Soekarno Dibawah Asuhan Tjokroaminoto
Sebagai seorang pemimpin Sarekat Islam, Tjokroaminoto banyak dikunjungi oleh tamu-tamu dari partai lain dan antar pemimpin cabang Sarekat
Islam, terkadang mereka menginap untuk beberapa hari, hal ini merupakan kesempatan baik bagi Soekarno untuk dapat mendengarkan percakapan mereka
tentang politik dalam negeri, bahkan sering sekali Soekarno diajak pergi untuk menemani Tjokroaminoto ke pertemuan-pertemuan, pidato, dan rapat.
Tidak salah jika Soekarno mengatakan bahwa Tjokroaminoto yang sangat mempengaruhi hidupnya dan merupakan orang pertama yang tersebar diantara
beberapa gurunya yang telah membentuk kepribadiannya,
9
Semasa diasuh oleh Tjokroaminoto, Soekarno mengenal Utari salah satu putri dari Tjokroaminito yang
menjadi istri Soekarno, bersama teman seasramanya, seperti: E.F.E Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, Agus Salim, Muso, Alimin, Darsono, dan
Soekarno pernah mendapat pendidikan politik dari Tjokroaminoto. Pada umur 16 tahun Soekarno mendirikan perkumpulan politik yang
pertama yaitu, Tri Koro Darmo Yang berarti ‘’Tiga Tujuan Suci’’ yang melambangkan kemerdekaan politik, ekonomi dan sosial yang berdasarkan suatu
organisasi sosial yang berlandaskan kebangsaan,
10
setelah Soekarno berhasil menyelesaikan studinya di HBS pada tahun 1921 dan mendapat pengalaman serta
asuhan yang kuat dalam bidang politik dan organisasi dari lingkungan keluarga Cokroaminoto, kemudian Soekarno melanjutkan studinya ke sekolah teknik
Tehnisehe Hooge School, sekarang ITB Bandung.
9
Tasmadi et al, Tokoh-Tokoh Pemikiran Paham Kebangsaan, h. 12
10
Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, h. 54-56
C . Soekarno Di Bandung
Setelah Soekarno berhasil menyelesaikan studinya di HBS Hoogere Burger School di Surabaya pada tahun 1921, Soekarno melanjutkan studinya ke
sekolah teknik Tehnisehe Hooge School, di Bandung, sekarang ITB.
11
Minggu terakhir bulan Juni tahun 1921 Soekarno memasuki Kota Bandung dan tinggal
dirumah H. Sanusi, itu hasil dari usaha Tjokroaminoto, disinilah Soekarno mengenal Inggit Garnasi.
12
Soekarno diterima di sekolah teknik Tehnisehe Hooge School, atau ITB di Bandung dalam tahun akademis kedua 1921-1922, menggunaka nama “Raden
Soekarno”, dan memperoleh ijazahnya sebagai insinyur dengan bagan gambaran rencana untuk suatu instalasi pelabuhan,
13
dan jalan saluran air, ditambah dengan teorinya tentang perencanaan suatu kota.
14
Dalam kuartal ketiga tahun 1926, untuk menyelesaikan studinya Soekarno memakan waktu satu tahun lebih lama dari pada yang sudah ditetapkan dengan
resmi yaitu empat tahun, dikarenakan setelah diterima sebagai mahasiswa beliau terpaksa meninggalkan Bandung, sebab dalam kuartal ke empat 1921
Tjokroaminoto yang sementara itu menjadi mertuanya telah ditangkap,
15
karena para pembesar Hindia Belanda berkeyakinan pemogokan di Garut dipupuk oleh
Sarekat Islam dan menangkap Tjokroaminoto.
16
Dengan kejadian itu, Soekarno kembali ke Surabaya bersama istrinya Utari untuk membantu kekurangan keluarga Tjokroaminoto dan urusan rumah
11
Tasmadi et al, Tokoh-Tokoh Pemikiran Paham Kebangsaan Ir. Soekarno dan KH. Amad Dahlan, h. 13
12
Cndy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, h. 69-71
13
Bernhard Dahm, Sukarno dan Perjuangan kemerdekaan, LP3S Jakarta 1987, h. 52
14
Cndy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, h. 92
15
Bernhard Dahm, Sukarno dan Perjuangan Kemerdekaan, h. 52
16
Cndy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, h. 73
tangganya, untuk itu beliau bekerja sebagai klerek juru tulis di Stasiun Kereta Api, dengan kedudukannya sebagai ‘’Raden Soekarno’’, di tempatkan di kantor
kelas satu, Tugas utama Soekarno ialah membuat daftar gaji untuk para pekerja,
dengan bekerja seharian penuh Soekarno tidak ada waktu untuk mengulangi pelajarannya, akan tetapi ada baiknya, karena tempat yang luar biasa ramainya ini
menjadi tempat keluar masuk Kereta Api yang datang dari kota-kota lain seperti Madiun, Yogja, Malang, Bandung, sehingga Soekarno dapat berhubungan dengan
orang-orang sekitar sana yang keluar masuk Stasiun Kereta Api, disamping itu Soekarno tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menaburkan bibit
Nasionalisme. Dengan bekerja sebagai klerek Soekarno mendapatkan gaji pada waktu itu
sebesar 165 rupiah sebulan, 125 diserahkan kepada keluarga Tjokroaminoto dan tak sesering mungkin Soekarno mengajak Utari dan Anwar menonton film atau
dibelikannya barang-barang kecil seperti kartu pos bergambar dengan sisa uang 40 rupiah itu.
Disamping itu Soekarno menjalankan tugas sebagai orang tua mereka dengan menggantikan Tjokroaminoto untuk sementara waktu, yaitu dengan
memberikan pakaiannya yang Soekarno pakai, menjaga disiplin mereka, menyunatkan Anwar, mencari obat, mencari kiyai, menyelenggarakan selametan,
dan mengajarkan mereka menggambar. Akhirnya Tjokroaminoto dibebaskan bulan April 1922 setelah tujuh bulan
ditahan,
17
setelah itu, Soekarno kembali lagi ke Bandung bersama Utari pada
17
Cndy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, h. 75-76
permulaan tahun 1922, dimana Soekarno dapat memusatkan perhatiannya kepada studinya tanpa ada gangguan.
Selama Soekarno belajar di Bandung, jumlah mahasiswa baru yang diterima di Universitas itu, dikelompokan menurut kebangsaan mereka, adalah
sebagai berikut: Tabel Penerimaan Mahasiswa baru di Sekolah Teknik Tinggi
18
Tahun Eropa
Indonesia Cina, dan sebagainya
19201921 22 2
4 19211922 29
6 2
19221923 30 8
4 19231924
10 5
3 19241925 20
8 2
19251926 10 3
1 Total 121
32 16
sebelum kembali ke Bandung, Soekarno menyerahkan Utari kepada Tjokroaminoto atau bercerai dengan Utari dan kembali ke Bandung ditahun 1922,
ditahun 1923 pada waktu itu umur Soekarno 21 tahun sebagai mahasiswa tingkat dua menikah dengan Inggit Garnasi
19
Marhaenisme berawal dari sebuah idiologi dan ilham politik, yang menurutnya suatu dasar pergerakan, dalam kenyataannya berwujud sosialisme dan
Indonesia. Dalam perkataan Marhenisme adalah suatu lembaga dari penemuan kembali kepribadian nasionalisme yang berpegang teguh pada nama ini dan
18
Bernhard Dahm, Sukarno dan Perjuangan Kemerdekaan, h. 52-53
19
Adams, Sukarno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, h. 80
mengisinya dengan pengertian-pengetian polotik hingga menjadi pembimbing ilham politik, ini terjadi tahun 1922-1923.
20
Lahirnya marhaenisme suatu ketika, Soekarno berjalan-jalan
menggunakan sepedanya didaerah persawahan Bandung Selatan, ditempat itu beliau bertemu dengan seorang petani muda yang hidup dalam kemiskinan, ia
memiliki sawah dan alat-alat pertanian sendiri, petani ini bernama Marhaen. Nama Marhaen digunakan terhadap kelompok bangsa Indonesia yang memiliki
alat-alat produksi sendiri tetapi tetap dililit kemiskinan akibat penjajahan bangsa asing.
21
Di tahun 1922 di adakan rapat Radicale Concentraite di lapangan terbuka kota Bandung, ini sebuah rapat besar yang diorganisir oleh seluruh organisasi
kebangsaan yang dihadiri wakil-wakil dari setiap partai dengan tujuan, yaitu memprotes berbagai persoalan sekaligus.
22
Rapat ini diawasi oleh P. I. D. Politieke Inlichtingen Dienst, atau Polisi Rahasia Belanda, sama dengan intel yang bertugas mengawasi dan memperingati
pembicaraan yang dianggap menyerempet hal-hal yang tidak diperkenankan.
23
Selama menjadi Mahasiswa di Bandung, Soekarno terlalu banyak mencurahkan waktu untuk pemikiran politik, tidak dapat diharapkan untuk
menjadi seorang mahasiswa yang gemilang, karena Soekarno tidak begitu kuat dalam ilmu pasti, beliau lebih suka menggambar arsitektur karena menurutnya itu
menarik.
20
Cindy Adams, Sukarno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, h. 82
21
Ensiklopedi Nasional Indonesia, PT. Delta Pamungkas, Jakarta 2004, jilid 15, h. 312
22
Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, h. 86
23
Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa, Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66. H. Maulwi Saelan. Visi Media, h.12
Soekarno pernah berbuat curang dalam pelajaran Klienste Vierkanten, derngan cara teman-temannya menempatkan kertasnya sedemikian rupa disudut
bangku, sehingga Soekarno dengan mudah menyalin jawabannya, akan tetapi dalam ujian itu Soekarno hanya mendapatkan nilai tiga.
24
Setelah lulus kuliah, Soekarno disediakan jabatan asisten dosen lalu beliau menolaknya, ditawarkan pekerjaan pemerintahan kota beliau menolaknya, Prof.
Ir. Wolf Schoemaker menawarkan bekerja untuk pemerintah, beliau menolaknya dengan alasan konsep Tuan didasarkan pada semangat pedagang rempah-rempah
Belanda. Sekali lagi Prof. Ir. Wolf Schoemaker meminta kepada Soekarno untuk
dibuatkan satu rumah Bupati, oleh karena Soekarno menghargai dan menghormati Prof. Ir. Wolf Schoemaker, lalu Soekarno menerima permintaan itu dengan
dibuatkannya rencana Kabupaten, akan tetapi, pekerjaan ini adalah pekerjaan yang pertama dan terakhir Soekarno bekerja kepada pemerintahan.
Kemudian Departemen Pekerjaan Umum menawarkan kedudukan tetap kepada Soekarno, tetapi beliau pun menolaknya dengan alasan bahwa saya
memperjuangkan non koperasi, sebenarnya waktu itu Soekarno sangat membutuhkan pekerjaan dan uang, karena semenjak lulus kuliah bantuan dari
keluarganya sudah tidak ada lagi. Akhirnya Soekarno bekerja di Sekolah Yayasan Ksatrian yang
diselenggarakan oleh pemimpin kebangsaan yaitu: Dr. Setiabudi, Soekarno bekerja sebagai guru pengajar dibidang sejarah dengan jumlah 30 orang siswa,
salah satunya Anwar Tjokroaminoto.
24
Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, h. 86-91
Pada waktu mengajar Soekarno mendapatkan kesulitan dikarenakan Soekarno tidak berhasil mendekati metode yang resmi, dengan gayanya dan
caranya sendiri Soekarno mengajar, dalam hal mengajar Soekarno tidak menyesuaikan teori, Soekarno lebih berpegangan pada pengertian sejarah dari
pada mengajarkan nama-nama, tahun dan tempat, yang hanya terpusat pada fakta- fakta.
Sukarno hanya berfalsafah saja kepada anak didiknya dalam menjelaskan suatu peristiwa sejarah, Soekarno menjelaskan secara Sandiwara, tidak
memberikan pengetahuan secara dingin dan kronologis, pada akhirnya Soekarno pun dikritik dalam cara pengajarannya oleh pemilik sekolah bangsa Belanda.
Menurut pendapatnya, “Soekarno bukan pengajar terbaik yang pernah dilihatnya dan tidak mempunyai masa depan yang baik dalam pekerjaan”, dengan
kejadian itu berakhirlah karir Soekarno sebagai guru.
25
Pada tanggal 26 Juli 1926 Soekarno membuka biro teknik, beliau bekerja sama dengan seorang teman kelasnya Ir. Anwari.. Ditahun yang sama, Soekarno
pun mulai berkhotbah tentang Nasionalisme terpimpin yang memberikan teori tentang kesadaran nasional dan mendidiknya dengan teori persamaan hak dan
menghabisi sistem Feodalisme. Feodalisme menurut Soekarno adalah kepunyaan masa lalu yang sudah dikubur dan Feodalisme bukan kepunyaan Indonesia dimasa
yang akan datang, karena begitu terikat dalam persoalan politik yang kurang memikirkan biro tekniknya, maka mengalami kemerosotan dan mati.
26
Dalam bidang politik Soekarno seorang nasionalis, dalam kepercayaan Soekarno seorang yang beragama, tetapi Soekarno mempunyai kepercayaan yang
25
Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, h. 93-96
26
Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, h. 97-102
bersegi tiga. Dalam bidang ideologi, ia seorang sosialis,demokrat dan orang kiri yang menghendaki perubahan kekuasaan kapitalis, imperialis yang ada pada
waktu itu. Soekarno berlatarbelakang Jawa mistik dari neneknya, dari bapaknya
datang Theosofisme dan Islamisme, dari ibunya Hinduisme dan Buddhisme, sarnia seorang pengasuh Soekarno dimasa kanak-kanak memberikan Humanisme, dari
Cokroaminoto datang sosialisme, dan dari kawan-kawannya datang nasionalisme. Soekarno menambah renungan-renungan dari Karl Marxisme dan Thomas
Jeffersonisme, belajar ekonomi dari Sun Yat Sen, belajar kebaikan dari Gandhi. Soekarno tumbuh dari Sarekat Islam, di Bandung tahun 1926, Soekarno
bergabung ke dalam Studenten Club yang disponsori oleh Universitas, setelah keluar dari Studenten Club mendirikan Perkumpulan Studi, sebagai bahan
bacaannya ialah “Handelingen der Tweede Kamer van de Staten Generaal” kegiatan Tweede Kamer dari Staten General Negri Belanda yang diperoleh dari
perpustakaan. Sampai pada waktunya ditahun 1927 yaitu tahun kematangan dan kesiapan
Soekarno untuk terjun ke dunia politik, maka beliau mendirikan PNI Partai Nasional Indonesia sebagai kendaraan politiknya.
27
27
Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, h. 100-103
BAB IV
Soekarno Dalam Perjuangan Kemerdekaan RI 1942-1945