berdaging-buah merah. Perbedaan dari varietas tersebut terletak pada buah, dimana pada P. guajava berdaging-buah merah memiliki daging-buah bewarna merah apabila buahnya
telah masak sedangkan P. guajava berdaging-buah putih tetap memiliki daging-buah bewarna putih walau buahnya telah masak; dan helaian daun dari P. guajava berdaging-
buah merah lebih halus dibandingkan dengan helaian daun P. guajava berdaging-buah putih Adnyana et al, 2004.
a b
Gambar daun dan buah P. guajava berdaging-buah putih a dan P. guajava berdaging- buah merah b.
Sumber: http:.google.co.id
Klasifikasi dari tanaman jambu biji Psidium guajava L. menurut Benson 1957 adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.
2.9 Kandungan Kimia P. guajava
Di antara berbagai jenis buah, jambu biji mengandung vitamin C yang paling tinggi dan cukup mengandung vitamin A. Sebagian besar vitamin C jambu biji terkonsentrasi pada
kulit dan daging bagian luarnya yang lunak dan tebal. Kandungan vitamin C jambu biji mencapai puncaknya menjelang matang. Dalam jambu biji juga ditemukan likopen, yaitu
Universitas Sumatera Utara
zat gizi potensial selain serat. Likopen adalah karotenoid pigmen penting dalam tanaman yang terdapat dalam darah 0,5 mol per liter darah serta memilki aktifitas
antioksidan Kumalaningsih, 2006.
Daun jambu biji mengandung zat-zat penyamak psitadin sekitar 9, minyak atsiri berwarna kehijauan yang mengandung eugenol sekitar 0,4, minyak lemak 6,
damar 3 dan garam-garam mineral Kartasapoetra, 1988.
2.10 Manfaat P. guajava
P. guajava yang termasuk famili Myrtaceae digunakan sebagai minuman kesehatan. Daunnya mengandung senyawa fenolat yang dapat menghambat peroksidasi dalam
tubuh, oleh karena itu dapat diharapkan untuk mencegah berbagai macam penyakit kronis seperti diabetes, kanker, dan penyakit hati Qiant Venant, 2004. Daun P. guajava juga
mengandung senyawa tannin 9-12, minyak atsiri, minyak lemak dan asam malat, daun jambu biji mempunyai khasiat sebagai anti diare, astringen, obat sariawan dan
menghentikan pendarahan Adnyana et al, 2004.
Ekstrak etanol daun jambu biji daging-buah putih dan jambu biji daging-buah merah telah diuji aktivitas terhadap bakteri E. coli, S. dysenteriae, S. flexneri, dan S. typhi
dan uji anti diare dengan metode proteksi terhadap diare imbasan-minyak jarak dan metode transit intestinal pada mencit. Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih
memiliki kemampuan hambat bakteri yang lebih besar daripada jambu biji daging buah merah KHM terhadap Escherichia coli 60 mgml vs 100 mgml, Shigella dysenteriae
30 mgml vs 70 mgml, Shigella flexneri 40 mgml vs 60 mgml, dan Salmonella typhi 40 mgml vs 60 mgml. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada konsistensi feses,
berat total feses, waktu munculnya diare, lamanya diare, dan kecepatan transit usus untuk kedua ekstrak uji dibandingkan dengan kelompok kontrol Adnyana et al, 2004.
Selain daunnya, buah jambu biji terutama dari jenis berwarna merah sering digunakan untuk mengobati penyakit demam berdarah. Jus jambu ini dapat meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
nilai trombosit penderita demam berdarah, namun sampai ini belum diketahui senyawa yang dapat meningkatkan trombosit. Sedangkan senyawa kimia yang terkandung di
dalam buah jambu ini adalah benzaldehid, D-ribosa, Larabinosa, D-ramnosa, D-glukosa, D-galaktosa D-fruktosa dan sukrosa Yuliani et al, 2003. Aktivitas dari antioksidan
yang merupakan senyawa fenolat yang terstruktur molekulnya lebih khusus sehingga dapat mengikat beberapa senyawa radikal bebas yang terdapat dalam tubuh Qiant
Venant, 2004. Jambu biji dikonsumsi untuk status antioksidan dan lipid yang dimanfaatkan. Dengan demikian dapat mengurangi resiko penyakit yang disebabkan oleh
aktifitas radikal bebas dan kolesterol yang tinggi dalam darah Ajfand, 2006.
BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian