslim. 20

5. Media dakwah Islam

Media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk menayampaikan materi dakwah, pada zaman modern umpamanya: televisi, video, kaset dan rekamanan, majalah, surat kabar yang seperti tersebut diatas, termasuk melalui berbagai macam mencari nafkah dalam sektor kehidupan.

a. Pesan Dakwah Islam

Pesan dakwah, tidak lain adalah ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan hadist, yang dilengkapi dengan : 1 Aqidah Secara bahasa Aqidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti mengikat dengan kuat. Ia juga bermakna kokoh dan kuat, saling berpegangan dan saling berkaitan erat, permanent dan utuh. ‘Aqd juga bermakna janji dan pengukuhan sumpah. Segala sesuatu yang diyakini di dalam hati secara pasti juga disebut Aqidah. 21 Aqidah dalam istilah umum berarti keyakinan yang pasti dan keputusan yang final yang tidak ada keraguan didalam hati. Demikianlah makna aqidah dalam pengertian yang umum, tanpa melihat kepada bentuk keyakinan yang diyakini, apakah haq maupun batil. Disebut aqidah karena sesuatu yang diyakini itu diikat kuat dalam hati. Yang dimaksud dengan aqidah Islam adalah keyakinan yang pasti kepada Allah, kepada uluhiyah, rububiyah dan kepada asma’ dan sifat- sifat-Nya, beriman kepada para malaikat, kitab-kitab suci-Nya, para 20 Ibid ,hal.32-35. 21 Nashir Abdul Karim Al-Aql, Gerakan Dakwah Islam , Studi Kritis tentang Gerakan Dakwah Kontemporer ,Jakarta : Penerbit Buku Al-Sunnah Wal-Jama’ah,2003,cet.1,hal.8 rasul-Nya, hari kemudian dan taqdir baik maupun yang buruk, juga beriman kepada segala yang diberitakan oleh nash-nash shahih tentang dasar-dasar agama ushuluddin, perkara ghaib, dan beriman kepada apa yang telah menjadi consensus ijma’ as-Salaf ash-Shalih dan berserah diri kepada Allah di dalam mematuhi hukum, perintah, taqdir dan syari’at-Nya serta berserah diri kepada Rasul-Nya dengan merealisasikan kepatuhan, bertahkim berhukum dan berittiba’ mengikuti kepadanya. 22 Selain itu aqidah atau tauhid pengesaan Tuhan adalah landasan pertama bagi gambaran citra Islam karena ia merupakan hakekat- terpokok didalam aqidah Islam. Akan tetapi tauhid juga merupakan salah satu ciri khusus gambaran citra Islam. Dan dalam semua urusan kehidupan itu manusia harus mau menerima tuntunan dari Allah-sendiri; manusia harus menghambakan diri semata-mata hanya kepada Allah, dengan mentaati tuntunan-Nya, syari’at-Nya dan tatanan yang telah ditentukan-Nya.Manusia harus dan wajib beribadah hanya kepada Allah semata-mata, baik ibadah dalam bentuknya yang ritual maupun ibadah dalam bentuk amal perbuatan di dalam kehidupannya. Jadi, Aqidah Islamiyah adalah: Keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan ta’at kepada-Nya, beriman kepada Malaikat- Malaikat-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Kitab-Kitab-Nya, hari akhir, taqdir baik dan buruk. a Imam kepada Allah : Ialah kita meyakini sesungguhnya Allah Swt mempunyai sifat: wujud, terdahulu, kekal, berbeda dengan makhluk, berdiri sendiri, esa, hidup, mengetahui, kuasa, berkehendak, mendengar, melihat, dan berfirman. 22 Ibid , h. 8. b Imam kepada Malaikat : Adalah suatu bentuk yang halus yang dijadikan dari cahaya. Mereka tidak makan dan tidak minum. Malaikat adalah hamba- hamba yang mulia.Mereka tidak durhaka kepada-Nya dan mereka selalu melaksanakan apa yang diperintahkan. 23 c Imam kepada kitab – kitab Allah Swt : Yaitu meyakini sesungguhnya Allah Swt mempunyai kitab-kitab yang telah diturunkan kepada para nabi-Nya. Dan Allah menjelaskan dalam kitab itu perintah dan larangan-Nya, janji dan ancaman-Nya. Kitab suci itu adalah firman Allah yang sebenarnya, yang datang dari Allah dengan tanpa diketahui caranya, merupakan firman yang diturunkan sebagai wahyu. Di antara kitab-kitab itu adalah : Taurat,Zabur, Injil dan Al-Qur’an. 24 d Imam kepada Para Rasul : Rasul yang diutus karena rahmat dan anugerah diri-Nya, untuk memberi kabar gembira berupa pahala bagi orang yang berbuat baik, dan menimbulkan rasa takut dengan siksa bagi orang yang berbuat kejelekan, dan memberi keterangan kepada manusia apa yang mereka butuhkan untuk kepentingan agama dan dunia, dan memberi faedah kepada mereka apa yang dapat menyampaikan kepada derajat yang mulia. Allah menguatkan para rasul itu dengan bukti-bukti yang nyata, dan mukjizat yang gemilang. Rasul pertama ialah Adam dan yang terakhir adalah Nabi Muhammad SAW. e Imam kepada hari akhir : Hari akhir itu adalah hari yang sangat dahsyat. Seolah-olah anak kecil menjadi beruban. Pada hari itu, manusia dibangkitkan dari kubur mereka, dikumpulkan di satu tempat untuk dihisab amalnya,kemudian 23 Syeikh Thahir bin Saleh Al-Jazairi, Jawahirul Kalamiyah Ilmu Tauhid, Pekalongan : Raja Murah,2000,cet. 2 hal.20-23 24 Ibid , hal.20-23. berakhir perkara mereka itu dengan memperoleh kenikmatan atau siksa. 25 Adapun yang dimaksud beriman kepada hari akhir ialah membenarkan bahwa sesungguhnya hari akhir itu pasti datang,dan akan tampak jelas segala apa yang disebutkan dalam Qur’an dan Hadist tentang keadaannya. f Imam kepada Qadha dan Qadar : Dengan meyakini Sesungguhnya semua perbuatan manusia,baik perbuatan itu termasuk ikhtiar, seperti; berdiri, duduk, makan dan minum, maupun karena terpaksa, seperti jatuh, dan sebagainya, itu terjadi karena iradat kehendak dan takdir Tuhan sejak zaman azali, dan Allah mengetahuinya sebelum waktu terjadinya. Dan mengimani seluruh apa-apa yang sudah shahih tentang Prinsip- Prinsip Agama Ushuluddin, perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ kon-sensus dari Salafush Shalih 26 , serta seluruh berita-berita qath’i pasti, baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut al-Qur-an dan as- Sunnah yang shahih serta ijma’ Salafush Shalih. 2 Syari’ah Secara etimologis lughawi syari’ah berarti “jalan ke tempat pengairan” atau “jalan yang harus diikuti”, atau “tempat lalu air sungai”. Arti terakhir ini digunakan orang Arab sampai sekarang.Kata Syari’ah muncul dalam beberapa ayat Al-Qur’an seperti pada surat Al-Maidah 5:48; ☺ ☺ 25 Ibid , h. 57. 26 http : almanhaj.or.idindex.php?action=morearticleid = 1074 bagian=0 ☺ ☺ ⌧ ☯ ⌧ ☺ ☺ Artinya : Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab- kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian, terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti- hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu[, kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu, Maksudnya: Al Quran adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya. Maksudnya: umat nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat yang sebelumnya. Al-Syura 42:13; Artinya : Dan karenanya sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku Maka utuslah Jibril kepada Harun. Maksudnya: agar Harun itu diangkat menjadi Rasul untuk membantunya.